Alana's POV
Aku adalah seorang penyihir agung yang seharusnya sudah mati di usiaku yang baru saja menginjak 20 tahun. Tetapi, entah apa yang terjadi aku malah kembali ke masa lalu saat aku berusia 18 tahun.
Aku menatap pantulan cermin dihadapanku. Seorang gadis sakit-sakitan dengan rambut yang berwarna icy blonde atau biasa juga disebut sebagai white blonde itu berparas cantik yang dihiasi dengan manik mata yang berwarna icy blue.
Ya, benar. Itu adalah aku. Aku mati di usia 20 tahun sebab belum menemukan manik jiwa membara yang sebenarnya adalah partner alami yang sudah ditakdirkan sejak aku lahir, namun tentu saja keberuntungan saling menemukan satu sama lain tidak hanya butuh takdir, tapi juga usaha.
Dan aku tidak beruntung di kehidupanku sebelumnya.
Bukan hanya karena tidak dapat menemukan manik hati membara itu, tapi dikehidupanku sebelumnya aku dimanfaatkan sebagai senjata manusia walaupun aku adalah istri dari seorang putra mahkota yang menjadikanku selir ketika ia menjadi kaisar di usianya yang menginjak 22 tahun. Dan saat itu terjadi aku berusia 19 tahun.
Aku menikahinya diumurku yang berusia 18 tahun. Semuanya terasa indah, dia sangat mencintaiku dan aku sangat mencintainya. Kukira dia adalah manik hati membara yang aku cari selama ini karena walaupun aku masih sakit-sakitan aku selalu merasa nyaman dan tenang berada di sampingnya. Aku sangat mencintainya sampai aku rela melakukan apapun untuknya dan dengan bodohnya aku dimanfaatkan sebagai senjata manusia yang mematikan.
Aku dijuluki sebagai Penyihir Agung karena aku adalah seorang pengguna elemen es murni dimana hal ini sangat langka. Sebab pengguna es murni hanya muncul setiap 100 tahun sekali. Dan aku adalah pengguna es ke-13 yang tidak dapat hidup melebihi umur 20 tahun jikalau aku tidak dapat menemukan manik hati membara yang sudah di takdirkan untukku.
Aku melihat di tengah telapak tangan kananku yang terdapat permata berwarna biru saphire yang bercahaya. Seiring usiaku bertambah, jantungku perlahan membeku dan aku akhirnya akan mati ketika berumur 20 tahun. Kekuatan ini seperti pedang bermata dua juga mungkin sebagai kutukan. Kalau aku dapat menemukan manik hati membara dan dapat mengendalikan kekuatan ini mungkin saja aku dapat hidup sedikit lebih lama.
Aku kembali menatap pantulan wajahku yang tampak pucat ini.
aku harus melarikan diri sebelum aku ditemukan oleh putra mahkota itu lagi, batinku
***************
"Alana sayang. Pamanmu akan datang esok hari untuk menjemputmu. aku tidak bisa memberikan mahar apapun untuk pernikahanmu dengan putra mahkota tetapi karena putra mahkota sangat mencintaimu, dia tidak mempermasalahkan itu. Bersiap-siaplah sayang."
apa? secepat ini? apa aku tidak mengecek tanggal hari ini dengan benar tadi?
tanpa menjawab perkataan ibuku aku segera berjalan cepat untuk menemukan kalender yang berada dirumah kecilku ini.
30 desember...
Putra mahkota seharusnya menjemputku saat musim semi tahun depan, kenapa tiba-tiba jadi seperti ini? apa karena timeline nya sedikit terganggu karena kembalinya aku ke masa lalu?
Tanpa disadari, air mataku mengalir membasahi pipiku, aku memegang kepala dan dadaku yang tiba-tiba sakit mengingat kenanganku bersama putra mahkota, mantan suamiku.
Aku tidak mau sejarah kembali terulang. aku harus pergi.
"Sayang kamu baik-baik saja?" Ibuku menghampiriku. "apa dadamu terasa sakit lagi?" sambungnya.
"Tidak bu, aku baik-baik saja. sebaiknya ibu segera tidur. ini sudah larut malam. aku akan menyiapkan barang-barang ku sebelum tidur." jawabku berusaha tersenyum.
Dengan raut wajah yang khawatir ibuku memegang wajahku dengan kedua tangannya. "kamu yakin sayang? kamu baik-baik saja? kamu terlihat agak berbeda semenjak kamu bangun pagi ini." Memang benar firasat seorang ibu atas anaknya tidak pernah salah. tapi maaf ibu, aku tidak bisa mengatakannya sekarang dan aku yakin ibu akan mengerti.
"Aku baik-baik saja bu. Selamat malam." aku memeluk ibuku dengan sangat erat, mungkin saja ini terakhir kalinya aku dapat memeluknya.
Aku segera mengemas barang-barangku setelah aku memastikan ibu sudah tertidur. aku tidak membawa banyak barang. dengan kondisi kesehatan yang tidak stabil ini tentu saja aku tidak akan punya kekuatan untuk membawa banyak barang.
"Baiklah. aku akan membawa ini dan ini..." ucapku sambil memasukkan sepasang pakaian dan selimut tipis juga sejumlah uang yang selama ini ku tabung kedalam tasku."
Setidaknya aku bisa membawa ini kan? ini tidak ringan tapi lebih baik daripada harus membawa banyak barang dalam pelarian ini.
Uangku tidak banyak, tapi aku tidak bisa mengeluh karena sejak lahir aku memang bukan seorang bangsawan ataupun orang kaya. hanya saja secara kebetulan aku lahir sebagai seorang penyihir agung yang orang lain mungkin tidak ketahui.
Aku berjalan memasuki kamar ibuku dan menyimpan surat yang baru saja ku tulis di atas nakasnya. Aku menggenggam tangan ibuku dengan lembut. "maafkan aku ibu. aku akan segera kembali."
aku pun pergi dari rumahku dengan membawa lampu pelita dan berlari agar bisa segera keluar dari desa ini. Fria Village.
******
******Setelah sekian lama hiatus. Akhirnya aku muncul dengan cerita baru dan nama pena baru🙈🥰
Oh iyaa, gambar di atas adalah visual dari karakter utama, Alana Foster.
Jangan lupa beri vote dukungan kamu dan komentar yaaa!! Heheee see you soon🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND CHANCE : relife
FantasiSeorang gadis yang kembali ke masa lalu karena kematiannya yang menyedihkan. Di kehidupan kali ini dia akan berusaha untuk menemukan takdir yang tidak terpenuhi dikehidupan sebelumnya. Apakah dia mampu menemukan takdir itu? Apakah dia dapat menemuk...