BAB 1. TERJEBAK DI TUBUH ASING

74 11 50
                                    

-Ethan

"Ace!"

Mataku membuka cepat, tetapi segera mengerjap-ngerjap mencoba mencari cahaya, dan kemudian perlahan menangkap wajah seorang lelaki asing berpakaian aneh yang tengah memandangi dengan ekspresi penuh cemas.

Pakaian model apa itu? Lebih tepatnya, zaman apa?

"Kau ... siapa?"

Tunggu. Ini bukan suaraku dan namaku Ethan, bukan Ace. Jadi, dia bicara pada siapa? Padaku?

Lelaki itu sedikit menjauhkan wajahnya dari wajahku sambil mengerutkan kening. "Apa tinjuku terlalu keras sampai kau mendadak pingsan dan hilang ingatan, Ace? Ayolah, itu bahkan tak sekeras tinjumu sebelumnya."

Aku berusaha bangkit, lalu berdiri sambil mencoba berpikir keras meski kepala terasa sedikit pusing. Mataku mengedar mengamati sekeliling. Tak ada yang kukenali, semua terasa asing.

Dalam remang bulan, kabut tipis tampak menyelimuti pohon-pohon tinggi berbatang besar kemerahan dan berdaun merah lebat, dipenuhi buah dan bunga. Bentuknya mirip seperti pohon pinus yang kukenal, tetapi dalam versi cukup jauh berbeda.

Tunggu. Sejak kapan mataku bisa melihat begitu jelas dalam kegelapan malam?

"Ini ... di mana?" Aku bergumam lirih dalam kebingungan. Lagi-lagi kusadari, suara yang keluar terasa asing sekali. Suaraku tidak serendah dan seberat ini.

"Apa maksudmu? Jangan bilang kau benar-benar lupa ingatan, Ace!"

Dalam kepanikan, kedua tangan terangkat dan menyadari ada sebuah anting di salah satu genggaman dan segera mengamati. Aku pun mulai gemetar, mencoba menyentuh wajah, terutama di area atas mata kiri, bergerak cepat meraba-raba, berusaha mencari dan mengenali. Kurasakan tubuh seketika membeku dalam sunyi.

Di mana bekas luka jahitan seminggu yang lalu? Wajah ini pun sedikit kasar. Tangan asing yang kulihat bahkan bukan milikku!

Kuamati pakaian di tubuhku, kemeja putih berlengan panjang berlipat-lipat kecil, ditambah rimpel lebar pada ujung lengan. Aku mengernyit, saat menyadari menangkap aroma aneh yang menguar dan memasuki indra penciuman.

Ini juga bukan pakaianku ... dan aroma apa ini? Tanah? Rumput basah? Sama sekali tak mirip dengan parfum Clive Christian yang biasa kupakai.

"Ace? Kenapa kau terlihat idiot begini? Tinjuku membuatmu jadi gila?"

Aku spontan menoleh ke arah lelaki itu. Kembali mataku mengerjap dalam lidah kelu. Kucoba memutar lagi apa yang telah terjadi, mengabaikan fakta tentang tubuh saat ini yang seakan tak terpengaruh terhadap dinginnya suhu.

Pulau Moonstone. Undangan dan ceramah Profesor Botak Gila Slam. Sepasang anting berbatu permata alexandrite. Tiga belas orang termasuk aku dan Evan tersedot ke sebuah portal. Teriakan yang kudengar sebelum ....

Oh! Evan! Di mana dia?!

"Di mana saudaraku?!" tanyaku panik seketika.

Kuedarkan pandangan sambil melangkah penuh cemas ke segala arah di antara pepohonan merah yang lebat. Saudara kembarku tak terlihat.

"Saudaramu? Maksudmu ... Axel? Bukankah dia ada bersama ayahmu? Dia Alpha dari pack Hutan Utara, jika kau benar-benar pikun saat ini."

Alpha? Pack? Aku sekarang berada di sarang manusia serigala? Takdir macam apa ini?! Aku, Ethan Frost yang anti cerita fantasi kini ada di genre cerita novel kesukaan si Kembar Bungsu, Asher dan Ashley?!

Bagaimana nasib Evan? Bisa kubayangkan saudara kembarku itu pun pasti tengah menangis meratapi nasibnya saat ini.

Aku menyipitkan mata. Lelaki di hadapanku cengengesan sebelum segera berganti berubah bingung, tetapi sekaligus juga memperlihatkan ekspresi kecewa. Wajahnya kemudian terlihat memerah penuh bara.

THE REDWOOD CITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang