Bachira cepu, Sae panik.

929 72 10
                                    

Seperti biasa, di pagi hari Sae menyiap kan sarapan dan bekal makan untuk nya dan juga adik nya.

Dia hanya memasak bekal makan siang yang simple, hanya nasi hangat di gulung nori dan 2 sosis panggang berukuran besar.

Rin memeluk kakaknya dari belakang dan menenggelamkan wajahnya di bahu sang kakak.

"Rin?"

Sae bisa merasakan adik nya mendusel-dusel lehernya dan melingkar kan tangannya di pinggangnya.

"Mmm... Nii-chan... kiss..."

Sae mengangguk, "cuma sekali."

Rin membalik kan tubuh kakaknya agar menghadap nya dan menatap lurus ke arah matanya. Dengan tatapan kecewa.

"Kenapa cuma satu...?"

"Satu atau gak sama sekali."

Rin cemberut dan menunduk.
Sae menghela napas panjang melihat adik nya cemberut dan terlihat sedih karena cuma dapat satu ciuman.

"Dua."

Rin yang mendengar itu langsung mengangguk semangat, "hn!"

Sae mencium kedua pipi Rin dengan lembut. Yang dicium tersenyum manis kegirangan. (gabisa bayangin tolong... gemes banget...)

"Pake sepatu dulu sana nanti bekalnya gua masukin ke tas lo kalo udah jadi" ucap Sae sambil membuka bungkus Nori. Rin perlahan melepaskan pelukannya.

"gua-lo?"

Sae menghela napas lelah, "ribet."

Rin cemberut lagi, dan itu membuat sang kakak merasa tak enak.

"Yeah yeah... Sorry, Rin."

Setelah itu Rin memakai sepatunya di teras rumah, sambil menunggu Sae menyiapkan bekalnya Rin mengeluarkan motor dari garasi rumahnya dan menyalakan motor itu agar mesin nya hangat dan tidak mogok saat di jalan.
(Ngahaneutan motor kalo di bahasa daerahku)

"Rin, tas mu mana?" Tanya Sae sambil membawa tiga kotak makan ditangannya.

"Oh ini"

Sae memasukkan satu kotak makan ke tas adiknya dan dua lagi dia masukkan ke tas nya sendiri. Rin menatap heran kakaknya,

"Kenapa bawa dua?"

Sae diam beberapa detik dan menatap kembali Rin, "kemarin... eee... kemarin kebawa, ini punya Otoya."

Rin mengangguk paham walaupun masih sedikit curiga.
"Okey, kalo bang otoy aku ga masalah"

Sae menghela napas lega melihat adiknya percaya pada ucapannya.
'untung Tupperware nya sama kayak punya mamahnya Otoya, jadi Rin percaya...' batin Sae.

"Ayo berangkat."

"Ayo."

Disekolah, Jam istirahat.

Sae berlari secepat mungkin melewati lorong lantai 2. Dia tak mau bertemu Rin karena kelas Rin ada dilantai 2. Sae berpikir yang lebih penting daripada itu.

Rin dari dalam melihat sekilas orang yang mirip Sae berlari cepat melewati kelasnya. Tapi Rin tak percaya karena Sae kalau berlari pasti selalu lambat, biasanya kalau dia sedang malas sih.

Sae pergi ke Toilet pria lantai 3 sambil membawa dua kotak bekal makan.
Dia membuka pintu Toilet pria itu dengan perlahan dia menatap kedalam.

Terlihat seorang anak lelaki yang sedang mengepel seluruh lantai Toilet itu dengan wajah cemberut. Kemudian Sae masuk dan menepuk pundak anak lelaki itu.

Adek Posesif! - [rnse & sdse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang