Brak!
Lisa menutup pintu mobilnya setelah dia membantu Jennie turun dari mobil, setelah itu dia membantu Jennie melangkah menaiki beberapa anak tangga di depan pintu utama rumah yang tidak lain adalah tempat tinggal Jennie.
Meski bukan dia yang menabrak tapi karena yang menabrak adalah sopirnya Lisa merasa harus bertanggung jawab, selain membawa Jennie ke rumah sakit dia pun menunggu dan mengantar Jennie hingga Jennie sampai di rumah.
"Sekali lagi saya minta maaf miss, maaf karena kelalaian saya jadi anda terluka." Ucap si sopir.
"Tidak masalah, saya juga tidak hati-hati karena menyebrang tanpa melihat rambu, terima kasih juga karena sudah mengantar sampai rumah." Jawab Jennie.
Si sopir hanya mengangguk, dia menyerahkan tas milik Jennie yang sengaja dia bawakan karena Jennie melangkah seraya menggenggam tongkat dan lengan Lisa.
"I-ini obatnya miss." Lisa memberikan paper bag berisi obat milik Jennie
Jennie mengangguk dan menerima, "Terima kasih."
Lisa mengangguk tapi ingat jika gadis di hadapannya adalah seorang guru saat berpamitan dia membungkuk hormat sekilas, tidak peduli Jennie bukan gurunya tapi menghormati guru adalah hal wajib yang selalu di lakukan oleh para pelajar di Korea Selatan.
Setelah berpamitan Lisa berbalik lalu melangkah ke arah mobilnya, dia takut, malu, canggung dan gugup dalam satu waktu bersamaan jadi dia tidak ingin berlama-lama di sana, sopir pun bergegas mengikuti Lisa bahkan dia sedikit berlari karena harus membukakan pintu mobil untuk Lisa.
"Anak mommy." Ledek Jennie, dia menggeleng saat melihat sopir membukakan pintu mobil untuk Lisa.
Dari mobil jelas terlihat jika Lisa bukan pelajar biasa, Jennie bisa menebak jika Lisa turunan chaebol meski pun penampilan Lisa tidak menunjukan itu, bahkan penampilan Lisa terkesan sederhana dan sangat culun.
Karena kakinya terasa berdenyut dengan perlahan Jennie berbalik, dia akan membuka pintu rumah namun dia tersentak karena pintu rumah terbuka dari dalam lebih dulu.
"Irene!" Bentak Jennie.
"Kau ini sedang birahi? Bukan berterima kasih karena aku membukakan pintu tapi malah marah-marah." Jawab seorang gadis bernama Irene itu.
Jennie membuang nafas lemah, "hah.. berisik, beri aku jalan, aku mau masuk." Jawabnya.
Irene mengangguk lalu bergeser, tapi melihat Jennie berjalan terpincang bahkan memakai tongkat membuat dia mengerutkan kening, setelah Jennie masuk dia segera menutup pintu dan mengikuti Jennie ke dalam.
"Eh, Jen.. kenapa?" Tanya seorang gadis lain yang berpapasan dengan Jennie di area ruang bersantai rumah yang tidak terlalu besar itu.
"Aku tertabrak saat akan menyebrang tadi." Jawab Jennie apa adanya.
"Aku pikir telurmu pecah, jika iya bukankah hebat bisa sampai membuat kau berjalan menggunakan tongkat?" Celoteh Irene.
Jennie memutar bola mata malas, "shut up, Bae! bagaimana ceritanya telur yang pecah tapi kaki yang memakai perban?" Sebalnya.
Irene hanya terkekeh sementara Jennie menggeleng lalu melangkah ke arah sofa, Irene membantu membawakan tas Jennie sementara satu gadis lain membantu membawakan paper bag berisi obat-obatan yang Jennie bawa, sampai di samping sofa Jennie segera duduk dengan hati-hati, dia meringis karena kakinya terkilir.
"Jika kau terluka, kita tidak jadi pergi ke bar?" Tanya Irene
"Hah, yaaa mau bagaimana lagi? Jika kau ingin pergi, pergilah bersama Jisoonie." Jennie menoleh pada Jisoo yang duduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY NERDY LOVER - JENLISA [G!P] ✓
FanficKisah seorang Lalisa Manoban, seorang gadis special turunan billionaire yang tidak menyukai hingar bingar kehidupan di luar rumah, dia pintar dan berprestasi namun dia tidak mengerti tentang cara menikmati hidup yang menurut sebagian orang menyenang...