mulai menerima

3.1K 142 0
                                    

Typo tandain🌷🌷
Happy reading

Setelah mendengar penjelasan sang anak (Arkan) Bram marah kenapa ia tak di beritahu tentang rahasia sebesar ini, ternya ia sudah mempunyai cucu di usia 47 tahun

Author: nih gw ngarang umurnya jadi kalo gk nyambung ya sudah

Setelah menjelaskan panjang lebar Arkan pun kembali ke kamarnya, ia membuka dan menutup pintu kamar dengan perlahan tak ingin membangunka sang anak tercinta. Sebelum pergi tidur ia pergi ke kamar mandi sekedar membasuh muka,
Setelah terjadi ritual singkat tersebut ia pergi ke tempat tidurnya perlahan ia membaringkan tubuhnya memandang wajah sang anak yang terlihat damai saat tertidur

"Terimakasih nak kamu hadir diantara keluarga ini mengisi hari hari Daddy yang sepi, menemani di kala daddy sendiri sehat sehat anakku. Cup Sweet dreams baby" setelah mengatakan itu Arkan tertidur sembari memeluk sang anak

Pagi hari 🌻


A

rkan terbangun ketika mendengar dering alarm yang menunjukan pukul 06.00 di hpnya ia segera bangun dan mematikan alarmnya agar tidak mengusik tidur putranya "eughh.." caiden menggeliat tidurnya terusik  "puk.. puk.." Arkan menepuk pelan pantat sang anak setelah caiden kembali tertidur dengan nyaman.

Arkan, Ia tak tega membangunkan sang putra dari tidurnya lalu ia memutuskan untuk pergi mandi rencana setelah ia selesai mandi dan bersiap dengan seragam kantornya ia akan membangunka sang putra

Tak butuh waktu lama Arkan sudah siap dengan seragam kantornya ia mengenakan kemeja putih di lapisi jas berwarna hitam dan celana yang warnanya senada dengan jas di kenakannya, melihat sang putra yang masih asik dengan alam mimpinya, ia membuka korden kamar yang menutupi jendela kaca , perlahan namun pasti cahaya matahari menembus jendela kamar menyinari area tempat tidur yang terdapat seorang bocah yang tengah tertidur pulas

Tak butuh waktu lama caiden bocah itu terusik karena cahaya matahari yang menembus jendela kaca, melihat itu Arkan segera mendekat "good morning baby, gimana tidurnya" ucap Arkan sembari tersenyum hangat hampir setiap hari ia akan bertanya seperti itu "molning didi tidur iden enyak" (morning Daddy tidur caiden nyenyak) jawab caiden.

Arkan menggendong caiden turun kelantai bawah setelah sampai di lantai bawah ia segera menuju taman belakang guna menikmati udara pagi yang menyejukkan ini bersama sang putra tercinta kicauan burung yang bernyanyi di pagi hari "Didi uba ihat ada upai, au kecini xixixi" (Daddy coba liat ada tupai mau kesini xixixi) ucap caiden sembari tertawa bahagia sembari menunjuk tupai yang berlari ke arah mereka berdua "wah ia tupainya kesini, caiden mau main sama tupai" ucap Arkan sembari menurunkan caiden dari gendongannya

Kegiatan keduanya itu tak luput dari tatapan Bram yang melihat itu semua dari kamarnya yang berada di lantai tiga, ia tersenyum hangat "dia sangat imut pantas saja Arkan menyukai bocah kecil itu" ucap Bram sembari terkekeh

Di lain tempat.
"Sayang udah ya mainannya ayok mandi dulu" ucap Arkan " ayok Didi iden au Andi"(ayo Daddy caiden mau mandi) ucap bocah itu ia segera bangkit dari duduknya dan berjalan kearah sang daddy

Selesai memandikan caiden ia segera membawa sang putra menuju meja makan ternyata di sana sudah ada sang papa yang menunggunya setelah ia dan sang putra duduk acara sarapan pagi pun dimulai dengan sangat tenang hanya da suara sendok dan garpu untung caiden tak banyak bicara saat makan hingga sarapan itu seselai suara seorang memecah keheningan di meja makan "ekhem Arkan temui papa di ruang kerja" setelah mengatakan itu Bram segera pergi meninggalkan meja makan

Sebelum pergi ke ruang kerja sang papa arkan sempatkan menemani sang putra menonton serial tv kesukaan yaitu spons kuning dan bintang yang berwarna pink "baby Daddy tinggal sebentar ya mau ketemu sama opa, baby di sini aja sama bi ijah Masi Ingat BI Ijah klo gk inget dia pernah muncul di bab 2

"Oke Didi" ucap caiden memberi jempol pada sang Daddy, setelan memastikan aman ia segera pergi menuju ke lantai 3 di mana sang papa berada

"Tok tok.." pintu ruangan itu diketuk dari luar mengalihkan fokus seorang pria yang berada di dalam ruangan segera ia berkata "masuk.." ucapnya mempersilahkan seorang yang berada di luar untuk masuk kedalam. Setelah di persilahkan masuk Arkan seger duduk di kursi depan meja sang papa, setelah melihat sang putra duduk tanpa basa baru Bram segera berbicara "Arkan aku.. menerima kehadiran purtamu itu" mendengar itu Arkan sangat bahagia "terimakasih pa, terimakasih kau telah menerima kehadiran caiden walaupun ia bukan cucu kandungmu"  ucap Arkan lirih "sudah hanya itu yang ingin aku bicarakan, kau bisa pergi bekerja" mendengar itu Arkan segera bangkit dari duduknya sebelum ia bangkit dadi duduknya ia berkata "pa titip putraku ya" ucap Arkan Bram pun mengangguk

Belum sampai Arkan di ruang keluarga dari tangga Arkan melihat sang putra tengah becanda bersama BI Ijah salah satu pembantu di mansion itu ia telah bekerja di mansion itu kurang lebih 10 tahun ia bekerja. Setelah Arkan sampai "ekhm.. baby Daddy pergi kekantor ya di baby di rumah sama opa" ucap Arkan kepada sang putra "tapi Didi iden akut cama popa" (tapi Didi caiden. Takut sama opa) ucap caiden sembari menunduk

Mendengar itu Arkan menghela nafas "dengar baby opa sangat baik dia sangat menyayangimu" ucap Arkan mencoba memberi kepastian pada sang putra "benelan Didi, okey alo itu Didi pelgi aja iden anti di lumah cama popa"(beneran Daddy. Oke kalo gitu Daddy pergi aja iden nanti di rumah sama opa) ucap caiden sembari tersenyum



Dah sampe sini aja capekkk

Jangan lupa vote
Komen juga itu gratis gaesss

Typo tertebaran
Typo tandain

~•terimakasih•~

CAIDEN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang