[20] Penasaran

232 12 3
                                    

"Jia, aku mau ke toilet dulu kau tunggu disini ya"

Jia mengangguk, Jia bermain handphone sambil menunggu pesanannya datang

tiba tiba, seseorang menepuk pundaknya dari belakang, Jia reflek menoleh kebelakang

"Jihan? dan.. Pak Heeseung"

Jihan tersenyum melihat ke arah Jia
"Iya ini aku, Jihan"

"Jihan dan Pak Heeseung silahkan duduk"
Jihan lansung duduk tapi Heeseung hanya berdiri

"Bagaimana kabarmu dan anakmu Jia?"

Jia mengaduk minumannya
"Ya, aku baik baik saja"

Jihan menyenggol lengan Heeseung
"Ayo cepat katakan"

Jia melihat ke arah Heeseung, Heeseung menunduk

"Jia maafkan saya, sebelumnya saya menuduh mu dan Jungwon berbuat macam macam"

Jia mengangguk tersenyum tipis
"Tidak apa apa Pak, mungkin ini jalan hidup saya. Saya hanya menjalaninya, setidaknya tidak ada lagi kesalah pahaman yang terjadi"

"Akhirnya, kau tidak merasa bersalah lagi Hee" Heesung mengangguk sambil tersenyum tipis

"Jia, maaf aku-"

Hanni memicingkan mata melihat ke arah Jihan dan Heeseung
"Pak Heeseung dan Jihan?"

"Ah Hanni, aku kira Jia disini sendirian"

"Aku tidak akan pernah membiarkan Jia sendirian"

"Aa begitu.." ucap Jihan dengan nada gugup

"Hush Hanni" Jia menyenggol lengan Hanni

"Kebetulan kalian berdua ada disini.."
Jihan mengeluarkan sesuatu dari tas nya

"..aku berharap kalian berdua datang ke acara pernikahan ku dan Heeseung"

Jia dan Hanni sama sama terkejut mendengarkan perkataan Jihan
"Menikah?"

Jihan mengangguk
"Kami berharap kalian datang, jangan lupa ajak pasangan kalian yaa"

Jia dengan gugup mengambil undangan itu dan melihat isinya
"Tentu saja kami akan datang Jihan"

Jihan tersenyum
"Terima kasih, aku senang kalian akan datang"

Jihan berdiri
"Aku rasa, hanya itu yg aku sampaikan kepada kalian. Jangan lupa datang! dresscode nya warna merah ya!"

"Tentu Jihan! terima kasih sudah mengundang kami" jawab Hanni

Setelah Jihan pergi, Hanni segera duduk merapat mendekat ke Jia
"Kau berpikir kalau Jihan jugaa.."

"Tidak boleh berpikir seperti itu, mungkin saja Jihan dijodohkan dengan pak Heeseung"

"Ohya, kau memesan apa?" tanya Jihan, sambil meminum minumannya yang sudah sampai terlebih dahulu

"Salmon mentah"

Jihan reflek menoleh ke arah Jia
"Tidak tidak, kau tidak boleh memakan makanan mentah. Itu tidak sehat untuk kandunganmu"

"Tapi aku ingin memakan Salmon mentah" rengek Jia, Hanni tetap menggeleng

"Apa kau mau aku memberitahu Jungwon?"

Mendengar nama Jungwon, Jia refleks menggeleng. Ayolah, terakhir kali Jia meminta salmon mentah ke Jungwon saja Jia harus mendengar ceramah suaminya itu selama 3 jam

"Kalau begitu aku saja yang memakan salmon mentah, kau makan ramen yg ku pesan aja" saran Hanni, Jia mengangguk

_____

"Ini kopi mu, Jungwon" Seoun meletakkan kopi Jungwon di meja tempat Ia bekerja

"Ya terimakasih" ucap Jungwon tanpa menoleh, seperti nya Jungwon sangat sibuk mengamati laptop nya

"Eum, saya boleh bertanya?"

Jungwon berdehem mempersilahkan Seoun bertanya

"A-apa alasan anda menikah dengan Lee Jia?" sebenarnya Seoun tau Jungwon dijodohkan, tapi ia masih sangat penasaran tentang kedua pasangan muda ini

"Apakah itu penting bagimu?" ucap Jungwon menutup laptopnya dan menatap ke arah Seoun

Seoun gugup ditatap oleh Jungwon seperti itu "Eum, tidak. S-saya hanya penasaran"

Jungwon mengemasi barang barang nya dan menyeruput kopi nya
"Ya, buang jauh rasa penasaran mu itu. Karena itu bukan urusanmu"

Jungwon segera mengambil kunci mobil nya dan pergi meninggalkan Seoun yang masih dengan rasa penasarannya

"Sial, Jungwon sangat susah di dekati"

_____

"Oh ya, bagaimana dengan hubungan mu bersama Haruto?"

Hanni meminum strawberry milkshake nya sambil tertawa kecil
"Ya, aku sepertinya masuk ke jebakan ku sendiri"

"Maksudmu, kau benar benar menyukai nya?"

"Yah... seperti nya memang begitu"

"Sudah kubilang, kau tidak bisa menolak pesona laki laki Jepang itu"

Hanni memicingkan matanya
"Sejak kapan kau bilang seperti itu?"

"Didalam pikiran ku" sejujurnya Hanni ingin sekali melempar Jia sejauh jauh nya, mengingat Jia sedang hamil saat itu ia mengurungkan niat baik nya itu

"Maaf aku terlambat"

Hanni dan Jia sama sama menoleh ke belakang

"Jungwon akhirnya kau datang"

Jungwon tersenyum sambil mengelus kepada Jia

"Oh ayolah, jangan membuat ku merindukan Haruto"

Jungwon terkikik
"Apa yang kalian beli tadi?"

"Ak-"

"Tadi, aku dan Jia membeli perlengkapan bayi. Aku sangat tidak sabar aku menyuruh Jia membeli 2 macam baju untuk laki laki dan perempuan" sebelum Jia berbicara, Hanni memotong nya terlebih dahulu

"Yah sejujurnya kita belum mengetahui jenis kelamin nya" sambung Jia

"Aku tidak sabar menunggu bayi mu lahir"

Jungwon terkekeh, "Kau lebih exited dibandingkan kami"

"Tentu saja! aku akan mempunyai keponakan yang sangat lucu"

TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marriage Life || Yang JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang