CUATRO

150 10 0
                                    


Bulan semakin tinggi dan malam pun semakin dingin, semua orang sudah terlelap dalam tidurnya.

Tapi di sebuah rumah kayu di tengah hutan Cyeberaya bagian Utara, ada seorang lelaki tua bertubuh pendek sedang duduk di hadapan skrin komputer besar, tangannya begitu pantas dalam menaip papan kekunci di hadapan nya, di samping tangan kanannya ada secangkir kopi yang masih mengepulkan uap panas.

Tiba-tiba pintu rumah itu roboh di terpa oleh seseorang dari luar, lelaki tua itu terkejut bukan main, ia menatap ke arah orang yang masuk ke dalam rumahnya tanpa rasa malu.

Lelaki tua itu berdiri dengan tangan kirinya memasangkan alat penembak Leser ke tangan kanannya, lelaki tua itu berdiri berhadapan dengan 2 orang.

1 orang perempuan dan 1 orang lelaki bertubuh besar, lelaki tua ingin melancarkan tembakan Leser ke arah kedua orang yang di hadapan nya, tapi.........

Pandangan lelaki tua itu menjadi buram, dan ia juga merasa sakit di bagian tengkuk leher belakangnya, dan kegelapan pun menenggelamkan dirinya ke alam bawah sadar.

“trez...bawa orang tua tak sedar diri ni~,ke markas!” ucap lelaki yang memukul orang tua tadi.

“hmmph..... kenapa kena aku?!” ucap lelaki bertubuh besar, a.k.a trez.

“hn.... tubuh kau kan, besar!, Kan Diez?” ucap sang perempuan.

“heh.... Betul apa yang kau kata, Dos~” ucap lelaki itu, a.k.a Diez, tersengih.
.
.
.
.
.
Malam ini adalah malam ke 3,Ali bermalam di akademi, dan selepas selesai sholat isya, ia menghabiskan waktunya di makmal Tecno untuk melanjutkan sesuatu yang tertunda dan tentunya selepas selesai ia makan dan mengerjakan PR sekolahnya.

Di dalam makmal Tecno,sudah 3 jam Ali duduk sendirian di sana, ia terlihat begitu serius membuat kerja sesekali ia akan mengalihkan pandangan ke arah skrin tablet yang berada di sisi tangan kanannya dan disebelah kirinya ada coklat panas yang masih mengepulkan uap.

Saat lagi serius-serius nya buat kerja, tiba-tiba ada yang masuk ke dalam makmal, Ali menatap orang itu heran.

“ejen geetha?, apa yang ejen geetha buat kt sini?, ejen geetha tk balik,ke?” tanya Ali beruntun, ejen geetha tergelak kecil mendengar pertanyaan Ali yang beruntun, membuat geetha terkenang masa ia berkawan baik dengan Aliya Mak nya Ali, sewa
ktu masih di akademi.

“tak~, saya ke sini cuma nk pastikan ada orang atau tidak dalam makmal ni” balas geetha lembut, Ali mengangguk sambil kembali melanjutkan kerjaannya, geetha yang penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Ali,pun bertanya.

“em...apa yang kamu buat tu” tanya geetha

“kejap, sikit lagi siap” balas Ali tanpa memandang ke arah geetha, geetha pun duduk di bangku sebelah kiri Ali

' ah~ seperti melihat Aliya yang sedang bekerja saja tidak pernah suka di ganggu ' bisik geetha dalam hati, sambil menatap wajah ali yang begitu serius

“dah siap!!!”jerit Ali, membuat geetha tersentak dari lamunannya, geetha menatap ke arah benda yang ada di atas meja makmal.

“ali, apa benda yang sebenarnya kamu buat?” Tanya geetha

“owh....ini saya dapat bagian untuk cipta enjin kapal terbang, sebagai tugasan yang puan dayang bagi pada kami” jelas Ali.
.
.
.
.
.
.
Esoknya setelah selesai pembelajaran di sekolah SRT Cyeberaya, Ali langsung pergi ke bilik klub pengumpul steam dengan tergesa-gesa dan meninggalkan Alicia yang masih mengemas barang sekolahnya.

Sesampainya di akademi,Ali mencari kawan seterasnya yang rupanya sudah berkumpul di makmal Tecno.

Khai: hai...Ali!,ha... sampai pun kau!

Ali: eh!... Lama ke, Korang tunggu?

Bulat: takdelah lama sangat, kami pun baru sampai 20 minit lepas

Ali: kau kata itu tak lama!

Khai: dahlah tu~, yang penting kau dah sampai, dan kita boleh lanjutkan proyek kita

Ali dan bulat pun mengangguk setuju, dan mereka mulai membahas proyek mereka yang sebentar lagi siap.
.
.
.
.
.
.
Di dalam gua besar dengan pencahayaan berwarna merah dan di sanalah markas numeros berada

mereka sedang membicarakan sebuah perkara yang terlihat begitu penting dan serius.

“kalau ada semua barang pun,tak guna!!!” jerit marah terdengar dari mulut lelaki tua bertubuh pendek itu

“kan aku dah kata, bukan aku, yang tulis program asal IRIS!” ucap lelaki tua itu berusaha menjelaskan.

Seorang perempuan berambut merah kecoklatan dengan potongan pendek sebahu, berjalan perlahan ke arah lelaki tua itu, perempuan itu tergelak kecil. “kami, tak perlukan penulis program asal IRIS” ucapan perempuan itu membuat lelaki tua tadi terkejut dan merasa heran.

“jangan bimbang~, kami telah berjaya tanamkan microbug pengurai dalam IRIS, jadi setiap kali IRIS di hidupkan, ia akan____” belum sempat perempuan itu menghabiskan ayatnya, lelaki tua itu menyambung perkataan perempuan itu.

“menyalin cod program, dari penggunaan IRIS” keterkejutan terlihat begitu kentara di wajah orang tua itu, dan perempuan itu mengangguk membenarkan perkataan orang tua itu.

Orang tua itu adalah Cuatro atau lebih tepatnya prof. Akram seorang bekas Ejen Tecno sekaligus seorang Quartermaster di agensi MATA sewaktu dulu.

Dan perempuan itu adalah Cinco salah seorang dari ahli numeros.

Dan pada akhirnya prof. Akram setuju untuk membuat ulang IRIS baru, dan ia melakukan itu secara terpaksa, karena ia sudah di beri ancaman,' keluarga nya akan dibunuh oleh ahli numeros '.

Setelah prof. Akram setuju, mereka pun melanjutkan pembicaraan tentang strategi untuk melancarkan serangan kepada M.A.T.A.
.
.
.
Di luar markas numeros ada 2 susuk berpakaian serba hitam tengah mengintai markas itu

2 susuk itu mengendap-endap mencoba untuk masuk ke dalam Markas numeros secara senyap, entah apa yang mereka lakukan.
.
.
.
( Alhamdulillah akhirnya selesai lagi 1 chapter, dan terimakasih kepada pembaca yang telah mau menunggu dan memberikan sport dengan cara ngefollow akun aku dan terimakasih juga telah memberikan vote......

Dan bagi kalian yang merasa tak puas hati, atau ada saran, atau sekedar nk bercakap cakap santai dengan aku, silahkan tinggalkan kata di kolom komentar ye~)

Okelah sini dlu taw~

Sampai jumpa di next part ye

Babay~

ejen ali( the alone 2 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang