Kita memang tak pernah bisa bersama, sampai kapanpun. Mau kita bersikeras untuk bersatu, jika tuhan memang tidak menjodohkan untuk apa?
Sekuat apapun kita berjuang, kita berdua hanya dua manusia yang saling mengenal dan berakhir asing. Tuhan, tuhan memiliki jalannya tersendiri, tuhan memiliki takdir yang pasti, dan tuhan yang menentukan siapa yang akan menemani kita didunia dan akhirat nanti.
Jika kita membantah, apa yang harus kita bantah dengan takdir tuhan? Apa kamu ingin menjadi hamba-nya yang durhaka? Tuhan juga tau, mana yang terbaik untukmu dan mana yang bukan terbaik untukmu. Itu semua, demi kamu memahami isi dunia.
____________
Dunia terlalu kejam untuk seorang yang lemah. Kapan dunia akan berhenti menjadi penyayang dan baik hati? Sampai kapan dunia harus kejam?
Wanita itu aku, makin hari terlihat makin membaik. Aku juga sering melihat mantan kekasihku berkunjung untuk sekedar menanyakan kabarku atau memberiku hadiah.
Jujur, rasanya seperti aku sedang dicintai kembali oleh lelaki itu. Lelaki itu rupanya, masih peduli denganku. Mata lelaki itu, jika tertuju pada padaku akan menghangat dan memberikan senyum tulus.
Aku tersenyum hangat saat melihat dia sampai kesini yang kesekian kalinya. Dia bertanya, "kamu sudah baikkan? Apa masih sakit?" tanyanya, selalu seperti itu.
Aku menjawab, "aku sudah membaik, kata dokter dua hari lagi aku bisa pulang. Bosen juga disini selama sebulan, aku ketinggalan banyak pelajaran pasti."
Lelaki itu tersenyum dan memberikan sebuah hadiah kalung berinsial A, aku tersenyum. "insial namamu?" dia mengaguk.
"pakai terus, aku rasa kalo kamu pake ini kamu bakal merasa aman dan nyaman,"
Hati ini, hati ini mulai luluh, hati ini mulai menghangat. Jika seperti ini, bagaimana bisa dia melupakannya mantan kekasihnya?
"oke," dia tersenyum.
Setelahnya, kita berdua terdiam selama 45 menit. Tidak ada yang mulai apapun itu, hanya sedang sibuk memikirkan apa yang akan terjadi.
"ris," ujarku dan,
"la," ujar lelaki itu. "eh, kamu dulu aja, kenapa la?"
Aku menghela nafas dan bertanya, "kamu tidak sering kambuh saat bersama nisa, kan?" dia terdiam.
Lelaki ini menjawab, "ga sering tapi dua hari yang lalu iya," aku menghela nafas.
"aris, aku yakin kamu bisa. Ga semua yang terjadi di masalalu akan terjadi lagi dimasa depan. Bisa, kamu harus bisa lupain masalalu, jangan terus-terus begini, lupain masalalu kamu. Jamgan sakitin lagi orang yang sayang dan tulus kekamu, aris." dia terdiam.
"aku ga bisa kalo ga sama kamu, ayla." ujar lelaki itu..
Aku terdiam, dan mulai berkata, "kamu bisa. Tapi kamu belum menerima takdir aja, stop bertingkah seolah kamu menjadi lelaki gila didunia ini. Kamu masih waras ris, masih. Cuma kamu ga mau berjuang, lihat kedepan, dia wanita yang bersama kamu sekarang, tulus dan mau berjuang juga seperti aku dulu. Lupain masalalu, dan lihat masa depan."
"tapi gimana kalo selamanya aku emang ga bisa?" aku mengepalkan tanganku dan mulai turun dari ranjang ruangan itu.
Aku berjalan ke arah pintu dan membukanya, lalu berkata, "lupain masalalu dan lihat nisa yang mencintai dan berjuang dengan kamu. Dan satu lagi, lupain aku, jangan ngelukain orang yang sama seperti aku dulu," lelaki itu mendekat ke arah ku dan ingin mengapai lenganku.
