deja vu

3 2 0
                                    

Halo..

Welcome back to my story.

Seperti biasa.

Enjoy the story.

Enjoy the story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Where my goblins? Where my Draculas?
This the anthem, throw your claws up
Stadium door to stadium door
Hit the jackpot, this a trick or treat tour
(Woah) yojeum pom peomping machi peurangken
(Woah) nega noneun mul geu ane nan keuraken
(Woah) sori jilleo
Yangpal irijeori hwirik thriller

Saramdeureun da ungseongungseong
Yaenedeul daeche mwonde
Jallagamyeon eolmana
Jallagandago tteodeulsseokae

Pull up in an all black roadster
Jigeum naui saleun saljjak pop star
Mot mitgesseum nolleo wabwa concert
Modu nal bureujana monster

Monster - Seventeen


Dan saat ia mengangkat wajahnya dan melihat ke arahku. Ada rasa lain yang menggerayangi hatiku. Dejavu kah?

Engak enggak aku pasti salah liat. Batinku menenangkan pikiran burukku.

"M.m.makasih kak" ia masih terbata, masih ada rasa takut yang bersarang dihatinya.

"Santaii" jawabku menyembunyikan perasaan aneh ini. Sebenernya aku pernah juga melihat adik kelasku ini dibully oleh kakak kelas. Waktu itu ia diairam dengan air bekas pel pelan. Alasannya karena ia pernah melaporkan pacar kakak kelasnya itu, yang merokok, di kelas. Senioritas di sini memang masih ada. Jadi jangan heran.

Okee, nothing gonna back wi. Gak ada hubungannya.

Lagian itu juga udah masa lalu. Gak usah dibahas.

Masa lalu bakal tertinggal dibelakang kan?

Tapi kan ingatan manusialah, yang menyimpan hal hal dari masa lalu itu.

Ia merapikan bajunya yang berantakan. Entah kenapa saat ini banyak hal yang ingin kutanyakan.ntapi semua itu tertahan di kerongkongan.

Jangan tanya kenapa. Karena aku juga gak tau. Intinya rasanya aneh. Kayak ada sesuatu pas liat dia. Dari dulu aku emang paling gak suka soal perundunga atau pembulian kek gini. Intinya benci. Gak suka liat orang lain ditindas.

Kek, emang lu sehebat apa sih sampe ngerendahin orang lain.

"Kak, kaak" panggilan dari adik kelasku itu membuatku tersadar dari lamunanku.

"Eh iya? Kenapa?" Jawabku bingung. Maklumlah, namanya juga gak fokus. Gara gara bengong

"Saya mau pamit dulu ke kelas, sekali lagi terima kasih" ucapnya, yang membuatku bingung. Buat apa pamit ke aku? Aku kan bukan ibunya.

HeliosentrikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang