Perusahaan Intel Group.
"Tuan titipan anda sudah diterima oleh tuan Nalen" ucap Lucas setelah menutup sambungan teleponnya dari Rendy teman baiknya.
Jevan yang tengah duduk di atas kursi kerjanya, menatap pada asistennya. "Bagus Lucas" sahut Jevan dengan senyum di bibirnya, ia merasa senang susu yang dibelinya sudah diterima oleh Nalen.
Jevan pun kembali menatap berkas yang ada di tangannya sambil menyesap cangkir yang berisi air kopi di dalamnya.
"Tuan apa semalam Anda tidak bisa tidur lagi?" tanya Lucas karena ia melihat sudah dua cangkir kopi hitam yang dihabiskan tuan Jevan, iya juga melihat wajah tuannya yang terlihat kusut, dan garis hitam yang melingkari di bagian bawah mata.
"Lucas apa tidak ada pertanyaan lainnya dalam satu minggu ini?" sindir Jevan pada asisten pribadinya.
Lucas tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, ia tahu kalau tuannya itu pasti sangat tersiksa setiap malamnya.
"Tuan apa perlu aku pasangkan pendingin ruangan di rumah itu dan mengganti tempat tidurnya? Agar anda bisa sedikit tidur nyenyak tanpa batuk-batuk karena udara yang pengap dan kotor" saran Lucas, karena ia tahu betapa menderitanya tuan Jevan tinggal di tempat kecil seperti itu, tanpa tempat tidur yang nyaman dan pendingin ruangan. Tuan Jevan yang terbiasa tinggal di tempat yang mewah dan bersih, pasti akan sangat susah untuk beradaptasi di tempat seperti itu.
"Ck, kenapa tidak sekalian saja kau bawa lemari pendingin, televisi, dan peralatan lainnya" ketus Jevan.
"Ide yang bagus tuan, aku akan menyuruh pelayan untuk membeli semua itu dan menaruhnya di rumah kontrakan anda!" seru Lucas dengan tersenyum.
"Oh ya ampun" Jevan menghela nafasnya dengan kasar. "Lucas, sejak kapan kau menjadi bodoh seperti ini?" sindir Jevan.
Lucas mengerutkan keningnya lalu terkekeh geli saat sadar atas kebodohannya. "Maaf tuan, aku lupa kalau anda sedang sembunyi-sembunyi berada di dekat tuan Nalen" seloroh Lucas.
Jevan tidak menyahuti perkataan Lucas, dan lebih memilih memijat tengkuknya yang terasa kaku. Tidur di tempat yang sangat sempit dan tidak empuk membuat tubuhnya selalu terasa pegal-pegal.
"Tuan sampai kapan Anda akan bersembunyi di tempat tersebut?" tanya Lucas yang merasa waktu satu minggu sudah cukup bagi seorang Jevan Anderson tersiksa.
Jevan menaruh berkasnya di atas meja lalu menghela nafasnya, iya kembali mengingat kejadian kemarin malam yang sukses membuatnya emosi. Karena lagi-lagi Jevan harus melihat kebersamaan Nalen dengan Marva, dan melihat bagaimana sahabatnya itu berusaha mengambil hati submissive nya.
Kalau saja Jevan tidak ingat Marva lah orang yang selama ini membantu Nalen, di saat dirinya belum menemukan keberadaan Nalen. Mungkin pada saat itu juga Jevan langsung memberikan pelajaran pada sahabatnya, karena sudah menghasut Nalen dengan berkata-kata kalau dirinya tengah bersenang-senang dengan istri cantiknya.
"Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk membawa Nalen kembali ke mansion milikku" sahut Jevan dengan suara yang bergetar menahan gejolak yang berkecamuk di dalam dadanya, saat teringat penyebab dirinya kini harus berhati-hati dalam mengambil tindakan. "Kau masih ingat bukan rekaman CCTV itu? Aku tidak ingin Nalen mengalaminya lagi, apalagi sekarang Nalen sedang mengandung anakku" lirih Jevan.
Lucas menganggukan kepala, iya kembali mengingat saat tuan Jevan melihat rekaman CCTV yang berhasil ia retas. Di sana terlihat tuan Nalen hampir tertabrak mobil tuan Marva, dan itu sukses membuat tuannya hampir mati berdiri. Dan sejak saat itu tuan Jevan mulai bersikap lebih hati-hati dan tidak gegabah untuk urusan tuan Nalen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Posesif (NOMIN)✓
RandomBOOK 2 Happy reading guys ʘ‿ʘ Warning⚠️: ° b×b ° homo ° Mpreg ° maaf part 1-10 acak Start : 09/09/2023 End : 21/10/2023