4

2 2 0
                                    

"Evelyn?" Gumam Mitha, ia lantas berjalan menghampiri evelyn menatap tubuh evelyn dari atas sampai bawah sembari mengusap pundak gadis itu pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Evelyn?" Gumam Mitha, ia lantas berjalan menghampiri evelyn menatap tubuh evelyn dari atas sampai bawah sembari mengusap pundak gadis itu pelan.

Evelyn kebingungan, ia menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari sosok Eden di antara puluhan tamu yang datang, pandangan matanya beredar keseluruh ruangan dan ia mulai sadar orang - orang memperhatikan mereka berdua,

"Kau sudah sembuh, aku sangat khawatir padamu? Kau baik2 saja?" Mitha mengusap kepala evelyn.

"Evelyn?" Panggil Mitha kepada adiknya yang terdiam dengan kepala tertunduk.

"Apa dia anak Tuan Eden?"
"Entahlah"
"Benar dia anak Tuan Eden"
"Kudengar dia sangat angkuh, dia hampir menampar Noona Mitha"
"Bukanya dia kecelakaan"

Evelyn menatap kedua sepatunya sedih, perasaan aneh yang terus menghantui dirinya agar bisa cepat2 pulang kala ia datang kemari tiba-tiba merasuk ke dalam pikiranya, puluhan pasang mata terus mendelik ke arahnya , bisik bisik cacian dari mulut mereka membuatnya merasa tak nyaman dan tak pantas berada disana.

"A-aku, baik2 saja, Ayah dimana?" Ucap evelyn tersenyum canggung

Mitha melepaskan tanganya dari pundak evelyn seraya menatap evelyn bingung.

"Ah" Gadis itu tersenyum dan menghembuskan nafas lega ketika ia melihat sekelebat bayangan ayahandanya.

Mitha yang melihat hal itu lantas menarik tangan evelyn untuk ikut berkumpul bersama Nyonya grace dan Tuan Adam serta tunangan dan ayahnya.

"Mitha? Siapa yang kau bawa?" Ujar grace penasaran

"Adikku, dia evelyn yang aku ceritakan saat itu ibu"

Grace memalingkan wajahnya memandang Eden yang memberikan tatapan dingin pada evelyn kemudian ia tersenyum lembut dan menatap evelyn kagum.

"Tuan Eden , kenapa kau tidak pernah membawanya kemari, lihatlah aku sampai kagum melihat putrimu, dia benar2 mirip dengan ibunya"

"Dia baru saja mengalami kecelakaan, dan mengalami gagar otak"

"Astaga! Kasian sekali, tapi syukurlah kau baik2 saja" Ujar grace khawatir sembari memandangi tubuh evelyn.
"Ini pertama kalinya aku melihatmu evelyn, padahal aku sudah sangat dekat dengan ayahmu, tapi ia tak pernah memperlihatkan putrinya padaku"

"T-tidak apa-apa nyonya" Ucap evelyn dengan suara kecil.

"Perlahan -lahan kau pasti akan ingat sesuatu, jadi jangan takut"

Evelyn mengangguk pelan,

"Ngomong-ngomong dimana Agaras?" Tanya Mitha,

"Ah entahlah"

"Aku akan mencarinya sebentar ibu" Pamit Mitha.

"Tunggu disini, biarkan aku mengambilkan minum khusus untukmu" Tawar grace ramah

"T-tidak perlu nyonya" Tolak Evelyn malu

Namun grace segera menghentikan gadis itu dan pergi meninggalkan nya begitu saja.

"Asataga Eden ?! Kau menyembunyikan putrimu dariku" Ucap adam yang membuat Eden terdiam sembari menatap evelyn datar.

" Padahal punya dagangan yang bagus tapi kamu menyembunyikannya dari semua orang"

" Dia masih berkuliah dan masih terlalu kecil untuk itu"

"Benarkah?? Kalau begitu biarkan dia tinggal disini bersama kami."

"Aku tidak yakin soal itu, dia masih sakit dan harus diberi perawatan"

"Maka biarkan orang yang merawatnya datang kesini, aku akan sangat senang merawat putrimu, aku tidak punya anak perempuan, benarkan grace?"

"Benar sekali tuan Eden, aku akan sangat senang jika kau mengizinkan kami merawat evelyn"

Eden menghela nafas panjang dan menatap putrinya yang kebingungan, seperti ingin memberikan penolakan.

"Kau bisa tanyakan pada putriku"

"Bagaimana evelyn apa kau bersedia?? Aku sebenarnya merasa kesepian karena Agaras sudah dewasa dan tidak ada lagi yang harus aku manjakan untuknya, aku ingin kamu menggantikan dia sebagai tempatku memberi kasih sayang sebagai ibu"

"Benar evelyn, kamu bisa juga menganggapku sebagai ayah, kita keluarga disini"

"T - tapi ayah..aku akan merindukan ayahku"

"Tentu, kamu bisa bertemu denganya, ayahmu pasti akan berkunjung untuk memeriksa keadaanmu, benarkan tuan Eden?"

Eden mengangguk pelan
"Aku akan sibuk mulai dari sekarang karena aku harus mengurus banyak hal, jadi aku akan jarang pulang juga"

Awalnya evelyn ragu, namun setelah berpikir panjang mungkin lebih baik ia ikut bersama keluarga Agaras tanpa harus merepotkan ayahnya yang sibuk tapi masih harus mengurusnya.

Evelyn pun mengangguk pelan. Membuat Grace dan Adam tersenyum senang.

"Ayah ibu maaf menunggu lama, aku sedikit mengobrol dengan teman Agaras tadi" Ujar Mitha sembari menarik Agaras

"Tidak masalah mitha, Agaras, perkenalkan, dia Evelyn putri tuan Eden, kau pasti belum pernah melihatnya bukan"

Entah kenapa saat bertatapan dengan Agaras evelyn merasa sedikit takut, ia menundukkan sedikit kepalanya.

Agaras mengulurkan tanganya dengan acuh. Perlahan tangan evelyn menyambut dan segera melepasnya secepat mungkin

"Evelyn akan tinggal bersama kita, karena ia masih sakit dan juga harus berkuliah sedangkan tuan Eden terlalu sibuk dengan pekerjaanya untuk mengurus evelyn" Ucap grace bangga sembari menepuk kedua pundak evelyn.

"Benarkah begitu evelyn, aku sangat senang mendengar nya" Mitha

Evelyn tersenyum malu, perlahan pipinya bersemu merah, ia mengusap pipinya yang panas dengan pelan.

Agaras menatap angkuh pada tubuh evelyn yang kecil , ia berpikir kalau ia mendorongnya mungkin evelyn akan langsung jatuh.
"Aku permisi" Ujarnya dingin.

"Aku akan bergabung dengan agaras ibu"

"Ah tentu baiklah, kalian sepasang suami istri"

TBC

EvelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang