01. Yang Muda dan Yang tak Berperasaan (Benedict rute)

756 3 729
                                    

[Name] adalah anak dari keluarga terkemuka.

Harta yang tak akan habis dan ketenaran merupakan hal mudah yang diraih. Banyak orang-orang yang mencoba mendekati [name] apalagi ketika mengetahui status sosialnya. [Name] sendiri tidak terganggu dengan itu semua. Mendapat sesuatu dengan jentikan jari adalah takdirnya. Keluarga [Name] adalah konglomerat yang berpengaruh di negara sendiri. Di lingkungannya, tidak ada yang berani bermacam-macam pada mereka, terutama kepada [name] yang merupakan anak emas di keluarga ini.

Hingga hari itu terjadi. [Name] memutuskan kabur dari rumahnya.

Berbekal pakaian di tubuhnya, serta dompet dengan uang cash ala kadarnya --[Name] merasa dirinya tidak bisa menggunakan kartu debit untuk sementara waktu--. Yang diinginkan [name] hanyalah pergi sejauh mungkin. Menyelusuri jalanan hingga tak bisa melihat lagi gerbang raksasa mansionnya, [name] berjalan begitu jauh hingga ke sebuah permukiman yang terlihat kumuh.

Bagi [name] yang selalu memiliki seseorang yang mendampinginya ketika rumah. Pemandangan seperti ini membuatnya linglung bak anak hilang. Emosi marah dan niatnya untuk menjauh dari rumah membawanya menuju sebuah alam liar dari sisi terbelakang kota.

Sebuah distrik yang dipenuhi bangunan padat penduduk. Sampah berserakan adalah temuan yang mudah, suara bertengkaran orang lain yang terjadi di dalam gedung gampang terdengar oleh [name]. Dia benar-benar tidak tau di mana dirinya berpijak, mengesampingkan dia masih dapat membaca palang nama tempat ini, [name] terlanjur bingung akibat semua pemandangan di tempat ini.

[Name] bingung apa yang harus Ia lakukan, tapi dirinya tetap tidak ingin kembali ke rumah.

Tanpa disadari [name], Ia menabrak bahu seorang pria besar berwajah masam. Tabrakannya tidak begitu kuat, namun pria itu nampaknya tidak ingin diselesaikan secara baik-baik. "Si*l, Lihat-lihat kalau sedang berjalan!"

Aroma alkohol dan asap rokok yang cukup menyengat pada tubuh kekarnya. Melihat [name] yang begitu kecil serta menarik perhatiannya. Jelas [name] sebenarnya cukup mencolok dengan paras indah serta pakaian mahal yang menempel di tubuh [name]. Pria itu mendekati [name] dengan seringai jahat menakutkan. Niat buruk jelas terlihat di raut menjijikan itu.

Orang itu dengan segera meraih pergelangan tangan [name]. Sayangnya tidak ada seorang pun mau menolong [name] ataupun mendekatinya, mungkin karena pria itu adalah preman di kota ini jika melihat betapa urakan penampilannya, serta tubuh besar yang cukup membuat orang lain bergidik ngeri.

Di sini, semua yang pernah [name] miliki tidak ada apa-apanya. Tidak ada pengawal yang melindunginya atau teman sosialita yang membantunya dengan sebuah imbalan. Orang-orang di sini kelewat cuek seolah yang terjadi padanya itu tidak terlihat di mata orang-orang. [Name] sudah cukup terpojok.

Di satu sisi, seorang pria berpakaian serba hitam baru saja lewat sembari menelepon dengan suara yang cukup nyaring. Netra merahnya nampak tidak peduli dengan hal sekitar, bibirnya mengapit rokok yang masih menyala.

"Tuan Snakes... baiklah. Aku akan menggedor pintu kantornya jika diharuskan. Lagipula di antara uangnya adalah uangku."

Dia nampak tidak menyadari keributan yang terjadi. Dibandingkan orang lain yang bersikap masa bodoh, terlihat pria itu memang tidak menyadari yang sedang terjadi. Namun dari jarak yang ada, pria itu berada cukup dekat dengan [name] serta preman itu.

[Apa yang kamu lakukan?
Jangan lupa menuliskan sebabmu kabur dari rumah]

Antidote [Roleplay]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang