07

2.2K 151 19
                                    

🐺🐮





"kita beneran bisa tidur gak pake ac gini nih?"

Junghwan berdehem, menaruh botol-botol skincare nya kembali kedalam koper. "buktinya tadi siang lo tidur kayak orang pingsan, ya berarti bisa dong"

"siang kan beda kayak malem, pasti banyak nyamuk"

"gak kok, lo tidur aja. udah jam 9 ini"

Justin yang semula sudah memakai selimut, malah beranjak menghampiri yang lebih tua dan memeluk pinggangnya dari belakang.

"gue baru pertama kali liat lo pake baju tidur, makin berasa kayak suami istri yang lagi honeymoon" ucap Justin ditelinga Junghwan, melihat pantulan diri mereka didepan cermin.

"gue sih berasa bawa anak kecil"

"liat aja, besok kalo udah nikah, gue bawa lo honeymoon sampe lecet"

"enak aja─iih geli!" Junghwan terkejut karena Justin tiba-tiba mencubit perutnya pelan, lalu membalikkan badannya hingga mereka berhadapan.

"apa? kenapa natap gue gitu?"

"ngewe yuk, gue capek dari kemaren cuma bisa ngocok sambil nyebut nama lo doang"

"heh, mulutnya licin amat ya nih bocah, terus buat apa dong gue ceramahin lo tadi? au ah, gue mau tidur!"

Justin menahan Junghwan yang hendak ke kasur, langsung menyatukan bibir mereka dan melumatnya. Justin tidak ingat kapan terakhir kali mereka berciuman, yang pasti rasanya selalu terasa baru dan manis.

Dorongan Junghwan tidak mempan melepas pagutan itu, sebaliknya malah dirinya yang kalah dan mengeluarkan suara merintih yang membuat Justin menyeringai.

Bruk!

"lo bilang disekitar sini gak banyak orang, jadi gak akan ada yang denger kalo lo nangis sampe minta ampun kan?" bisik Justin, menindih tubuh Junghwan yang sudah berbaring di alas tidurnya, menyibak poni cantik sang sekretaris.

"lepas Justin, gue gak mau!"

"ck, bentar doang kak. lo gak kasian gue udah tegang gini?"

"bodo amat, gue gak akan pernah bisa lo samain sama orang-orang yang pernah lo tidurin─mmphh~!"

Junghwan merasakan perutnya tergelitik dari bawah ketika lehernya dijilat dan diberi kecupan bertubi-tubi, menjambak rambut yang lebih muda. Tidak, dia tidak ingin perjakanya diambil sekarang, segera berpikir keras ditengah nikmat sentuhan Justin. Akhirnya Junghwan menemukan celah ketika Justin bangun karena harus membuka kaus putihnya, langsung menjauh dan mengancingkan kembali piyama yang sempat terbuka.

"budeg ya lo, gue kan udah bilang gak mau?!" seru Junghwan, mendesis marah.

"oh, c'mon. gimana lo tau mau apa gak kalo gak dicoba??"

"ya tapi gue milih-milih kali siapa yang bisa ngeliat badan gue!"

"kenapa dipersulit sih, gue cuma perlu lobang lo doang!"

"Justin!" potong Junghwan, menepis kasar tangan panjang Justin yang hampir menyentuhnya lagi. "kalo lo masih gak nurut, gue bakal pulangin lo ke Seoul. langsung besok pagi pake bis sekalian!"

Justin menghela napas kesal. Baru kali ini ia harus menahan nafsunya, menatap Junghwan yang bersiap tidur dengan tidak rela. Ia memakai kausnya kembali, keluar dari kamar hendak menenangkan diri. Lebih tepatnya mencoba menidurkan bagian bawahnya.

"sialan, udah sebulan kenal belom juga berhasil gue jebolin. bukan gue banget" gumamnya, duduk didepan pintu yang memiliki semacam batas antara teras dan lantai rumah untuk menghalau dingin, melihat kearah gelapnya malam diluar.

Secretary [WooHwan] Where stories live. Discover now