Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Nada bicara penuh hinaan remeh itu berhasil menyalurkan getaran kecil yang semakin menebal seiring waktu pada diri Xiao Sa. Keinginan untuk kembali berteriak dipadamkan secara mudah, bahkan dia tidak berani bersitatap dengan pihak di seberang sebab tak mampu menelan ketakutan lebih dalam lagi. Tubuh membungkuk secara otomatis, menatap lantai kotor yang belum pernah dia bayangkan sebelumnya. Dia merasa jijik hanya dengan memikirkan betapa banyak kotoran yang berpindah tempat ke tubuhnya. Dia mulai mengusap dengan kasar hingga menyebabkan luka basah yang mengeluarkan sepercik darah. Rasa perih yang didapat tidak lebih dari rasa jijik yang menyergap. Sejak kecil dia terbiasa hidup bersih. Dia sama sekali tidak pernah menduga akan berakhir di tempat seperti itu.
Suara menyeramkan milik pihak lain tiada henti menggemakan hinaan demi hinaan yang tidak ada habisnya. Xiao Sa tidak tahan lagi mendengarkan beragam jenis hinaan yang diterima. Dia mencoba menulikan pendengaran dari lingkungan sekitar, berusaha keras membangun pemikiran penuh keyakinan di mana sebentar lagi Ye Mi akan datang menjemputnya. Senyum kaku yang dipaksakan mengambang di permukaan bibir ranum. Meski tenggelam dalam ketakutan tak berdasar, dia tidak pernah berhenti membual kepada dirinya sendiri. "Tenang, Xiao Sa. Jangan khawatir ... Tuan Ye pasti akan segera datang."
Puluhan kata penuh kepercayaan diri itu sedikit demi sedikit dipatahkan oleh fakta di mana Ye Mi tidak pernah datang menjemputnya. Xiao Sa tidak tahu sudah berapa banyak waktu berlalu selama dia berada di dalam penjara. Namun, dia yakin bahwa sekarang sudah malam. Kecemasan kembali melanda dan berusaha menguras bersih ketenangan. Pikiran dipenuhi oleh wajah-wajah khawatir Wang Yibo, Xiao Zhan, maupun Chen Yu. Suara yang selalu diliputi aura semangat pun mulai goyah. Getaran hebat mengakar pada nada bicara saat berseru lirih, "Papa, Mama ... Gege ...."
Harapan yang berusaha dijaga tetap menyala, pada akhirnya padam tak tersisa secara menyedihkan.
•••
Rasa pening menyerbu, memudarkan rasa sakit yang menancap di tubuh. Ye Mi pikir hal pertama yang dia lihat adalah wajah berkerut penuh kekhawatiran milik sang kekasih. Namun, ternyata hanya ada wajah-wajah penuh harap dari para bawahan. Dia tidak terbiasa merasakan kehadiran banyak orang di kamarnya. Itu juga menjadi alasan rasa pening mencoba menghancurkan kepalanya. Alih-alih menjawab segala jenis pertanyaan dari sang bawahan, dia memberikan pertanyaan yang berhasil membuat semua orang membeku di tempat.
"Di mana Xiao Sa?"
Tidak ada satu pun yang berani menjawab sehingga Ye Mi mengulangi sekali lagi pertanyaan yang sama. Kali ini Jeff mendekat ketika melihat pergerakan dari lelaki tampan itu. Dia mengatakan, "Ye Mi, kamu masih butuh istirahat."
Sayangnya, respon yang didapat justru kemarahan yang menjadi-jadi. "Jangan membuatku mengulangi untuk yang ketiga kalinya!"
Seorang bawahan jatuh ke tanah, membungkuk seakan-akan mengemis belas kasih. Dengan demikian, Ye Mi dapat mengetahui kemungkinan terburuk yang terjadi. Dia memaksa bawahan itu untuk mengantarnya ke tempat di mana pun Xiao Sa berada. Di sepanjang perjalanan, dia bergumam dengan bibir bergetar penuh dendam, "Kamu akan mendapatkan sebanyak yang Xiao Sa terima."
Napas Ye Mi memburu. Dia tampak seperti kehilangan akal begitu melihat Xiao Sa yang duduk ketakutan sambil mendekap lutut. Wajah lelaki manis itu ditenggelamkan dalam-dalam, getaran kuat mengambil alih, air mata tiada henti bercucuran. Wajahnya disinggahi debu, dalam artian wajah itu sempat mendarat bebas di lantai. Betapa hancur hati Ye Mi membayangkan kejadian tersebut. Dia tak mampu berpikir jernih, meraih senjata yang tersembunyi di balik saku Paman Ji. Dengan satu tarikan pelatuk, bawahan yang menjadi tersangka menggelepar lemah di tanah. Tidak hanya itu, dia menambahkan beberapa injakan pada tubuh yang sudah tak bernyawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...