Bagian 06 • Pamit Ke Mesir

13.7K 641 22
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan lupa vote dan komen nya!

yang vote dikit banget ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ
Tapi gpp, harus strong...

Baiklah langsung saja membaca

Bismillah.... Happy Reading 🙌🏻

****

"Sujud ku dan Sujudmu Akan menjadi satu ketika kita sudah menjadi halal"

-Muhammad Arkan Al Siddiq-

****

Suasana Pagi Hari tidak Seperti biasanya, Alisha yang di nobatkan Gadis Ceria Kini Senyum serta Canda tawa nya itu hilang begitu saja.

Semenjak Kejadian semalam, Alisha benar-benar tidak tersenyum. Bahkan untuk ngomong saja Gadis itu tidak ingin sama sekali. Nisa Dan Fatma sudah berusaha untuk membujuk Gadis itu, Namun Alisha yang keras kepala jika sekali ia menolak maka jawaban nya harus iya tidak bisa dipaksakan. Ingin menyerah untuk membujuk Alisha, Namun Sebagai sahabat yang baik sekaligus mengerti bagaimana perasaan Alisha.

"Eh Nis kita nanti nyeblak yuk?" Kode Fatma Ke Nisa, Karena Seblak Adalalah makanan Fav Alisha.

Waktu di pesantren Alisha pernah merengek ingin makan seblak, Akhirnya dibelikan Oleh Gus Raka. Karena posisi nya waktu itu Alisha sedang haid dan Mood nya sedang berantakan pasti ia ingin memakan seblak dengan level yg sangat tinggi.

"Eh boleh, Sha nyeblak yuk?" Ajak Nisa Namun sama sekali tidak di ubris oleh Alisha.

Nisa dan Fatma hanya bisa pasrah, Mereka harus gimana lagi? Telfon Bu nyai dan pak kyai? Atau Gus Raka? Ah jangan! ini Masalah Pribadi Alisha Dan Gus Arkan.

Sementara disisi lain Gus Arkan yang masih berusaha untuk menghubungi Alisha, Namun sama sekali tidak dijawab oleh Alisha. Gus Arkan mendapatkan nomer Alisha Dari Gus Raka dengan alasan ingin menyimpan Saja. "Maafkan saya Alisha" Lirihnya.

"Arkan, Saya ke Indomaret kamu mau nitip?" Tawar Fahmi, Gus Arkan Menggeleng pelan. Fahmi Pasrah. Ia tidak tau harus gimana lagi.

Sedari semalam Sehabis dari pantai Gus Arkan sama sekali tidak lepas dari Sholat dan dzikir nya. Setelah Membersihkan diri Gus Arkan langsung mengambil sajadah, Al-Qur'an dan tasbih miliknya.

Bahkan Matahari sudah terbit pun dirinya masih setia di sajadah, Hanya karena ingin meminta pertunjuk oleh Allah.

"Wallahi, Kesalahan pahaman ini hanyalah Godaan setan kepada Manusia. Hanya orang yang beriman Kepada Allah untuk meminta pertolongan nya" Fahmi menetes kan Air matanya mendengar kan Lirihan Arkan. Ia masih Merasa Bersalah Karena sudah mengatakan seperti itu.

"Saya takut Fahmi, Saya Takut Akan seperti ini. Takut dengan Emosi Saya yang akan Menaikkan Suara Saya kepada istri saya. Hukum Saya Fahmi"

Ucapan Dari Arkan Masih Menghantui Fahmi, Sampai kapanpun ia tidak akan Pernah Memaafkan sebelum ia mendengar Kata Dimaafkan dari Mulut Alisha.

****

Saat Keluar dari Supermarket Fahmi dan Fatma tidak sengaja berpapasan.

Bunga Tulip Gus Arkan (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang