-0-

502 47 1
                                    

Banyak orang bilang, kehidupan ketika di masa-masa SMA itu adalah hal yang menyenangkan, menyimpan kenangan, dan berharga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak orang bilang, kehidupan ketika di masa-masa SMA itu adalah hal yang menyenangkan, menyimpan kenangan, dan berharga. Beberapa orang juga beranggapan kalau masa sekolah di SMA adalah masa-masa perjuangan, karena kau harus rajin belajar mendapatkan nilai bagus untuk diterima di Universitas ternama.

Tidak salah, dan tidak benar juga. Namun, bagi, semua itu tidak sama dalam kehidupannya. Bagi Dirga, masa-masa SMA adalah masa peralihan yang cukup membosankan dan melelahkan. Di tahap ini lah kau akan belajar bagaimana beranjak dewasa sebelum terjun ke dunia yang lebih jauh lagi.

Tapi walaupun begitu, Dirga tetap bersyukur untuk kehidupan SMA-nya. Yah, tidak terlalu buruk juga. Kedua orangtuanya menyekolahkannya di tempat yang cukup jauh dari rumahnya, beda kota sehingga mengharuskan dirinya untuk menetap di kos.

Tujuan dari kedua orangtuanya ingin Dirga belajar hidup mandiri sebelum dirinya membentuk keluarga baru nanti. Padahal tanpa tinggal jauh dengan keluarganya pun, Dirga sudah bisa mandiri.

Tapi Dirga bersyukur dengan dirinya berangkat nge-kos di kota lain, dia bertemu dengan orang-orang baik yang tulus berteman dengannya. Setidaknya, kehidupan kosan Dirga jauh lebih berwarna.

Pak Sean, pemilik kosan yang sebenarnya sudah sangat kaya. Jadi kalau dipikir-pikir, beliau tidak membuka usaha kosan pun, tidak akan membuatnya kekurangan. Jadi kalau ditanya, "Kenapa buka kosan?" Pasti jawabnya, "Cari penghasilan tambahan." Emang rajin banget ya Pak Sean ini. Kosannya pun bersih dan nyaman, jadi gak heran kalau banyak orang yang mau ngekos di sana, tapi sayangnya kamarnya sangat terbatas.

Oke, kembali lagi. Ada enam penghuni yang tinggal di kosan itu, termasuk Dirga.

Pertama, Kasem. Seorang pemuda  yang seangkatan dengannya. Dengan rambut jabrik, kacamata dan senyumannya yang ramah. Dirga terkadang berpikir kalau Kasem adalah orang paling ramah yang pernah dia temui. "Wah, sarapan paginya nasi goreng, nih."

Yang kedua, Vivi. Seorang gadis yang satu angkatan juga dengannya. Memiliki kepribadian yang pendiam, terkadang sedikit keras kepala dan punya pola pikir yang kuat. Dirga berpikir kalau Vivi itu perempuan yang tangguh. "Dir, aku bantuin bikin teh anget sama kopi, ya."

Yang ketiga, Piri. Seorang pemuda, satu angkatan juga dengannya, bahkan sekelas. Dia memiliki kepribadian yang cerah. Selalu update di media sosial dan suka sekali berswafoto. Terkadang juga dia menganggap serius hal yang sepele dan selalu bercanda dengan hal serius. Dirga berpikir dia punya kepribadian yang cukup unik. "Halo, ges. Kembali lagi di vlog gua yang anjay gurinjay slebew."

Yang keempat, Razak. Pemuda yang satu angkatan di bawahnya. Alias, Razak ini satu tahun lebih muda. Punya kepribadian yang hiperaktif. Dia selalu ingin dekat dengan Lee--salah satu penghuni kosan juga. Tapi terkadang kehidupan di kosan diisi juga dengan keributan antara mereka berdua. Dirga berpikir dia sedikit bersisik, tapi kalau dia tidak ada, pasti akan sepi. "Wah!! Nasi goreng nih!"

High School | Hetalia X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang