rin mengerjapkan matanya dan merasakan kehangatan menyelimutinya. dia sedikit mengerang karena rasa kantuk yang masih melingkupinya, dia merasakan kalau dia tertidur nyenyak tadi malam. sudah lama sejak rin merasakan tidurnya nyenyak sebelum pertengkaran dengan kakak laki lakinya.
memikirkan tentang dia, rin tiba tiba teringat tentang kejadian tadi malam. dia langsung membuka matanya lebar dan melihat sae yang masih tertidur dengan memeluk erat dirinya serta membenamkan wajahnya pada dadanya.
dia sungguh tidak percaya, bahwa kejadian tadi malam itu bukan mimpi. rin merasa perasaannya campur aduk memikirkan kejadian tadi malam. rin memundurkan sedikit tubuhnya agar bisa melihat wajah sae yang terkubur di dadanya.
'oh my god itu bukan mimpi' teriak rin dalam hati, saat melihat wajah sae yang sedang tertidur pulas. jantungnya berdebar kencang, rasa yang tadinya terpendam menguap seketika. dia ingin berteriak sekencang kencangnya karena bahagia. meskipun dia masih marah pada sae, tapi hatinya tidak bisa berbohong kalau dia sangat bahagia saat ini.
dia hancur saat sae membuangnya dan mengatakan kalau dia tidak membutuhkannya lagi, dia sangat mengagumi sae selama hidupnya. kakaknya yang sempurna, baik dan penyayang, sungguh tidak ada didunia ini selain sae yang paling rin sayangi. dia sangat putus asa dan merasa ingin mati setiap mengingat tentang pertengkaran dirinya dan sae.
"ngh" rin mendengar sae yang mengerang tidak nyaman karena merasakan kalau kehangatan yang dia rasakan menjauh darinya. rin dapat melihat sae mengerutkan keningnya tanda bahwa kenyamanannya terganggu, 'cantik' fikirnya.
"nichan" panggil rin pelan berusaha membangunkan sae.
"rin" gumam sae dengan suara serak. dia mengerjapkan matanya dan berusaha untuk terbangun dan membuka matanya. sae melepaskan pelukan mereka yang membuat rin sedikit kecewa karena kehilangan kehangatannya, kemudian meregangkan tubuhnya dan berusaha bangun.
"jam berapa ini rin?" tanya sae selesai menguap masih terlihat sangat mengantuk. rin merasakan pipinya sedikit menghangat karena luapan kebahagia yang dia rasakan saat ini.
'sial, harusnya tidak seperti ini. aku seharusnya masih marah padanya tapi-' kata rin dalam hati, mengerang karena begitu mudahnya dia luluh pada sae hanya dengan melihatnya seperti ini.
"jam 7 pagi" jawab rin setelah melihat jam yang ada di dinding sebrang mereka.
"hmm, sudah pagi" gumam sae dan mengusap matanya untuk lebih memperjelas pandangannya. sae membuka matanya dan tersadar akan lingkungannya, dia melirik kesegala ruangan sebelum mengalihkan pandangannya pada rin yang terdiam masih memandangnya.
"rin, bukannya kau harus mandi. bersihkan dirimu hari ini latihannya akan lebih keras dari pada kemarin" kata sae menyadarkan rin dari lamunannya.
rin tersadar dan menyibakan selimutnya dan berdiri "apa kau tidak ingin bersiap siap?" tanya rin karena sae hanya tetap terduduk di kasurnya.
"kau duluan saja, masih ada waktu untukku. kau harus datang lebih awal karena ini untuk melatih kalian semua" jawab sae.
rin tidak mengatakan apapun lagi sebelum kemudian berbalik dan keluar dari kamar sae. dia melamun disepanjang jalan menuju kamarnya masih memikirkan sae. dia bisa merasakan kalau hatinya sedikit ringan karena pengakuan sae tadi malam, kakaknya akhirnya kembali padanya walau belum sepenuhnya. sae belum menjelaskan semuanya padanya, dia masih harus menagih penjelasan tentang kenapa dia melakukan hal ini padanya.
dia keasikan melamun sampai tidak melihat seseorang berjalan didepannya dan tanpa sengaja mereka bertabrakan cukup keras.
"aduh, rin kenapa kau menabraku" kata orang itu sedikit meringis karena bertabrakan dengannya. ternyata orang itu adalah isagi yang sedang berjalan bersama bachira dan chigiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love √ (RinSae)
FanficOMEGAVERSE kisah tentang sae dan rin dalam kehidupan dan upaya untuk memperbaiki hubungan mereka serta menjadi tingkat yang tidak mereka duga sebelumnya.