keluarga pak Hakam

4 1 0
                                    

Halohaa

Wellcome again

Ini kisah Dewi Ambarawati

And this is my side's you never know

*pict from pinterest

Ini gambaran kita suatu hari nantiSet'lah sekian lama kita jalaniLewati masa-masa yang berartiKini, ku sudah yakin pada satu hatiYang kurasa tepat untuk temaniSekarang hingga aku tua nantiIngin punya rumah 'tuk tempat bermesraKau dipanggil ibu, se...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini gambaran kita suatu hari nanti
Set'lah sekian lama kita jalani
Lewati masa-masa yang berarti
Kini, ku sudah yakin pada satu hati
Yang kurasa tepat untuk temani
Sekarang hingga aku tua nanti
Ingin punya rumah 'tuk tempat bermesra
Kau dipanggil ibu, sementara aku ayah
Bertukar cerita di ruang k'luarga
Bercengkerama dan menimang buah hati kita

Sederhana
Bahagia ini lengkap sudah
Sama-sama
Hingga nanti kita tutup mata

Nanti kita seperti ini - batas senja


Senin. Nulisnya aja udah males. Apalagi mbayangin bakal kayak apa. Tau lah ya senin itu merupakan hari yang palinh dihindari apalagi aku. Beh kalok bisa pingi kuhapus dari tanggalan.

Tapi kalok gak ada hari senin gak bakal lanjut ke hari selanjutnya dong. Apasih? Aku juga gak tahu aku kenapa.

Setiap sarapan keluargaku itu punya kebiasaan makan bareng. Ya Hakam's family keluarga kecil kami selalu sarapan baremg kalau gak ada kendala. Dan itu wajib. Di meja makan sudah tersedia lauk tempe goreng sayur kangkung lengkap dengan sambel terasi.

Mantab batinku menatap makanan di meja. Beh, laper kali aku makanya liat makanan langsung ngiler.

Apalagi semalem aku cuma makan dikit. Tanpa dikomando tanganku mengambil tempe goreng. Namun baru saja ingin memakannya tiba tiba kakak laki lakiku menampol tanganku.

"Apa sih bang?" Kataku sewot. Kesal karena nampolnya pakek tenaga dalam. Untung tempenya gak sampe jatoh ke lantai, coba kalau jatoh. Kan nanti Dewi juga yang dimarahin Ibu.

"Minimal bismillah kalau makan tu. Udah gak bismillah pakek tangan kiri lagi. Double kill" kata kakak laki lakiku dengan raut muka datarnya.

"Iye bismillah" kataku lalu mengunyah tempe yang tadi belum sempat dimakan.

"Oh iya bang Bagus gak ke kantor tah? Kok pakek baju santai?" Tanyaku penasaran. Biasalah. Kalok gak penasaran gak akan tahu.

"Enggak libur, cuma hari ini masuknya siang." Jawabnya sambil mengambil piring. Aku ikut ngambil piring juga karena setengah jam lagi pintu gerbang sekolahan bakalan ditutup. Kalok gak cepet cepet bakal ketinggalan. Alias telat.

HeliosentrikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang