[DISCONTINUE]
Pekerjaan Junghwan sebagai sekretaris mulai diluar jobdesk, yaitu mengurus Justin, keponakan atasannya.
🔞
Jeongwoo, Dom
Junghwan, Sub
bakwanseember, 2023.
Justin terbangun dari tidurnya karena merasa kedinginan, mengucek mata dan melihat sekitar yang berkabut. Ia berada di suatu tempat yang sangat asing, dan tidak ada Junghwan di kursi pengemudi.
"kak?? kak Junghwan???" panggil Justin panik, menoleh kesana kemari. Ia menyesal karena tadi malah jatuh tertidur, membiarkan Junghwan menyetir tanpa adanya teman mengobrol.
Justin keluar dari mobil setelah memakai mantelnya, tidak ada satu orang pun yang lewat di jalan yang sedikit tertutup salju itu. Sementara mobil ini sendiri ternyata terparkir didepan halaman sebuah rumah kayu tradisional yang sederhana dan Justin pikir ini lah rumah lama Junghwan, yang artinya mereka sudah sampai. Tetapi, dimana pemiliknya?
"bangun juga lo"
Ucap Junghwan yang ternyata baru saja menurunkan barang dari bagasi mobil. Ia menutup pintu bagasi, menghampiri Justin yang kebingungan.
"disini gak banyak orang, kalo mau ke minimarket juga harus jalan 2 kilo. jangan nyesel ya liburan kesini"
"y-ya gak lah, asalkan bareng lo ke tempat nyi roro kidul juga gue jabanin"
Junghwan memutar mata, mendorong Justin untuk masuk ke rumah karena udara semakin berhembus dingin. Ini kali pertama Justin melihat secara langsung rumah yang benar-benar terbuat dari kayu, beraroma kayu, lengkap dengan benda-benda antik yang belum pernah ia lihat.
"ini rumah gue semasa kecil. sampe lulus sekolah, gue cuma tinggal sama kak Jungyoung dan nyokap. nanti kita tidurnya disini, gak papa kan?" jelas Junghwan, sambil menggeser pintu kamar tidur.
"what do you mean 'we'? kita tidur bareng?"
"iya, tapi gak satu alas. jangan ngeres pikiran lo"
"padahal kalo iya kan gue bisa grepe-grepe dikit" gumam Justin sambil cemberut, menaruh mantel di gantungan baju dan menarik kopernya ke sudut ruangan.
"aneh deh, kok rumahnya masih bersih? ini udah lama lo tinggalin kan?"
Justin menyusul Junghwan ke dapur, menemukan pria manis itu sedang menyeduh kopi. Dari belakang aja indah, manusia apa bukan sih? batinnya sambil tersenyum miring dan berdiri tepat dibelakang Junghwan.
"ada kerabat jauh yang ke rumah ini kalo weekend, dibersihin biar gak berdebu. makanya kakak gue ribut nyuruh pindah kesini, biar gak nyusahin yang lain lagi" jawab Junghwan, membawa nampan berisi kopi menuju ruang tengah.
"gak dijual aja?"
"maunya gitu, tapi rasanya sayang. cuma ini sama tanah belakang rumah satu-satunya yang nyokap gue punya. dia bilang buat dijadiin usaha, kalo nanti gue atau kakak gue udah punya modal"
"enak ya, nyokap lo masih mikirin keluarga sebelom gak ada. bonyok gue cuma punya anak sebiji aja, gak pernah keliatan tanggung jawabnya sampe mati"
"hush, kok ngomongnya gitu" ujar Junghwan, menatap Justin. "lo bisa makan sama minum setiap hari, emang bukan dari orangtua lo?"
"if you were in my shoes."
"lo mending tidur lagi aja, gue ada urusan keluar sebentar. nanti kalo makan siangnya udah siap, gue bangunin"
Justin menurut karena badannya juga terasa pegal dan sakit karena tidak tidur dengan benar di mobil, menunjukkan mata mengantuknya ketika Junghwan membentangkan alas tidur yang terlihat nyaman di lantai kamar.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.