Chapter 7

294 65 38
                                    

Ares tetaplah Ares

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ares tetaplah Ares. Selepas istirahat dan menghabiskan waktunya untuk menemani Athalia di perpustakaan, laki-laki itu langsung menemui bu Anita dengan tujuan ikut olimpiade bersama Athalia. Kabar gembiranya, bu Anita menyetujui.

Saat ini, Ares berada di kelas. Mata pelajaran yang berlangsung adalah Matematika Minat. Sungguh, matanya tak tahan dengan kantuk dan pikirannya pusing dengan berbagai angka yang tertulis di papan tulis.

"Ares!"

Kelopak matanya membuka sempurna kala mendengar suara guru di depan. Satu kelas pun memfokuskan atensinya pada Ares.

"Huh, saya?"

"Coba tulis jawaban di papan tulis, biar kamu gak ngantuk."

Ares menggaruk rambut tebalnya. Kantuknya kini hilang, tapi bingung dan pusing yang menggantikan.

"Saya gak paham, jadi gak tau jawabannya."

Wanita berhijab itu menggelengkan kepalanya pelan, "Gak tau kalau belum dicoba. Ayo sini, jawab soal ini."

Satu fakta tentang Ares yaitu, laki-laki itu tidak pernah remedial ketika ulangan berlangsung. Raport SMP-nya pun selalu memuaskan dan tidak ada nilai yang kurang. Ares cukup cerdas, namun tertutup dengan sifatnya yang suka melanggar aturan membuat banyak guru jengkel padanya.

Ares mengerjakan soal di papan tulis dengan mudahnya. Lima menit cukup untuk dirinya menjawab satu soal saja.

Sementara di bangku lain, Athalia masih tak menyangka dengan sosok Ares itu. Memang, laki-laki itu cukup berandalan tapi Athalia sedikit kagum kala Ares bisa menjawab soal dengan mudahnya.

"Gue kira dia cuma mau jawab asal," celetuk Athalia.

"Sebenernya, Ares itu pintar cuma ketutup sama males. Jadi, orang-orang ngelihat dia itu nakal," timpal Nadin.

Athalia mengangguk, "Dia juga mau ikut olimpiade Kimia bareng gue."

Nadin yang sedang menulis langsung menghentikan gerakan tangannya. "Huh, masa iya? Ikut olimpiade sama lo?"

Athalia mengangguk mantap sedangkan Nadin masih mencerna atas ketidak masuk akalnya jawaban Athalia.

"Ini sih udah fix, Ares naksir lo! Sampai dibela-belain ikut olimpiade lagi," seru Nadin mengabaikan guru yang sedang menjelaskan di depan kelas.

Athalia hanya santai mengedikkan bahunya seolah-olah itu hal yang kecil dan tidak penting baginya. Selama itu tak menganggunya, Athalia tak masalah.

Hingga bel pulang sekolah berbunyi, semuanya berbondong-bondong untuk segera pulang. Namun, sang ketua kelas memberi pesan pada Ares dan Athalia untuk segera ke ruang guru menemui bu Anita.

"Nad, duluan aja gapapa. Takut lama kalau nungguin gue."

"Gapapa kali."

"Serius, gapapa? Tapi kalau lama, lo tinggal aja." Nadin mengangguk.

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang