Sdse & Rin solo🔞

1.4K 80 10
                                    


Setelah mendapatkan panggilan dari sobat nya bahwa Shidou sedang demam, Sae buru buru memasakkan bubur untuknya dan juga menyiapkan beberapa jenis buah buah an segar.

Kenapa Sae peduli sama Shidou? Simpel aja, Karena Shidou merantau dari kota lain ke sini. Ayah dan ibunya tak peduli dengan Shidou, mereka punya prinsip 'asal Ryu masih hidup ya gapapa'. Maka dari itu Sae selalu peduli pada Shidou meskipun Shidou sangat menyebalkan.

Sae menyiuk bubur itu ke dalam kotak makan dan tak lupa menutupnya, lalu memasukkan kotak makan itu ke kresek.

Sae memilih beberapa buah buahan yang ada dikulkas nya lalu memasukkan nya juga kedalam kresek yang sudah berisi kotak makan itu.

Saat Sae baru saja selesai menalikan kresek itu agar tidak tumpah, dia dikejutkan dengan Rin yang tiba tiba mencium pipinya dari belakang.

"Astaga... Kaget tau Rin."

"Hehe" Rin melingkarkan tangan nya di pinggang kakak tercintanya dan menghirup wangi shampoo di rambut Sae yang tubuhnya sedikit lebih pendek darinya.

"Nii-chan masak apa?"

"Bubur."

Rin mengerinyit kan dahinya bingung, "buat siapa? Perasaan disini gaada yang sakit..."

"Buat sei" balas Sae.

Rin diam dan memikirkan siapa 'sei' yang dimaksud kakak nya. Sedangkan Sae tetap melakukan aktivitas nya sambil dipeluk oleh Rin yang bengong.

"Sei siapa?maksudnya si Nagi Seishiro?" Tanya Rin, jujur dia pusing banget mikirin sei yang dimaksud Sae. Dia cuma kepikiran bocah epep itu yang namanya ada sei nya.

"Bukan. Tapi Ryusei."

Rin mendengar itu langsung cemberut, "sei itu si ireng?!"

Sae mengangguk.

Rin langsung badmood mendengar kalo kakak tercintanya memasakkan makanan dan memanggil si ireng itu pake nama panggilan khusus.

Sae hanya menggeleng melihat Rin yang sepertinya merajuk padanya. Saat nya Sae mengeluarkan jurus andalannya.

"Nanti boleh peluk seharian sama kiss."

Rin yang mendengar itu matanya langsung membinar binar.
"Dibibir juga?"

Sae menampar mulut Rin.

__

Sae masuk kedalam rumah yang bisa dibilang cukup sederhana dan nyaman. Tanpa berlama lama dia langsung berjalan kekamar Shidou yang ada di ruangan ujung.

ceklek

Suara pintu terbuka, kamarnya gelap sekali. Sae menyalakan lampu kamar dengan mudah karena saklar lampunya ada disebelah pintu.

Terlihat Shidou sedang berbaring lemas dengan keringat bercucuran di dahinya, wajahnya lemas dan suara nya serak ketika dia berbicara.

"S-sae..." Panggil anak lelaki itu.

"Kalo sakit gausah banyak omong." Sae mendekati kasur Shidou dan meletakkan kresek itu dimeja kecil yang ada di dekat kasur.

"Udah dikompres pake air anget?"

Shidou menggeleng

"Lepas dulu selimutnya biar ga keringetan, habis tu ganti baju."

Shidou melakukan apa yang Sae katakan, sedangkan Sae kedapur untuk membawa air hangat, kain, pisau dan wadah untuk buah yang akan dipotong.

Shidou kembali berbaring setelah berganti baju dan dia tiba tiba senyum senyum sendiri.

"Hehehe berhasil hehe" ucapnya. Suara nya terlihat normal, tak seperti saat dia sedang bersama Sae, serak.

Adek Posesif! - [rnse & sdse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang