Jika di tanya, seberapa besar cintaku pada dia? Akan ku jawab, tiada tanding besar. Rasanya sungguh besar
Jika tuhan mengijinkan aku untuk berkembali lagi bersamanya, aku kan menceritakan bagaimana hari-hariku tanpa dia. Akan ku jelaskan bagaimana rasa sakitku saat tidak ada dia.
Namun, cerita kita telah usai. Dan takdir saja tidak mengijinkannya.
Semoga, aku dan kamu selalu berbahagia ya. Aku menunggu kamu disini, sampai kapan pun.
___________
Aku menghela nafas saat sampai di karidor sekolah, aku tersenyum saat ada yang menyapaku kadang juga aku yang menyapa mereka.
Lalu, aku berlari kecil saat melihat ada temanku disana.
"tir! Cit!" ujarku, mereka berhenti lalu menoleh kebelakang dan tersenyum tipis.
"lo semua, udah kerjain pr?" tanyaku, yang satu mengaguk dan yang satu menggeleng. Lalu aku tertawa pelan dan berkata, "gue juga belum citra, gapapa kita kerjain bareng-bareng!"
Temanku mengaguk dan kita terus berjalan menuju kelas.
Diperjalanan itu aku bertatap dengan seorang lelaki yang ku jumpai di tempat waktu itu. Aku tersenyum tipis dan dia juga begitu.
Aku benar-benar sadar, kita berdua memang sudah usai. Kisah kita sudah tidak ada, bahkan kita sudah berubah menjadi aku dan kamu.
Aku selalu berpikir, kenapa kita usai secapat ini? Kenapa kita berpisah tanpa alasan seperti ini? Jika aku ada salah, berucap padaku.
Aku tersentak saat ada yang memukul pundakku dan aku berkata, "eh, iya?" ujarku.
Tirka menggeleng dan mengelus pungguku sambil berucap, "lupain ya? Lihat tuh, dia aja udah bersama yang lain, lo kapan? Kapan lo mau disini terus? Kapan lo mau lepasin dia? Lihat dia, dia udah berhasil. Masa iya lo mau kejebak disini terus," ujar tirka.
Lalu citra berkata, "apa mau gue cariin aja?" aku memukul pelan pundak citra. Enak aja, aku sudah berjanji kepada diriku sendiri jika aku bisa tanpa orang baru, apalagi melalui orang baru. Takdir meminta seperti itu.
"ga mau, enak aja," ujarku
"ya lo si, sesusah itu ya?" aku terdiam.
Entahlah, jika dibilang susah sepertinya tidak, tapi kalo dibilang kenapa ga mau ngelupain jawabannya hanya satu. Yaitu, cinta.
Banyak pepatah yang bilang, cinta itu akan membutakan semua yang ada diri kita. Bahkan, cinta bisa membuat kita mati rasa.
"udah, ayo masuk aja" aku mengaguk, sebelum itu aku melirik sebentar kearah lelaki itu. Yang sedang tertawa bersama dengan wanitanya. Aku juga, tersenyum.
--------
Bel istirhat berbunyi.
Citra dan tirka mengajakku untuk pergi kekantin, tapi aku tidak mau.
"males, lo berdua aja gue gamau," ujarku.
Mereka berdua mengalah dan pergi dari kelas sana sambil berucap, "gue beliin es ya" aku hanya mengaguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku, dia?
Randommenceritakan bagaimana seorang "aku" yang gagal mendapatkan semestanya kembali. dan, juga peran seorang "dia" yang selalu membuat "aku" menjadi mati rasa. selamat membaca, ya. semoga dengan cerita ini bisa bikin emosi aku dan bisa buat bercerita den...