Assalamu'alaikum, semuanya. Nanti waktu baca bagian tengah, kalian bisa putar lagu penjaga hati by Nadhif Basalamah, ya. Terimakasih.
.....
Pertama kali membuka mata, Alzam selalu mendapati wajah wanita paling ia cinta. Wanita yang dari awal sudah berhasil menjadi pemenang hatinya. Wanita yang kini menguasai seluruh hatinya. Wanita yang Allah kirim menggantikan sosok Mamanya, menjadi teman hidupnya, Nadhira Salsabila, istrinya.
Sebelum mengenal Dhira, hatinya belum pernah terisi oleh siapapun. Dulu, Mamanya selalu mengingatkan untuk tidak menyakiti seorang perempuan. Berapa pun perempuan yang dekat dengannya hanya sekedar teman. Hatinya seakan sudah membentengi, membatasi supaya tidak terjatuh dengan mudah. Dan untuk pertama kalinya, hatinya jatuh pada orang tepat.
Kini, meskipun ada banyak wanita yang selalu menggodanya, hatinya seakan sudah terpaku. Setiap melihat perempuan, otaknya sudah mengingat bahwa di rumah, Dhira selalu menunggu kepulangannya. Pulang dalam artian benar-benar pulang, tidak hanya tubuh. Hatinya pun juga harus pulang, karena rumah yang sebenarnya adalah Nadhira.
Alzam menatap wajah Dhira dengan dalam. Setiap hari ia selalu jatuh cinta, hanya sekedar melihat senyuman cantik milik Dhira, hatinya pasti berdebar. Tidak hanya demikian, wanita itu selalu melakukan hal-hal sederhana yang mengesankan. Setiap hari selalu bisa mengatur segala urusan rumah tangga dengan baik, perhatian pada suami dan anaknya, lalu bagaimana ia bisa berpaling? Kecantikannya pun tidak hanya dari wajah, melainkan hati juga.
Kelopak mata yang tadinya tertutup itu kini mulai terbuka. Memperlihatkan sepasang mata indah yang selalu berhasil membuat Alzam hanyut dalam tatapannya. Wanita itu tersenyum, matanya menyipit menyesuaikan cahaya lampu. Alzam yang paham pun segera mengangkat tangan, menutupi cahaya lampu supaya Dhira lebih nyaman.
Tangan Dhira terangkat, mengelus pelan rahang Alzam. "Udah bangun dari tadi?" tanyanya. Mendapati anggukan kepala dari Alzam, Dhira berkata lagi, "Kenapa nggak bangunin dari tadi?"
Senyuman manis Alzam berikan, menurunkan tangannya setelah melihat Dhira sudah bisa menyesuaikan indra penglihatannya, berganti menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Dhira. "Kamu keliatan nyenyak banget, nggak tega buat bangunin."
"Kalau nggak tega bangunin, berarti kamu lebih tega aku nggak dapet pahala?" Dhira bertanya seraya mengusak rambut berantakan Alzam. Wajah bangun tidur Alzam sungguh sedap dipandang, membuat Dhira betah lama-lama hanya diam seraya menatap wajah laki-laki itu.
"Yaudah, bangun, nanti pagi kita jalan-jalan di sekitar sini," ucap Dhira. Sebelum mendudukkan dirinya, Alzam telah menyerbu wajahnya. Mencium seluruh wajah yang begitu laki-laki itu puja.
"Ayo!" ajak Alzam setelah selesai dengan kegiatannya. Bangun terlebih dahulu, kemudian membantu Dhira untuk mendudukkan dirinya.
Baru saja Dhira menginjakkan kakinya di lantai, tiba-tiba tubuhnya melayang. Matanya membulat begitu menyadari ulah siapa. "Alzam, turunin! Aku bisa jalan sendiri."
"Nggak mau." Tawa Alzam meledak melihat kepanikan Dhira saat dirinya membawa tubuh kecil itu berlari. "Mandi bareng," ujarnya sebelum masuk ke kamar mandi.
"NGGAKK MAUUU."
.....
Hari sudah berlalu, langit pun telah berganti menjadi gelap kembali. Bintang serta bulan menghiasi kegelapannya, sehingga langit terlihat begitu indah dilihat. Selain itu, ada yang lebih indah dari langit itu sendiri. Wanita cantik di ujung sana, dari awal kedatangannya sudah berhasil mengambil atensi sesosok laki-laki.
Setiap langkah kaki wanita itu menjadi penantian bagi Alzam. Malam ini ada sebuah kejutan kecil untuk istrinya, Nadhira Salsabila. Kini, istrinya sedang berjalan menuju ke arahnya. Senyum wanita itu begitu indah, hingga Alzam tidak bisa mengalihkan pandanganya barang sedetik pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
General FictionWaktu dengan cepat berlalu, hingga tidak terasa sudah banyak rintangan hidup yang terlewati. Ada kalanya akan mengeluh, ada kalanya akan bersyukur. Semua ada pada waktunya masing-masing. Seperti halnya kehidupan Alzam dan Dhira, sama-sama saling men...