chapter 05

27 13 0
                                    

Happy Reading~.


"Ke kantin boleh nggak sih?"

Raksal merotasi bola matanya. "Kelas lain pada pelajaran njir, lo mau kekantin? Mau kepergok guru?"

"Yaelah, lagian sekarang kita juga lagi jam kosong," timpal Keivano. Ia beranjak dari duduk dan langsung pergi keluar kelas tanpa mendengarkan perkataan teman-temannya.

Namun tiba-tiba, Navarro ikut beranjak dan melangkah menuju pintu.

"Nav, lo mau ke kantin juga? Tumben banget, biasanya lo anteng di kelas," ucap Kezia.

Navarro menoleh. Ia hanya tersenyum tipis. "Eh, gue cuman mau nyusul Keivano, kok. Gue mau awasin dia, takutnya dia berantem lagi kayak kemaren."

Sagara menatap Navarro dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Tapi--"

"Emang kenapa sih, Ra? Navarro 'kan osis, kalo Keivano bareng Navarro, dia pasti nggak bakal berantem lagi. Udahlah, biarin aja. Nggak mungkin juga ada guru yang seliweran pas jam pelajaran," ucap Ella memotong ucapan Sagara.

Sagara berdecak sebal. Raksal menepuk pundak Sagara. "Udahlah," ucap Raksal yang langsung di angguki oleh Sagara. Kemudian Raksal menoleh. "Eh, Nav, gue mau nitip--"

Raksal terdiam. Ia sedikit kaget saat Navarro sudah tak ada di tempatnya. Dia sudah pergi duluan.

"Kalian nggak curiga sama Navarro? Ada yang janggal."

Kezia menoleh. "Aneh gimana maksudnya?"

Sagara bersedekap dada. "Kemarin pas malem dia bareng sama kita, dia juga malem itu komat-kamit nggak jelas. Pas paginya, Navarro pergi ke toilet deket kelas 11. Nggak lama, Navarro dateng lagi sambil ngagetin kita. Ya, kita heran aja kok bisa ke toiletnya cepet banget. Terus dia bilang kalo dari kemaren malem, dia di ruang osis, dan ada kemungkinan dia juga tidur di ruang osis. Terus tadi pagi dia bilang ada urusan osis lagi, nggak sampe lima menit, dia balik lagi kekelas. Apa nggak aneh coba?"

Ella dan Kezia yang mendengar penjelasan panjang Sagara tampak melongo. Namun Ella hanya bersikap acuh. "Hm, mungkin dia lagi banyak pikiran kali."

"Apa hubungannya coba?

Kezia merotasi bola matanya. Ia menyilang kakinya. "Ya, 'kan mungkin aja. Gue kadang juga kalo lagi banyak pikiran mood sama sikap gue suka berubah-ubah."

"Nah, bener tuh," timpal Ella.

Saat sedang asik mengobrol, pintu kelas tiba-tiba terbuka. Membuat seisi kelas reflek menoleh pada arah pintu. Raksal yang melihat itu-pun cukup terkejut. Dia langsung berdiri.

"Lah? Lo balik lagi?" tanya Sagara dan Raksal hampir bersamaan.

Navarro menatap bingung. "Maksud kalian apa sih? Gue baru balik dari ruang osis, sumpah ini kerjaan gue banyak bet. Btw, si Keivano berantem lagi. Parah sih, sekarang dia berantemnya sama osis."

Seisi kelas di buat kaget dengan kalimat yang di lontarkan oleh Navarro. Raksal berjalan mendekat ke arahnya. Ia memegang kedua pundak Navarro. "Woy, serius njing?! Lo tadi bilang kalo ngga ada urusan, tadi juga nggak sampe lima menit lo pergi, lo udah balik lagi. Terus, tadi pas Keivano ke kantin, lo ngikut dia buat mastiin dia berantem apa nggak. Serius, nggak usah bercanda, lo habis dari kantin 'kan buat nyusul si Keivano?"

Navarro melongo. Ia mengerjap dua kali. Dia mendorong Raksal agar sedikit menjauh darinya. "Apasih? Orang jelas-jelas gue baru balik dari ruang osis. Tadi gue ketemu Keivano mau ke kantin, pas gue mau nyampek tiba-tiba dia ketabrak sama osis. Terus dia emosi dan ngehajar si osis itu. Untung aja kak Zean tadi ada di sana."

 BLOODY REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang