Prolog.

948 41 12
                                    

Halo sobat setia Pie!
Setelah sekian lama, akhirnya aku memberanikan diri untuk membuat season 2 untuk kalian.

Semoga dengan adanya cerita ini, bisa membuat kalian terhibur.

Hope enjoy reading this my story.
Jangan lupa tombol bintangnya dulu ya!

Happy Reading

Cahaya mentari pagi, masuk ke dalam ruangan yang masih terasa gelap. Menyorot seorang yang tengah terbaring di dalam selimut tebal, hingga terpaksa membuka kedua matanya dengan perlahan.

"Kamu gak ke rumah sakit, Al?"

Gadis itu berdecak dengan sebal, menganggu tidurnya yang terasa masih nyenyak. Dia merubah posisinya, membelakangi sang ibu yang membuka gorden kamarnya satu persatu.

"Datang siang Ma," jawabnya dengan suara serak, matanya masih terpejam sempurna.

Diana--Mama gadis itu hanya bisa tersenyum, dia pun mendekati anak gadisnya yang masih tertidur membelakangi dirinya.

Tangan Diana bergerak mengusap wajah, dan menyingkirkan ranbut-rambut yang menutupi wajah cantik anaknya. "Bangun dulu, di bawah ada Tante Mawar," ujar Diana dengan suara yang sangat lembut.

Membuka mata dengan terpaksa, matanya benar-benar masih terasa sangat berat. Hingga dia merasa tak mampu, untuk membuka kedua mata dengan lebar.

"Masih ngantuk Ma," ucapnya.

"Alana, Tante Mawar lama loh nunggu kamu." Gadisnya berdecak sebal, dia membuka selimut dengan paksa. Merubah posisinya menjadi duduk, membuat Diana menjadi tersenyum senang melihatnya.

"Cuci muka aja dulu, Mama tunggu dibawah ya?" Diana mengusap rambut anaknya, sebelum pergi keluar kamar meninggalkannya.

"Perasaan gue tidur lama bener, kenapa masih ngantuk banget?" Kesalnya, mengacak rambutnya dengan kasar. Dia pun bangkit untuk menuju kamar mandi.

Dia, Alana Pradipta. Gadis yang dulunya menjadi Queen Aodra, kini harus keluar dari lingkup tersebut. Karena gelarnya sebagai dokter, disalah satu rumah sakit terbesar disana.

Jadwalnya yang padat, sehingga Alana jarang berada di rumah. Bahkan hanya menghabiskan waktu untuk di rumah sakit

***

"Tunggu dulu ya. Dia masih cuci muka, maklum kemarin dia pulang malam," ucap Diana, melihat Mawar yang duduk menunggu kehadiran Alana.

Mawar tersenyum, sambil memgangguk singkat. "Iya tidak apa, aku juga paham," jawab Mawar.

Pandangan Mawar pun tertuju kepada Alana, yang menuruni tangga dengan pakaian tidurnya. Diana dan Mawar hanya geleng-geleng kepala, memang kelakuan seperti anak kecil Alana tidak hilang sejak dulu.

"Sisir apa dulu rambutnya Alana," ucap Diana, melihat rambut acak-acakan Alana. Dan wajahnya masih terlihat wajah bantal.

Alana tak mengumbris ucapan Diana, dia langsung memeluk tubuh Mawar dengan erat. "Kangen banget sama Mama," ucap Alana dengan suara senangnya, Mawar pun membalas pelukan Alana tak kalah erat.

GALVIN MAHENDRA [S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang