Chapter 4 : Sosok Menyeramkan

448 57 2
                                    

Bakmie kuah diletakan di atas meja, aroma kaldu dan daging babinya menguar ke udara, tercium gurih dan sedap. Fourth memandang semangkok makanan lezat, dengan canggung menangkupkan tangan pada nenek berusia lima puluh tahunan yang menghidangkannya.

"Makasih banyak, Nek."

"Sama-sama, anak manis." Nenek berwajah ramah mengusap-usap bahu Fourth dengan tangan keriputnya, "Lagian kamu gak perlu berterimakasih, Nenek dan Kakek yang seharusnya minta maaf sama kamu."

Fourth tertegun, ekor matanya melirik Gemini dan kakeknya yang sedang bertengkar di sudut ruangan warung bakmie yang sempit itu.

"KEMBALIIN NGGAK?!" seru Gemini marah. "Masih mending gue gak minta ganti rugi karena lo udah nipu gue nulis-nulisin seratus lembar lebih jimat yang katanya buat bantu temen lo eh taunya malah lo jual!"

Sang kakek dengan sebal, memeluk erat kotak uangnya dan membuang wajah, "Nggak mau. Uangnya mau gue pake!"

Gemini, "........"

Tidak tahan lagi, Gemini meraih kotak uang di tangan kakeknya, mencoba menariknya paksa. "Kembaliin nggak duitnya Fourth. Jangan bikin gue malu lu kong!"

Tidak mau kalah, sang kakek menahan kuat kotak uangnya agar tidak jatuh ke tangan Gemini, "Salahin emak lo karena gak mau lagi ngirimin duit! Warung bakmie makin lama makin sepi, lalu lo mau kakek ama nenek lo ini makan apa?!"

"Berisik! Perusahaan emak gue lagi gak stabil. Ya mana dia punya waktu buat ngirimin lu duit!"

Adegan tarik menarik dramatis itu membuat Fourth gugup. Ini gak papa mereka dibiarin gitu aja? Fourth tidak bisa tidak menoleh pada Nenek yang duduk di sampingnya. Yang tidak Fourth sangka, sang nenek malah melihat pemandangan itu dengan senyuman bahagia.

"Akrab banget ya mereka."

Fourth, "........Akrab darimananya?"

Nenek menoleh pada Fourth dan menepuk-nepuk punggung tangannya, "Mereka udah biasa kaya gitu, udah kamu makan aja. Tenang aja, nanti uang kamu bakal balik kok."

Fourth berpikir dalam hati, "Gimana bisa aku dengan santai makan di depan orang berantem kayak gini?"

Tapi demi menghargai sang Nenek, Fourth tetap menyantap bakmienya. Bakmie itu ternyata lezat seperti penampilannya, kuahnya gurih dan berbau harum. Daging babinya dipotong dadu, dimasak dengan bumbu hingga meresap dan empuk. Tekstur mienya juga kenyal, tidak terlalu lembek dan terasa empuk ketika di gigit.

"Enak, Nek!" puji Fourth.

Senyum Nenek terangkat hingga matanya membentuk bulan sabit, "Syukurlah kamu suka, entar sering-sering mampir ke sini, ya?"

Fourth terkekeh, "Masakan Nenek bikin aku kangen makanan rumah. Aku pasti bakal mampir lagi."

"Astaga baik sekali." Nenek sangat senang hingga tidak tahan untuk mengusap rambut hitam pemuda manis di depannya. "Fourth, ya tadi nama kamu?"

"Benar, Nek." Fourth mengangguk membenarkan, lalu ketika dia kembali menyuap bakmienya. Nenek di sampingnya tiba-tiba berceletuk enteng,

"Nanti kamu nikah sama Gemini aja, ya?"

Fourth langsung tersedak.

"Astaga..." Nenek terkejut melihat Fourth yang tiba-tiba batuk lalu buru-buru menuangkan air untuknya.

Fourth yang sudah dua kali dikira sebagai kekasih Gemini hari ini langsung meminum air yang dituangkan Nenek untuk meredakan batuknya. Di sisi lain, Gemini tampaknya sudah berhasil merampas uang kakeknya dan berjalan kearah mereka.

Something Behind Us [Geminifourth Fanfiction] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang