"aku rasa ada yang aneh.." ucapku memecah keheningan. putra mahkota yang duduk dibelakangku menunggangi kuda hanya diam menungguku selesai berbicara.
"perhiasan milik ibuku yang merupakan hadiah pernikahan dari ayahku, bagaimanapun aku mencarinya aku tetap tidak menemukannya." jelasku. "dimanapun."
"bagaimana dengan perhiasanmu? apa hilang juga?"
"tidak. sejak awal aku memang tidak memiliki perhiasan." jawabku. "intinya ini sangat aneh. ibuku tidak menggunakannya karena sangat ingin menjaga dan memelihara perhiasan itu. jadi dijual pun adalah hal yang sangat tidak mngkin."
"aku punya firasat buruk." ucapku lagi bersamaan dengan putra mahkota yang menghentikan kudanya. dia lalu turun dan kembali membantuku juga.
"istirahatlah dulu. aku akan berburu untuk makan malam." ucapnya sambil menyalakan api unggun di hadapanku. "jangan berpikiran macam-macam."
putra makhota lalu pergi mendirikan tenda sebelum berangkat untuk berburu.
-------
AUTHOR'S POV
karena berada di tengah salju seperti ini aku kesulitan menemukan hewan buruan, batin Aaron, putra mahkota
aaron membawa seekor kelinci yang susah payah didapatkannya dan segera kembali ke tempat istirahat mereka malam ini.
mata aaron membelalak melihat penampakan dihadapannya. dari kejauhan aaron dapat melihat alana yang terkapar tidak berdaya diatas salju.
aaron langsung mendongak keatas dan melihat langit. "itu bulan pernama."
dengan cepat aaron segera berlari kearah alana yang mulut dan telapak tangannya sudah berlumuran darah. samar-samar alana melihat aaron yang lari kearahnya.
uuhuuukk! uuhuukk!!
alana menutup mulutnya yang lagi-lagi batuk darah itu dengan telapak tangannya.
sial! aku terlalu lama kembali!, batin aaron kesal pada dirinya sendiri.
aaron meraih alana ke pangkuannya dan sangat syok melihat pemandangan dihadapannya saat ini.
dengan mata yang setengah terbuka, alana menggenggam jubah aaron dan berkata, "dingin..."
aaron kaget mendengar suara alana yang terdengar sangat lemah dan juga fakta bahwa dia kedinginan. alana selalu mengeluh tentang banyak hal, tapi ini pertama kalinya dia mengeluh karena kedinginan.
aaron langsung melepas jubahnya dan menyelimuti alana erat-erat. dia mengangkat dan menggendong alana masuk kedalam tenda yang sudah didirikan sebelumnya.
"alana.. tetaplah sadar." aaron segera membersihkan darah di sekitar mulut dan telapak tangan alana dengan lengan bajunya.
alana kemudian meraih dan menggenggam salah satu tangan aaron. "ta..nganmu.. ha..ngat..."
walaupun batuk darah alana telah terhenti begitu aaron berada di sampingnya, tetap saja dia sudah kesakitan sejak tadi dan membutuhkan waktu untuk pulih.
aaron menyatukan kedua tangan alana dan menggenggamnya erat-erat.
aaron lalu berpikir keras tentang apa yang bisa dia lakukan sekarang.
kalau aku berangkat sekarang dengan cepat, apa aku bisa sampai ke kediaman duke harvey sebelum pagi?, batinnya
aaron membelai rambut alana dan berusaha berbicara dengan alana yang masih memejamkan matanya. "alana. aku akan membawamu pergi dari sini. tolong bertahanlah." alana mengumpulkan kekuatannya untuk mengangguk membalas perkataan aaron.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND CHANCE : relife
FantasySeorang gadis yang kembali ke masa lalu karena kematiannya yang menyedihkan. Di kehidupan kali ini dia akan berusaha untuk menemukan takdir yang tidak terpenuhi dikehidupan sebelumnya. Apakah dia mampu menemukan takdir itu? Apakah dia dapat menemuk...