"Terima kasih, Oji-san" Ucap seorang gadis bersuara indigo yang terlihat tersenyum manis kearah supir taksi yang mengantarnya ketujuannya barusan.
"Iya, semoga harimu menyenangkan ya nak."
Supir taksi itu pun membalas senyuman gadis itu dan kemudian dibalas anggukan kepala oleh gadis itu. Setelah itu, taksi itu pun melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu."Huh~"
Gadis itu menghelah nafas lelah, karena sudah melewati perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan."Nak!"
Panggil seorang wanita paruh baya yang berusia sekitar 30-an kepada gadis yang berdiri didepan rumah miliknya yang ia jual pada seorang gadis seminggu yang lalu."Iya?"
Gadis itu terlihat bingung dengan kehadiran wanita paruh baya itu."Apa namamu adalah Hinata? orang yang membeli rumah ini?"
Tanya wanita itu sambil tersenyum ramah kepada gadis itu sekaligus memastikan apakah gadis ini yang membeli rumahnya."O....iya iya, saya orang yang memberi rumah ini"
Hinata menjawab dengan semangat setelah mengetahui siapa wanita didepannya itu.Setelah itu, keduanya pun kemudian mulai membicarakan apa saja tentang rumah tersebut.
.
.
.
.
."Kenapa berisik sekali?"
Tanya pria itu pada dirinya sendiri dengan ekspresi sedikit kesal karena ketenangannya itu baru saja diganggu, sebenarnya ia sudah terganggu sejak awal yaitu suara mobil tadi, tapi tadi dia tidak ingin mempedulikannya, tapi sekarang tidak bisa karena ia terlalu penasaran. Mulutnya terlihat sedang menguyah snack yang dimakan olehnya tadi, setelah itu, pria itu pun mulai beranjak dari duduknya untuk berjalan mendekat kearah jendela.Sret
Pria itu pun menyibak gorden jendela untuk melihat apa yang ada diluar. Setelah itu, pria itu pun bersandar dikaca jendela itu dengan sebelah bahunya, mengamati.
"Siapa itu?"
Tanyanya dengan ekspresi bingung lagi setelah melihat seorang gadis berbicara dengan seorang ibu-ibu yang 2 tahun lalu juga menjual rumah kepadanya.
"Apa dia tetangga baru?"
Tanyanya lagi dengan tangannya yang masih sibuk memasukkan snack kedalam mulutnya.
Pria itu terdiam sebentar namun tak beberapa lama pria itu tersenyum sendiri dengan tidak jelas kemudian mulai beranjak dari tempatnya menuju ke sofanya lagi.
.
.
.
.
."Semoga kamu suka ya, dengan rumah ini."
Ucap wanita itu kepada Hinata setelah selesai melakukan transaksi dengan gadis itu.
Hinata tersenyum ramah kepada wanita itu "Iya, terima kasih banyak ya Oba-san."
"Jika butuh bantuan bilang saja ya, saya tinggal dirumah yang berada diujung sana." Wanita itu menunjuk kearah ujung jalan gang "jika ada yang mau ditanyakan mengenai rumah ini atau butuh bantuan, silahkan datang ya! Jangan sungkan." Wanita itu tersenyum lagi.
"Baik, sekali lagi terima kasih banyak ya, Oba-san."
Balas Hinata sambil tersenyum tipis.
Wanita paruh baya itu pun kemudian pamit undur diri."Huh~"
Hinata menghelah nafas lelah, ia rasanya ingin cepat-cepat masuk kerumah dan langsung merebahkan dirinya diatas kasur, karna saking lelahnya, namun hal tersebut harus gagal setelah seseorang muncul dan berbicara dengannya."Hey! Kau!"
Seorang pria bersurai raven terlihat berjalan mendekat kearah Hinata.
Tapi Hinata terlihat enggan untuk menjawab pria itu, ia hanya menatap pria itu datar."Sombong juga ya?"
Guman pria itu pelan setelah melihat ekspresi wajah gadis itu. Walaupun pelan tapi itu masih bisa didengar oleh gadis didepannya itu. Tapi gadis itu tetap terlihat tidak mempedulikannya, dan ternyata masih ada orang yang lebih sombong lagi ya darinya. Apa dirinya ini sedang terkena karma atau gadis didepannya itu hanya sedang berakting untuk mendapatkan perhatian darinya? Entahlah ia tidak ingin terlalu mempedulikan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You Better~ [Slow Update]
RomanceCerita berdasarkan imajinasi penulis Sasuhina Fanfiction Bercerita tentang seorang gadis yang bernama Hinata Hyuga yang ingin mencoba hidup mandiri tanpa uang dari keluarganya dengan cara memberi sebuah rumah dengan tabungannya sendiri dan tinggal d...