𝙆𝙄𝙏𝘼 𝙄𝙉𝙄 𝘼𝙋𝘼
.
.
."Truth or dare?"
"Truth."
"Alah cupu, apaan daritadi truth mulu, sekali-kali dare lah!"
Gadis yang di cibiri itu hanya mendengus, saat itu kelas mereka sedang kosong. Gadis yang bernama Kalaya Olivia itu tengah bermain truth or dare bersama beberapa teman sekelasnya.
Mereka kini tengah duduk lesehan dibelakang kelas untuk bermain bersama. Namun sialnya, beberapa kali botol yang diputar itu berhenti dan menunjukkan kearahnya. Kalaya yang sebenarnya enggan bermain pun akhirnya memilih mengungkapkan kebenaran daripada ditantang yang macam-macam.
Namun, teman-teman sekelasnya itu bisa saja membuatnya kesal. Bagaimana tidak? Mereka menanyakan sesuatu yang sangat amat pribadi dan privasi, seperti orang yang disukai contohnya. Bahkan saat Kalaya berbohong dengan mengatakan tidak ada pun mereka terus mencerca dan membuatnya terpaksa berkata sejujurnya.
"Ya suka-suka gue dong!" Balas Kalaya ngegas.
"Cemen lo, baru tau gue bendahara kita yang merupakan titisan singa ini cemen benget ternyata," Ejek seorang pria yang bernama Leo.
"Kala cemen huuu!" Sial, teman-temannya yang lain ikut mengunjingnya.
"Oke-oke! Gue pilih dare! Puas?"
"Banget!!!!" Seru beberapa orang disana.
"Oke tantangannya yaitu, tembak orang yang lo suka!"
Triple shit!
Kalaya menatap keluar jendela cafe yang didatanginya, menghela napas pelan gadis itu menatap seorang pria yang duduk di hadapannya. Pria itu adalah Ardan Setyawan, orang yang ia tembak tiga bulan lalu akibat dare dari teman-temannya.
Masih teringat jelas dibenak gadis itu saat ia di dorong oleh teman-temannya itu agar mau memenuhi tantangan mereka.
Saat itu Ardan tengah berada di ruang Osis mengingat pria itu kini menjabat sebagai ketua Osis, lalu akibat dorongan dari para temannya Kalaya terpaksa mengungkapkan perasaannya disana. Untuk tidak ada orang lain waktu itu.
Dan tanpa di duga-duga, pria itu malah menerima ungkapannya.
"G-gue mau omong sebentar b-boleh?" Ujarnya gugup waktu itu. Ardan hanya menaikan satu alisnya menatap gadis itu.
"Gue.. G-gue suka sama... Lo, mau jadi pacar gue?"
"Oke."
Ya, hanya dengan mengeluarkan satu kata, Ardan membuat Kalaya hampir pingsan. Antara senang, malu dan lega. Ia benar-benar speechless dibuatnya.
Namun, pacaran atau tidak dengan pria itu Kalaya rasa sama saja. Ia tetap merasa jomblo karena pria dihadapannya ini termasuk sejenis pria kulkas. Jika sedang di luar begini selalu dirinya yang mencari topik, jika ia tidak berbicara maka pria itupun akan diam seribu bahasa. Pria itu lebih memilih fokus pada materi pelajaran yang ada di ponselnya.
Huftttt
"Kenapa?" Tanya Ardan saat mendapati wajah kusut Kalaya.
Kalaya menggeleng pelan lalu kembali fokus pada makanannya di meja. Sejujurnya dalam hati ia tidak menginginkan hubungan seperti ini. Dulu pun ia tidak berniat mengungkapkan perasaannya atau bahkan berkhayal menjadi pacar Ketos itu. Karena ia tau, akan sulit menjalin hubungan dengan pria kulkas itu.
Dicueki menjadi makanannya sehari-hari, diberi harapan palsu sudah biasa baginya.
Dalam benaknya, Kalaya merasa tidak pantas untuk Ardan. Maksudnya, mungkin pria itu terpaksa mengiyakan ajakan ku untuk menjalin hubungan.
Hingga terkadang Kalaya sering menanyakan pertanyaan konyol kepada pria itu, "Kita ini apa?"
To be continued...
Thanks for Reading 💅
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA INI APA?
Teen Fiction#Spin of Dia Elisha Hubungan yang berawal karena sebuah tantangan akankah berbuah manis? Atau akhir yang miris? Ini lah kisan mereka, Kalaya Olivia dan Ardan Setyawan.