Malam sudah larut, jalanan sudah lengang dan sebagian besar orang sudah terlelap dalam tidurnya, tapi hanya sebagian karena ada satu guru cantik yang masih terjaga, dia masih membolak-balik halaman buku tugas muridnya karena dia sedang memeriksa hasil pekerjaan rumah anak didiknya.
Suara lembar demi lembar kertas di balik mengisi keheningan di dalam kamar, dia terlihat fokus meski terkadang dia menggeleng saat mendapati jawaban asal muridnya, dia kesal namun percuma dia marah sekarang karena muridnya tidak mungkin mendengar omelannya.
Ting! Tong!
Alis guru cantik itu berkerut saat mendengar suara bel rumahnya, ini sudah larut tapi masih ada tamu yang datang, niat hati tidak akan membukakan pintu tapi karena lebih dari dua kali bel kembali berbunyi membuat dia terpaksa berdiri, melangkah keluar kamar untuk membukakan pintu untuk tamu.
Tiba di dekat pintu dia melihat layar intercom terlebih dahulu, melihat siapa yang datang membuat dia terbelalak dan membuka pintu dengan tergesa, beruntung dia yang berniat membuka pintu bukan kedua sahabatnya.
Ceklek~
"Lisa."
"Miss Kim."
Jennie menggeleng saat melihat murid bimbingannya itu datang di tengah malam, tanpa mengatakan apa pun dia menarik Lisa masuk lalu dia menutup dan mengunci pintu rumah.
"Ada apa?" Tanya Jennie bingung.
Lisa tidak langsung menjawab, dia malah melepas ranselnya lalu dia mengambil sebuah buku dari dalam ranselnya, dia membuka halaman buku tersebut lalu menatap Jennie.
"Miss, aku tidak mengerti soal ini." Lisa menunjuk sebuah soal di buku yang sedang dia pelajari
Jennie tercengang setelah mendengar ucapan Lisa, ini sudah malam bahkan cukup larut tapi Lisa datang hanya untuk bertanya tentang pelajaran, bukankah besok pun bisa dan besok mereka akan bertemu?
"Astaga Lalisa, kenapa tidak besok saja?" Tanya Jennie lemah.
"Miss Kim bilang, jika tidak mengerti tanyakan saja tidak perlu sungkan." Jawab Lisa polos.
Jennie menepuk kening setelah mendengar jawaban Lisa, dia menggeleng lalu berjalan ke arah ruang bersantai rumahnya, meski tidak di beri perintah Lisa mengikuti Jennie, bahkan saat Jennie duduk di sofa dia ikut duduk di sofa tanpa permisi.
"Miss, jelaskan." Pinta Lisa sedikit menuntut.
Jennie memijat pelipisnya, dia sudah sedikit mengantuk, matanya sudah perih tapi tidak mungkin juga dia mengusir Lisa, dia tidak bisa sejahat itu.
"Oke, dengarkan dan pahami." Ucap Jennie
Lisa mengangguk patuh bahkan merapatkan duduknya pada Jennie, keduanya duduk berdampingan di sofa tanpa merasa canggung sedikit pun, mereka sama-sama menunduk karena melihat buku yang Lisa taruh di atas kedua pahanya.
Tidak ada bicara lemah lembut, Jennie tegas saat mengajar jadi dia menjelaskan dengan gayanya membuat Lisa sedikit tegang dan gugup tapi dia tetap mengangguk setiap kali Jennie bertanya dia paham atau tidak.
"Mengerti?" Tanya Jennie.
Lisa mengangguk, "hm, Lili mengerti sekarang."
"Coba kerjakan soal ini." Jennie menunjuk soal yang dia maksud.
Lisa mengangguk patuh lalu dia mengambil pensil dari ranselnya, dia mulai fokus mengisi soal yang Jennie tunjuk sementara Jennie berlalu ke dapur untuk membuatkan minum untuk Lisa.
Beberapa saat kemudian Jennie kembali, dia membuat dua cangkir teh lalu dia taruh di meja setelah itu dia duduk di single sofa, melihat Lisa fokus membuat Jennie tersenyum tapi dia diam tidak mengganggu, sama seperti hari itu, dia memperhatikan setiap inci wajah Lisa, dia menggigit bibir bawah saat melihat Lisa sesekali membetulkan kacamata dan menggigit ujung pensil apalagi bibir Lisa tidak diam karena terkadang Lisa menghitung meski tanpa mengeluarkan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY NERDY LOVER - JENLISA [G!P] ✓
Fiksi PenggemarKisah seorang Lalisa Manoban, seorang gadis special turunan billionaire yang tidak menyukai hingar bingar kehidupan di luar rumah, dia pintar dan berprestasi namun dia tidak mengerti tentang cara menikmati hidup yang menurut sebagian orang menyenang...