03

1.4K 148 22
                                    

🐺🐮





"kayaknya lo mau pindah sejauh manapun juga gak bakal idup susah ya, ck ck speechless gue"

"yoi dong, malah lebih tajir lagi sekarang karena gue bakal bisa nikmatin gaji sendiri kalo udah kerja nanti" jawab Justin, menggoyang-goyangkan kaki yang sedikit lagi menyentuh lantai balkon saat duduk dipagarnya. Malam itu Simon menelpon, meminta Justin untuk menceritakan bagaimana kesan pertamanya di Korea.

"jadi bener kalo om lo itu direkturnya? emang dapet job apa lo disana?"

"hooh. gue pilih bidang modelling sih, besok pagi cv gue tinggal diserahin ke hrd gak pake interview. kurang nepo apalagi coba?"

"shit, that's so fckin' unfair. gue curiga roda kehidupan lo nge stuck diatas dari lahir"

"I know right. eh, tapi ada yang lebih menarik  daripada cewek-cewek bandara yang tadi gue ceritain"

"apa apa?"

"sekretaris om gue. body goals mampus, seksi, bening, sumpah kalo lo liat pasti juga langsung mikir jorok kayak gue sih"

"wah, gak heran sih banyak orang yang selingkuh ama sekretaris sendiri kalo gitu bentukannya. ada fotonya gak?"

"ya gak ada lah. kapan-kapan gue fotoin deh diem-diem"

"mending cepetan lo sikat, tar keburu diambil om lo lagi"

"hahah kecil itu maah, baru pertama kali ketemu aja gue udah dapet bibirnya"

"hah, serius lo?!"

"Justin? sleep yet?"

Justin spontan menoleh mendengar suara Yoshi yang keluar dari kamar, turun dari pagar balkon dan menghampiri pria itu.

"belom om, masih kena jet lag"

"kamu besok pagi udah harus ke kantor loh. minum obat yang ada di meja makan, terus harus segera tidur ya"

"iya iya, bentar lagi"

Yoshi melipat tangan, melihat Justin kembali keluar balkon dan sibuk bertelponan. Sebenarnya mereka berdua masih lumayan canggung, Yoshi belum kenal betul keponakannya itu. Bayangkan saja mereka terakhir bertemu sekitar belasan tahun yang lalu, itu pun saat Yoshi baru lulus kuliah dan menjadi karyawan biasa diperusahaan pakaian ayahnya sendiri.

Sebagai anak laki-laki terakhir, Yoshi menanggung ekspektasi dari keluarga Kanemoto untuk menjalankan perusahaan karena mendiang kakak perempuan satu-satunya, Kanemoto Yuuki, diboyong oleh suaminya atau ayah Justin, Jason Park, ke ranah Australia sana. Tak heran mengapa selama 17 tahun berkarir ini yang Yoshi pikirkan hanyalah pekerjaan, bukan mempersiapkan diri mencari pasangan, apalagi menjadi seorang ayah. Dan sekarang, ia harus menjadi sosok "ayah" untuk Justin. Yoshi tidak tau bagaimana cara memulainya.

"kayaknya segini udah cukup, tinggal laporan yang satunya" gumam Yoshi, selesai membolak-balik halaman file yang dikirim Junghwan dua jam yang lalu.

"malam, sekretaris So. maaf saya menelpon selarut ini"

🐺🐮

"malam. iya gak papa pak, saya juga belom tidur. ada apa pak?" jawab Junghwan, mengucek matanya yang merah, merenggangkan punggung. Ia terpaksa bangun karena mendengar dering telpon dari Yoshi.

"saya lagi betulin laporan dari manager Bang tanggal 18 sama 19, kayaknya bakal selesai lama. bisa tolong kamu lanjut rapiin transkripsi ke cv yang saya kirim barusan?"

"ah, baik pak, saya kerjakan sekarang"

"maaf saya baru kabarin sekarang, tolong selesaikan karena cv nya udah harus dikirim besok pagi. makasih banyak sekretaris So"

Secretary [WooHwan] Where stories live. Discover now