Perusahaan ICBC.
Marva yang sedang duduk di atas kursi meja, menatap ke arah sahabatnya yang berjalan masuk ke ruangannya bersama dengan Lucas. Tadi siang sebenarnya Marva sangat terkejut, saat Lucas mengatakan Jevan ingin bertemu dengannya sore ini juga. Itu sebabnya Marva membatalkan janjinya yang ingin menjemput Nalen, dan memilih untuk menunggu kedatangan Jevan di perusahaannya.
"Ada angin apa seorang Jevan Anderson datang mengunjungi perusahaan ICBC?" Marva berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri sahabatnya.
"Apa aku tidak boleh mengunjungi perusahaan sahabatku sendiri?" Jevan balik bertanya dengan sinis, dan langsung duduk di atas sofa yang ada di ruangan tersebut, walau belum mendapat izin dari sang pemiliknya.
"Wow, mana mungkin aku lupa dengan sahabat sepertimu!" Jevan menepuk pundak Marva dengan keras.
Gleg!
Dengan susah payah Marva menelan salivanya, entah mengapa ia merasakan sesuatu yang tidak enak setelah mendengar perkataan Jevan. Ia menatap wajah sahabatnya yang terlihat datar tanpa ekspresi apapun, dengan sorot mata yang tajam menatap dirinya seolah-oleh adalah mangsa yang sangat menggiurkan.
"Te-tentu saja kau tidak akan bisa lupa pada sahabatmu ini, karena aku adalah seorang sahabat yang tidak akan-"
"Berkhianat?" potong Jevan dengan tajam.
Gleg
Lagi-lagi Marva menelan salivanya dengan susah, ia jadi semakin yakin kalau kedatangan Jevan pasti mempunyai maksud tertentu.
"Nalen? Apa Jevan sudah mengetahui jika yang menolong Nalen adalah aku?" gumam Marva dalam hati berusaha untuk tidak gugup.
"Tentu saja, mana mungkin aku berkhianat! Apalagi menghianatimu!" Marva tersenyum kaku berusaha menghilangkan kegugupannya.
"Ya, aku percaya itu" Jevan tersenyum sinis. "Baiklah aku rasa basa-basi di antara kita sudah cukup, aku kemari hanya ingin mengatakan mulai detik ini jangan mencampuri urusanku dengan Nalen! Dan jauhi submissive ku!" ucap Jevan dengan tegas.
"Mencampuri urusanmu dengan Nalen? Apa maksudmu? Aku tidak mengerti?" tanya Marva dengan berbohong. "Shit! Ternyata dia sudah mengetahui keberadaan Nalen" umpat Marva dalam hati.
"Marva Abraham aku tahu kau mengerti dengan jelas apa yang aku katakan!" sahut Jevan dengan sorot mata yang tajam.
Marva yang memang mengerti apa yang dikatakan oleh Jevan, kini menghilang nafasnya dengan berat. "Sejak kapan kau mengetahui keberadaan Nalen?"
"Sejak satu minggu setelah dia menghilang" jawab Jevan.
"What? Bagaimana bisa?" pekik Marva dengan wajah yang terkejut.
"Tentu saja aku bisa, karena aku Jevan Anderson" Jevan tersenyum pongah.
"Cih...." Marva tersenyum sinis. "Kau sudah menemukan Nalen sejak lama, tapi kenapa kau tidak datang menjemputnya?" tanya Marva penasaran, karena setahu dirinya Jevan adalah orang yang sangat posesif, jadi tidak mungkin jika Jevan sudah menemukan Nalen tapi tidak membawa submissive itu kembali.
"Marva aku datang kemari bukan untuk menjelaskan apapun padamu" sahut Jevan dengan ketus. "Jadi sekali lagi aku katakan padamu, jangan mencampuri urusan kami lagi! Dan jauhi Nalen!" Jevan terdiri dari duduknya hendak pergi dari ruangan tersebut.
"Aku tidak akan menjauhi Nalen!" ucap Marva dengan tegas.
Seketika itu juga Jevan menghentikan langkahnya, dan berjalan kembali menuju tempat Marva.
"Kau tidak berhak melarangku untuk mendekati Nalen!" ucap Marva kembali menatap tajam pada Jevan.
"Aku punya hak! Apa kau lupa Nalen itu submissive ku dia sedang mengandung anakku!" Jevan mencengkeram ke arah pakaian Marva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Posesif (NOMIN)✓
AcakBOOK 2 Happy reading guys ʘ‿ʘ Warning⚠️: ° b×b ° homo ° Mpreg ° maaf part 1-10 acak Start : 09/09/2023 End : 21/10/2023