Buggh!!
Bughhh!!!
Alice memegangi perutnya yang terasa begitu perih, organ dalamnya seolah hancur ketika pukulan beruntun dari kedua orang tua angkatnya tak henti menghantam tubuhnya.
seolah tak ada belas kasih,
Seolah tak ada ampunan untuk gadis malang itu.
Suara helaan Nafas milik Alice kian detik kian melemah, cucuran darah dari mulut serta kepalanya tak henti mengalir deras.
Tubuhnya penuh memar, lutut dan kedua telapak tangannya lecet tergores lantai kayu dengan kasar.
"Hikkkk,"
"Hikss"Alice meringkuk di lantai sembari menahan isakan tangis nya tubuhnya lemas tak berdaya, ia sangat membenci ini, membenci ketika orang2 yang dia percaya malah menyakitinya. Menyakiti hatinya yang tulus menyayangi mereka.
Tak ada yang menolong, sangat menyesakkan ketika kedua saudara angkatnya malah menertawakan dan menonton dirinya yang babak belur dengan mata mencemooh , memandangnya jijik dan hina.
Ayah angkat dan ibu angkatnya memakan harta peninggalan kedua orang tuanya yang adalah seorang tentara, ketika ia berumur 9 tahun ibu yang adalah seorang dokter ditugaskan untuk ikut serta turun ke medan perang bersama dengan ayahnya.
Namun naasnya kedua orang tua alice gugur dan meninggal tanpa ditemukan jasadnya ketika belum sempat menulis sebuah wasiat kepada alice.
Saat itu, ketika semua orang mengunjungi kediaman alice untuk memberikan salam duka, alice ditemukan sedang mengalami demam tinggi dengan kondisi rumah terkunci dari luar dan tubuh kelaparan.
Semua orang mulai menyalahkan pamanya yang adalah adik dari ayahnya atas tindakan tidak mengadopsi alice sebagai anaknya, hingga citra dan hargadirinya yang ia bangun setinggi awan sebagai orang terpadang di kota itu dengan cepat hancur begitu saja, hanya karena alice.
Malu, ia tau pamanya malu, namun ia juga tidak minta diadopsi jika akhirnya ia hanya akan disiksa hingga ia tumbuh remaja, setiap hari ia tidak boleh makan dimeja, diberikan tempat tidur paling buruk di rumahnya, makan-makanan sisa, dikurung seperti sebuah burung, semua pekerjaan rumah hanya ia saja yang melakukanya.
Ketika ia melakukan kesalahan sepele, ia akan langsung dipukuli hingga tubuhnya memar dan membiru.
Seperti hari ini, alice yang sudah tidak kuat mencoba untuk kabur dari rumah itu , ia berteriak dan meminta tolong pada seorang guru yang tidak sengaja lewat didepan rumahnya.
Dengan perasaan curiga guru itu dengan sengaja mampir ke rumahnya, ia menemui orang tua angkat alice sembari celingak celinguk ke dalam rumah mencari dirinya, namun ibu angkatnya malah meminta maaf, ia mencoba meyakinkan guru itu bahwa semuanya baik2 saja, ia tidak salah dengar, dia mengatakan bahwa alice mengalami gangguan kejiwaan semenjak orang tuanya meninggal sehingga membuatnya terus berteriak ketika bertemu dengan orang orang yang ia temui.
Alice tak percaya dengan kebohongan yang ibu angkatnya katakan, ia berteriak dengan frustasi dihadapan ibunya dan mencoba melawan kali ini, ia sangat kesal dan terus meneriakan kata aku tidak gila sampai guru tersebut merasa risih, hingga akhirnya ia pergi.
"S-sakit hikk" Rintih alice
Ibu angkatnya menyeret alice ke sebuah danau yang ada dibelakang rumahnya sembari menjambak rambut alice dengan kasar. kakinya terseret-seret membuat kulit putihnya terbaret dan berdarah, perih seluruh tubuhnya sangat perih, entah tinggal berapa nafas lagi yang ia punya untuk mempertahankan kesadaranya.
"Ampun ibu, kumohon, aku minta maaf, ampun ibu" Ucap alice ditengah tengah tangisanya.
Ibu alice menatapnya dingin dan tajam, seolah kata2 nya tak akan sedikitpun menggetarkan hatinya untuk memberi kesempatan hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evelyn
RomanceKeluarganya mengira bahwa evelyn gagar otak karena kecelakaan, namun faktanya ia bertukar tubuh dengan seorang anak yatim, sikapnya yang berbanding terbalik telah mengubah pandangan orang lain terhadap dirinya bahkan kakak iparnya pun diam2 manaruh...