chapter 03

43 29 11
                                    

Happy Reading~.


Setelah melaksanakan sholat maghrib, Raksal menyibukkan dirinya dengan menyiapkan jadwal pelajaran esok hari dan mengerjakan beberapa tugas dari guru yang belum sempat ia kerjakan.

Raksal mengobrak-abrik tasnya. Lalu, sebuah kertas lusuh berwarna kuning kecoklatan jatuh. Raksal menatap kertas itu lamat-lamat, lalu mengambilnya.

Ia membaca sebuah kalimat yang terdapat pada kertas lusuh itu. Tidak ada yang aneh. Hanya tertera namanya di sana.

'Raksal Dermaga.'

Raksal menatap tak percaya. Ada apa ini? Sejak kemarin, ia selalu mendapat dan melihat hal aneh. Tongkat bisbol tengah lapangan, kotak misterius di depan kamar asramanya. Sekarang kertas lusuh ini.

Ia mendengus kesal. Ia melangkah menuju sebuah tempat sampah di belakang pintu. Lalu membuang kertas lusuh itu. Ekor matanya menangkap sebuah kotak hitam yang berada di tempat sampah itu.

Ia mengambil kotak itu. Apa itu kotak yang ia terima tadi pagi? Tetapi, Raksal yakin sekali bahwa ia membuangnya di tempat sampah depan gedung asrama, bukan di dalam kamar asrama.

'Sagara Laksamana.' Itu yang tertulis pada kotak kecil tersebut.

"Sagara?"

Raksal celingukan. Memastikan bahwa tak ada sesiapapun yang melihatnya. Ia lantas membukanya lalu mengambil kertas kusut yang tersimpan di dalamnya. Raksal membaca kalimat itu.

Hening.

"Lah? Nggak ada apa-apanya?" Raksal membolak-balik kertas itu. Ia berdecak sebal. Pada akhirnya ia kembali menyimpan kertas kusut itu pada kotak kecil dan kembali menaruhnya di tempat sampah.

Raksal terlonjak kaget saat tiba-tiba pintu asramanya terbuka dari luar. Ia melebarkan matanya dan menatap seorang gadis cantik yang berdiri di ambang pintu kamar asramanya.

"Anj, ngagetin aja lo."

Kezia terkekeh pelan. "Liat Ella nggak? Tadinya dia pamitan mau pergi kesini, dianya ada di sini, nggak?"

Raksal menautkan alisnya. "Hah? Enggak. Dia nggak kesini. Ini 'kan asrama putra, satpan nggak bakal izinin cewe dateng ke sini. Terus, kok lo bisa masuk? Satpam-nya bolehin?"

"Rahasia."

Kezia terkekeh kecil. Raksal berdecak sebal. 

"Terus dia pergi kemana?" gumam Kezia bingung. Lantas ia melihat seisi kamar asrama Raksal. "Eh, kok sepi? Yang lain pada kemana?"

"Oh, Navarro tiba-tiba di panggil ketos, terus Sagara nemenin Keivano yang lagi di jenguk sama ortunya. Tuh, sekarang mereka lagi di gerbang. Gue di suruh jaga di sini," jelas Raksal yang membuat Kezia ber-oh kecil.

Kezia tersenyum miring. Ia melangkah masuk dan duduk di tepi kasur. Ekor matanya menelisik seluruh interior kamar.

"Mau ngapain lo ke asrama putra? Balik sana sebelum satpam dateng, entar di kira ngapa-ngapain lagi," ucap Raksal kesal.

"Males, nanti aja."

"Balik sendiri atau gue seret?"

 BLOODY REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang