-4-

122 19 0
                                    

Motor PCX Berwald terparkir dengan rapi di tempat parkir sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Motor PCX Berwald terparkir dengan rapi di tempat parkir sekolah. Mereka berdua turun, (Name) masih memegang helm yang dipinjamkan oleh Berwald untuknya. Mereka berdua berjalan ke arah pos satpam di tempat parkir.

"Permisi Pak, kami mau nitip helm." Ucap (Name) sambil mengetuk pelan pintu pos.

Pak satpam keluar dari tempatnya, kita panggil saja Pak Wira. Beliau tersenyum hangat menyambut kedatangan Berwald dan (Name).

"Oh iya, sini Neng, a, helmnya bapak taruh di rak, ya." (Name) tersenyum simpul seperti biasa, begitu juga Berwald yang hanya menampilkan wajah datarnya.

"Makasih ya, Pak." Ujar (Name).

Mereka berdua pun berjalan menuju sekolah. Mereka melewati lapangan basket, lapangan volly hingga sampai di lobby yang luas, menaiki tangga sekolah hingga sampai di lantai tiga tanpa perbincangan sedikit pun. (Name) merasa canggung, tapi Berwald biasa saja.

"(Name)." Panggil Berwald.

"Ah, iya?" (Name) menoleh.

"Kita beda kelas." (Name) sempat bingung dengan apa yang dikatakan Berwald, hingga akhirnya dia menyadari kalau dia dan Berwald belok ke lorong arah kelas Berwald.

"Eh!? Aku malah ngikutin kamu, ya?" Duh, (Name) ngerasa malu sekarang.

"Maaf, sebelumnya makasih ya, udah nganterin aku ke sekolah, dadah!" (Name) pergi meninggalkan Berwald yang menatap kepergian gadis itu. (Name) cepat-cepat pergi karena dia merasa malu.

"Dadah." Gumam Berwald.

Sepanjang jalan menuju kelas, (Name) berusaha melupakan apa yang baru saja terjadi. Itu cukup memalukan baginya. Sampai tiba-tiba (Name) terkesiap kaget karena ada sebuah botol kaleng yang mendarat tepat di depannya, dan itu menimbulkan suara yang berisik.

"Eh, kok botol ini bisa kelempar?" (Name) memungut botol itu dan melihat segerombolan siswa tengah berkumpul.

"Ada apaan itu?" Gumam (Name). Dia mendekati segerombolan siswi itu.

"Heh! Lu ngerti minuman kaleng soda tidak?! Kenapa lu malah bawain gua kaleng jus HAH!?" Terlihat seorang siswi dengan wajahnya yang dilapisi oleh make up menor dan seragamnya yang dipakai tidak rapi, dia bersama dua orang temannya yang lain.

Di depannya ada seorang siswi yang tengah meringkuk ketakutan karena siswi itu baru saja merundungnya.

(Name) paham dengan situasi ini. Sudah menjadi tugasnya sebagai anggota OSIS teladan yang harus menjaga ketertiban juga keamanan antar siswa. Ya, walaupun dia sendiri juga tidak yakin.

"Maaf, tapi di sini bukan tempat buat ribut." (Name) mendekati sekumpulan siswi itu dan berhasil menarik atensi mereka.

"Huh? Siapa?" Siswi yang sepertinya adalah pemimpin dari kedua siswi yang lain, nampak terganggu dengan keberadaan (Name). Sekilas dia melihat di bagian bahu kiri gadis itu terdapat badge organisasi.

High School | Hetalia X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang