Aku berjalan sembari mengamati sekitar, rasanya begitu lega dimalam hari seperti ini menikmati angin malam yang begitu semilir sejuk.
Tapi dari kejauhan aku melihat sosok yang paling ku kenali berdiri disana, bahunya bergetar, sesekali juga dia seperti menyeka air mata.
"Danu?" Ucapku.
Aku berlari kecil menghampirinya, namun saat aku ingin mendekatinya, dia mengatakan sesuatu yang begitu menyakitkan.
"Apa itu keadilan dunia? Apa itu kebahagiaan? Danu enggk pernah dapet, dari dulu. Sakit, semuanya terasa sakit"
Aku tidak tahu hal apa yang baru saja Danu alami, tapi mendengarnya menangis dengan mengadu pada semesta itu membuat hatiku sesak.
"Katanya dunia itu berputar kadang di atas kadang di bawah, orang yang menderita bisa bahagia. Tapi kenapa Danu enggk, Danu enggk" ucap Danu dengan tangis yang begitu menyedihkan.
"Semesta, jawab Danu. Danu di lahirin itu cuman buat nerima semua ini, Danu dilahirin cuman disuruh jadi anak kuat yang setiap malem nangis terus? Kalo iya, Danu bisa pulang gk? Danu pengen gk pernah lahir aja. Semuanya berat, Danu udah gk kuat la —"
"Kakak mohon jangan nyerah"
Aku langsung memeluk Danu begitu saja mendengar tangisannya, aku juga tidak bisa menahan diriku mendengar semua penuturan Danu yang begitu menderita.
"Hah? Kak Veno!!" Dia tersentak saat tiba tiba aku peluk, dia bahkan terkejut ketika tau aku ada disana.
"Danu capek, sini istirahat dulu di kakak, sini peluk kakak buat hilangin rasa lelah Danu" ucapku.
Aku melepaskan pelukanku lalu menatap Danu, aku juga bisa melihat matanya yang sudah begitu sembab juga merah.
Danu langsung memelukku dengan menangis keras, aku pun menyembunyikan wajah Danu di bahuku dan mengusap usap kepalanya.
"Sakit kak hiks, Danu harus bertahan sampai mana lagi? Emang kalo Danu bertahan semesta bakal kasih danu kebahagiaan? Enggk kak. Semesta pilih kasih, mereka semua uji Danu tanpa ada berhentinya, Danu lelah kak" ucap Danu.
Aku tidak tau ingin menjawab apa, aku juga tidak tau sampai mana semesta akan menguji Danu dengan penderitaan berat seperti ini.
Ingin rasanya aku diam, tapi aku juga ingin menjawab. Aku tau, kata semangat tidaklah berarti apa apa untuk seseorang yang sedang berada di titik lelahnya.
"Dengerin kakak, Danu"
"Kakak emang gk tau sampai kapan semesta mau uji kamu, kakak gk tau kapan dia kasih kebahagiaan buat kamu. Tapi dan, kalo emang semesta gk kasih kebahagiaan buat Danu, biarin kakak yang buat Danu bahagia, biarin kakak bikin kehadiran kakak ke kehidupan Danu itu jadi salah satu kebahagiaan Danu"
Danu menatapku dengan dalam dan air mata yang terus mengalir, aku mencoba menyeka air matanya dan melempar senyum kepadanya.
"Danu, kakak janji" ucapku meyakinkan Danu.
"Hiks, kak Veno"
Dia memelukku kembali dengan erat, aku meneteskan air mataku. Aku berjanji akan membuat Danu bahagia sebisaku, aku akan berjuang untuk menjaganya selalu dan membuat semesta yang berganti memberi dia kebahagiaan suatu hari nanti.
"Kamu sekarang gk sendiri, sekarang udah ada kak veno disini. Ayo kita kejar kebahagiaan Danu disana, ayo berjuang dan lari bareng bareng mulai sekarang, kakak gk akan pernah biarin Danu berjuang sendiri mulai detik ini juga" ucap Veno.
"Kak veno yakin?" Tanya Danu padaku.
"Yakin, sejauh apapun itu kakak bakal terus lari bawa kamu. Kalo kamu jatuh, kakak selalu ulurin tangan buat bantu kamu berdiri lagi" ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintangku Danu | Nosung { End }
Teen FictionDia memiliki harapan, tapi di patahkan Dia memiliki keinginan, tapi di hancurkan Dia memiliki rasa lelah, tapi dipaksa untuk terus tegar. Lantas sang semesta membawanya, agar dia tidak lagi lelah, agar dia bisa beristirahat dengan baik. Danu, ini ak...