5

39 25 24
                                    

"bagaimana cara saya mengembalikannya?" tanya Nadin sedikit keras karena hujan yang begitu deras.

laki-laki itu berhenti sejenak lalu membalikkan badannya namun tak menatap Nadin. "jika kita dipertemukan lagi oleh Allah nanti." sahut laki-laki itu.

Nadin hanya menatap punggung laki-laki itu ketika ia berlari sampai hilang dari pandangannya, Nadin berfikir sejenak...siapakah laki-laki itu? Nadin tidak mengenalinya.

***

"asalamualaikum..." ucap seorang laki-laki dengan kemeja putih dan sarung senada.

"wa'alaikumsalam..." sahut fatima dari dalam.

fatima tersenyum. "maaf...?" fatima tidak mengenali laki-laki ini.

"maaf bunda...saya mau cari ayah ada?" ucap laki-laki itu dengan sopan.

fatima tersentak. pertama.. ia memanggil fatima dengan sebutan bunda, kedua—caranya berbicara dengan sorot mata yang teduh.

fatima mengangguk. "sebentar bunda panggilin," ucap fatima lalu beranjak memanggil Rukmana.

tak lama kemudian Rukmana menemui laki-laki itu, laki-laki itu mengalami Rukmana dengan seluruh badan bergetar.

"sebelumnya maaf ayah.. bunda.. saya lancang  datang kesini, saya ingin membicarakan sesuatu." ucap laki-laki itu dengan sangattt lembut.

"mari masuk kalau begitu, kita bicarakan didalam."  ajak Rukmana.

"apakah boleh?" tanya laki-laki itu.

Rukmana dan Fatima saling menatap satu sama lain,  dan sama-sama tersenyum, tahu apa yang akan terjadi.

"tak apa, masuklah. sebentar lagi humairah pulang dari kampusnya." ucap Rukmana tersenyum membuat laki-laki itu sedikit melebarkan matanya.

ketiganya sudah duduk disofa ruang tamu, fatima juga sudah memberi jamuan.. namun laki-laki itu belum meminumnya sedari tadi.

"siapa namamu?" tanya Rukmana pada tamunya.

"ah, saya Agam ayah. salah satu dosen di uii." jelas Agam dengan senyuman.

"itu sepertinya humairah," ucap Fatimah menelisik dari jendela.

"assalamualaikum..."

badan Agam semangkin bergetar hebat kala humairah mengucap salam memasuki rumah, tak bisa ia tahan rasa gugupnya.

"duduk disebelah bunda, humairah." titah Rukmana.

Humairah duduk disebelah fatima dengan perasaan...? perasaan apa ini? kenapa langsung berubah rasa hati humairah kali ini..

"izin ayahh, bunda. sepertinya allah mempertemukan kita lagi, maukah kamu mengembalikan payung saya?" ucap Agam.

Rukmana, Fatimah, dan juga humairah terkejut hebat, humairah menaikkan wajahnya menatap Agam.

"dosa humairah." ujar Agam, humairah lantas menundukkan kembali wajahnya.

Agam mengeluarkan beberapa lembar kertas dari kantong kemejanya. "bismillah, saya Agam. ingin Mengkhitbah humairah jika ayah, bunda, dan humairah mengizinkan saya."

setelah mengatakan itu, Agam menunduk, buliran bening mengalir dari mata Agam. ia sangat lega, seperti mengeluarkan seluruh beban yang ada ditubuhnya.

Rukmana dan Fatimah tersenyum bahagia, ternyata Agam bergetar karena akan mengatakan itu.

Rukmana melihat humairah meminta jawaban, Humairah hanya menundukkan wajah, Rukmana tau itu jawaban humairah.

Rukmana menepuk bahu Agam meminta Agam untuk menaikkan wajahnya. "besok bawa ayah ibumu kemari, Agam." 

Agam mendapatkan lampu hijaunya, ia memeluk Rukmana bahagia.

***

setelah Mengkhitbah humairah kemarin, kedua orang tua Agam dan humairah sudah sampai di tanah suci, Mekkah. iya.. Agam akan melakukan akadnya disana.

mereka sudah duduk sejajar didepan Kakbah, Agam berhadapan dengan Rukmana. Dengan beberapa saksi yang mereka ajak, mereka memulai acaranya.

Rukmana dan Agam siap berjabat tangan. "Ankatuhka wazawwajtuka makhtubataka binti Rukmana alal mahri haalan" ucap Rukmana.

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq." dengan lantang Agam mengucapkannya.

beberapa doa, dan nasihat tentang pernikahan. Agam dititah untuk menyalimi humairah yang sudah dah menjadi istrinya.

"boleh yah?" tanya humairah membuat semua orang yang ada disana tertawa.

"Agam sudah sah menjadi suamimu, humairah." ujar Rukmana.

Humairah menyalam tangan Agam dan menciumnnya, begitu juga dengan Agam.

ARUNAA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang