Antidote [Roleplay]

03. Nyanyian Angsa (Evie rute)

"Saya sekarang berada di antara masa lalu dan masa depan. Bisakah anda menunggu?"

******

Sudah 2 bulan 17 hari [name] bekerja di mansion Rothwell. Kini tinggal menghitung hari mendekati waktu kontrak berakhir.

Sebagai hukuman karena tidak memberitahu keberadaan Evie --hari di mana Evie kabur dari rumahnya--. [Name] menjalani pelatihan luar biasa dari Alan Murlock, yang sebetulnya terlihat seperti latihan wajib militer berskala sedang. Di satu sisi, kadangkalanya [name] membaca buku diary Nanny Grimshaw yang diberikan Hillary kepadanya.

Sesungguhnya soal hukuman yang diberikan ini tidak begitu buruk. Meskipun ini cukup membuat tubuhnya lelah, ditambah itu artinya waktu [name] kebersamaan Evie semakin mengikis di penghujung waktu.

Kendati demikian, Evie sendiri tidak semerepotkan seperti ketika [name] pertama kali menjumpainya. Gadis itu akhirnya bisa berjalan sendiri atau bahkan mandi tanpa harus dibantu oleh para maid. Semakin hari pula, di mata [name], melihat jika Evie semakin menjadi wanita dewasa yang sangat cantik.

Yang sebentar lagi tak membutuhkan [name] untuk menjalankan aktivitasnya.

[Name] berpikir semakin matang. Manalagi ketika dia tiba di mansion Rothwell pagi dengan tepat waktu atau mungkin juga tidak....

"Begitu Evie selesai dengan urusannya. Anda bisa menjodohkannya dengan Matthew. Saya yakin mereka akan menjadi pasangan yang cocok, Horatio."

[Name] meruntuki ruangan privasi di mansion ini cukup buruk atau mungkin telinganya lah yang semakin tajam. [Name] bisa mendengar seseorang yang tidak dikenalnya sedang bercakap dengan ayah Evie sepertinya. Tanpa sadar, [name] mencoba mengintip dari kejauhan. Memastikan apa yang berbicara itu bagian dari keluarga Rothwell yang terkadang datang kemari....

Yang ternyata pria asing dan juga ayah Evie.

Memastikan jika memang benar itu ayah dari Evie, [name] bersembunyi dan menunggu lebih lebih lama lagi. Horatio sendiri sedang berbicara pada seseorang dengan jas licin berbahan mewah --[name] mengetahui jika pria itu adalah pengusaha terkenal juga--. [Name] bisa menduga yang mana ayah Evie dari kalimat bicara dan fisiknya yang selama ini ditampilkan di media... akhir-akhir ini dirinya bisa melihat langsung sang pria.

"Putra sulung anda ya... saya tidak keberatan, jika anda ingin menjodohkannya. Tetapi apa putra anda sendiri tidak keberatan dengan itu, Tuan?"

"Tentu saja tidak, Lagipula putri bungsu itu pasti sosok yang sangat cantik jika ayahnya saja rupawan. Pria mana yang sanggup memalingkan wajah melihatnya," lawan bicara Horatio sudah bisa dipastikan sedang memuji Evie dan mungkin menjilat ayahnya. Dia kembali mengatakan sesuatu. "Itu kenapa, sebelum pertunangan dilakukan. Bagaimana kalau mereka melakukan kencan lebih dahulu?"

Setelahnya [name] memilih pergi begitu saja.

------

Kakinya memilih melangkah menuju kamar Evie. [Name] ingat, dulu Evie biasanya belum bangun dari tidurnya. Tapi sekarang....

"Hallo, [name]. Selamat pagi!"

Itu Evie-nya yang manis. Gadis itu tengah duduk di kursi yang berhadapan dengan jendela pagi hari ini. Terlihat di atas meja depannya, terdapat buku bersampul kulit dan laptop yang masih menyala. Vas bunga berisi lisianthus ungu bergradasi yang ditemani beberapa tangkai poppy anemone beragam warna yang begitu memikat dilihat... sama seperti gadis bergaun coklat dengan rambut yang separuh digulung.

"Wajah [name] terlihat lesu... [name] baik-baik saja?"

Evie bertanya pelan. Jelas wajah gadis itu khawatir karena membaca ekspresi [name] yang tak biasa pagi hari ini. Cukup menakjubkan Evie seperti ingin membaca isi pikirannya. "Apa ada hal yang membuat [name] khawatir, hm?"

[Apa yang kamu katakan?

A. Menjelaskan apa yang kamu dengar di ruang tamu sebelumnya mengenai perjodohan
B. Mengatakan pada Evie tidak ada yang perlu dirisaukan dan alihkan perhatiannya]