Aku menjauh dan mulai berteriak, "PERGI! JANGAN BIKIN AKU NGERASA BERSALAH SAMA ORANG YANG SEDANG BERUSAHA UNTUK KAMU!"
"pergi atau aku akan benci sama kamu."
-------
Aris mulai berlari mendekati nisa yang sedang menunggu di halte. Wanita itu, benar-benar menunggu.
"sorry, nis. Aku ta-"
Aris terdiam saat mendengarkan kata-kata yang selalu dia hindari.
"kita udahan aja ya, ris?" lelaki itu menggeleng kuat dan memeluk wanita yang didepannya ini dengan gemetar.
Rasa takut dihatinya mulai menjelar, keringat, semuanya gemetar.
"aku..aku gamau." ujar lelaki itu, nisa berusaha keras melepaskan pelukkannya, tapi nihil lelaki ini makin mengeratkan pelukannya.
"aku ga tahan sama sikap kamu, sikap kamu selalu bikin aku linglung. Kadang, kamu selalu bahas masalalu kamu kalo ga kamu bahas ayla. Aku muak dan aku cape dengernya, aku menwajarkan jika banyak wanita yang ga kuat sama kamu. Karna kamu gamau berusaha sama sekali,"
"luka yang ayla rasakan, kini udah aku rasakan, aris. Sekarang, apa mau kamu? Menetapkan aku tetap bertahan dengan kamu yang masih saja menganggap jika kamu dan ayla masih berhubungan? Mempertahankan aku disini untuk melampiskan semua ketakutkan masalalu kamu?"
Nisa menghela nafas, suara tangisan mulai terdengar. Nisa mulai bertanya, "kenapa ayla bisa sesuka itu sama kamu? Sedangkan kamu hanya berikan luka, luka, dan luka setiap saat. Dan, kenapa ayla bisa bertahan sama kamu? Kamu gangguan jiwa."
Pelukan itu lepas, lelaki itu mulai menghapuskan air matanya dan menatap tajam. "ayla bertahan karna dia tau, apa itu ketulusan dan cinta. Bagi aku, cinta itu akan membuat kita melalukan segalanya, asalkan terjalin dengan cinta. Ayla bisa, karna dia mau berusaha dan aku pun juga. Ayla mau dan ayla suka, karna dia tau apa yang harus dia perjuangakan!"
"kamu.."
"kamu sama dengan lili, kalian ga ada bedanya. Aku benci kamu, nisa. Emang bener kata kamu, aku ga bisa kalo ga sama orang yang mau usaha untuk sembuhin luka aku,"
Nisa menuduk, menahankan air matanya untuk keluar. "memangnya, kamu merasa kalo kamu berusaha sendiri? Begitu? Kamu itu gamau sembuh kalo bukan sama orang yang paling kamu butuhin, kamu itu ga niat sembuh!"
"AKU NIAT BUAT SEMBUH! TAPI KAMU SELALU PAKSA AKU BUAT SEMBUH DAN BERUSAHA SENDIRI! KAMU EMANG BEDA SAMA AYLA!"
"YA KARNA ITU AYLA, BUKAN AKU! AKU YA AKU, AYLA YA AYLA!" nisa terengah-engah, dia muak.
Aris terdiam dan pergi dari sana, "jangan pernah kembali. Aku, akan, selalu percaya. Kalo kamu bukan kaya ayla dan nayla. Kamu, kamu cuma wanita yang penasaran gimana rasanya berhubungan dengan lelaki yang penuh gangguan jiwa." aris pergi dengan nisa yang mulai mengeluarkan sedikit air mata.
"jangan kembali."
Nisa duduk di tempat halte itu, dia menuduk dengan dada yang merasakan sakit luar biasa.
"maaf, maaf kalo aku kemakan sama ludahku sendiri. Aku salah.."
-jakarta, pada malam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku, dia?
Randommenceritakan bagaimana seorang "aku" yang gagal mendapatkan semestanya kembali. dan, juga peran seorang "dia" yang selalu membuat "aku" menjadi mati rasa. selamat membaca, ya. semoga dengan cerita ini bisa bikin emosi aku dan bisa buat bercerita den...