Sepulangnya dari rumah Athalia, Ares jadi tau banyak tentangnya. Sifat Athalia yang berada dekat dengan keluarganya berbeda jauh saat bersamanya, Athalia yang penyayang dan Athalia yang jutek. Athalia yang dikelilingi oleh anggota keluarga yang lengkap membuat laki-laki itu sedikit iri.
"Kak Ares ke mana aja sih? Kok baru pulang."
Ares yang baru saja membuka double door itu mendapati Ayesh yang duduk di sofa sambil membaca buku. Gadis kecil itu berlagak posesif pada Ares.
"Gue habis main ke rumah calon pacar." Direbahkan tubuhnya ke sofa seraya menjawab pertanyaan Ayesh.
"Emang ada yang mau sama Kak Ares?" tanya Ayesh meletakkan tangannya pada dagu seolah-olah berpikir.
"Ngeledek lo, Bocil!"
Seusai membersihkan tubuhnya di kamar mandi, Ares sudah mengganti dengan pakaian santainya. Ia duduk di sofa kamarnya seraya memainkan ponselnya, namun pikirannya melayang ke mana-mana. Ares masih memikirkan ucapan Athalia sewaktu di rumahnya.
"Lo boleh jadiin gue alasan buat lo mau berubah kok. Tapi satu hal yang harus lo ingat, gue gak tau ke depannya gue bisa bales perasaan lo apa enggak."
Ares berpikir sejenak, hal itu bisa menguntungkan atau malah merugikan dirinya. Tapi perjuangannya tak berhenti di sana, Ares akan menunjukkan lawan jenisnya itu dengan caranya sendiri.
***
Ponsel berdering keras membangunkan pemiliknya yang masih bergelut dengan selimut. Matanya yang berat berusaha mengerjap dan mengumpulkan tenaga. Tapi rasa kantuknya lebih mendominasi, alhasil ia memilih untuk mengabaikan ponselnya.
"Ini siapa yang ganggu tidur gue?!"
Dengan berat hati, Ares terpaksa meraih ponselnya yang berada di atas nakas.
"Halo!"
"Halo! Res, izinin gue. Gue gak masuk sekolah hari ini."
Ares mengerang pelan dan mengacak rambutnya kasar, "Kenapa bilang ke gue? Ini masih pagi, jangan ganggu gue tidur."
"Ya, gimana lagi. Nomer lo doang yang aktif, gue telepon Gio sama Harfi tapi gak aktif."
"Yaudah, nanti gue sampein ke ketua kelas."
Teleponnya langsung Ares matikan. Matanya mencoba untuk kembali tertidur namun nihil, kantuknya mendadak hilang akibat telepon dari Zafran.
Dengan malas, mau tak mau Ares beranjak dari atas ranjangnya. Laki-laki itu mencoba untuk peregangan atau istilahnya olahraga ringan pada pagi hari.
Setengah jam lamanya usai sudah peregangannya. Kini Ares pergi ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya yang lengket akan keringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen FictionAntares Gevian Helmi. Remaja laki-laki yang berusia 16 tahun ini, lahir dari keluarga yang cukup terpandang. Ayahnya yang memiliki sebuah perusahaan terbilang cukup sukses. Sedangkan ibunya? Beliau sudah meninggal dunia sejak Antares menginjak usia...