Sedang duduk sembari menunggu jam pulang Danu, aku juga sudah memberikan nomor ponselku kepada sang kepala sekolah jika Danu pulang maka dia harus memberitahuku.
Dan sepertinya ini sudah mulai memasuki jam tersebut, aku bersiap menggunakan hoddieku lalu mengambil kunci mobil untuk menuju sekolah danu dan menjemputnya.
Aku sudah pulang dari kampus, aku memiliki jadwal siang dan itu membuatku pulang lebih awal dari pada yang lainnya.
Saat di perjalanan aku masih saja khawatir tentang Danu, meski dia sebenernya tidak akan terluka kembali karena sudah ada bodyguard dari keluarga Harka yang menjaganya.
Kami juga akan membawa bodyguard untuk menjaga Danu setiap hari, aku tau jika terlalu di jaga ketat itu membuat tidak nyaman. Akan tetapi, aku hanya menyuruh bodyguard itu mengawasi Danu, jika Danu dalam bahaya mereka harus segera menolongnya.
Mau bagaimanapun tatapan dan sorot tajam yang semua anak lontarkan untuk Danu itu menandakan bahwa tidak ada satupun dari mereka yang menyukai Danu. Meski alasannya cukup menarik tapi tetap saja, apakah seseorang yang menjadi kebanggaan sekolah akan selalu diperlakukan seperti itu hanya karena dia pintar lebih dari siapapun.
Aku memakirkan mobilku di depan gerbang sekolah, lalu perlahan mendengar suara bell pulang sekolah membuatku jadi teringat masa masa SMA ku dulu.
Mulai banyak aku melihat anak murid keluar dari sekolah, mereka juga berlalu lalang melewati mobilku hingga ada salah satu anak yang berdiri dihadapan mobilku.
"Lo tau, mobil gue dirumah kayak gini"
Aku tersenyum menahan tawaku mendengarnya, ah mungkin dia memang punya, tapi dari tatapan matanya menunjukkan kebohongan dan kegelisahan.
"Wih serius, coba sekali kali bawa"
"Ya belum boleh, kan gue harus di anterin supir"
"Wahh, ada si cupu dateng"
Aku menengok kearah samping dari jendela mobilku ada Danu yang tengah berjalan dengan menunduk, sepertinya para bodyguard itu menjaga Danu sesuai harapanku. Mata mata, mungkin seperti itu.
"Gue denger si cupu tadi berangkat sama seseorang, dia bilang dia kakaknya si cupu"
"Iyakah, pasti si cupu lagi bangga ada yang belain dia"
"Diakan dukun, tukang melet guru"
Rasanya aku ingin meninju wajah mereka satu persatu, hingga aku mencet klakson mobilku dan membuat beberapa orang memekik kaget.
"Ada orangnya kah?"
"Mana tau"
"Oh hai cupu"
Danu sudah berada di samping mobilku, tapi dia dihentikan oleh ketiga orang yang tengah berdiri di hadapan mobilku sedari tadi.
"Widih, mau kemana lo?"
"Pu-pulang" jawab Danu terbata.
"Gosah takut gitu lah, btw orang kek lo yang cacat jangan deket deket mobil mahal ya, bisa lecet" dia mendorong Danu menjauh.
"Wahh, macem macem nih anak" ucapku yang mulai geram, aku keluar dari mobilku membuat pandangan beberapa murid tertuju pada diriku.
"Wihh ganteng"
"Anjir, ganteng, cakep, cool, siapa tuh"
"Gila horkay nih"
Aku mengacuhkan beberapa anak yang tengah berbisik itu, aku berjalan melewati anak yang tadi menyombongkan dirinya.
Aku membuka pintu mobilku yang satu, sengaja agar aku bisa melihat reaksi mereka dan tau bahwa aku adalah kakak Danu.
"Kok masih diem disitu, Danu gk mau pulang sama kakak?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintangku Danu | Nosung { End }
Teen FictionDia memiliki harapan, tapi di patahkan Dia memiliki keinginan, tapi di hancurkan Dia memiliki rasa lelah, tapi dipaksa untuk terus tegar. Lantas sang semesta membawanya, agar dia tidak lagi lelah, agar dia bisa beristirahat dengan baik. Danu, ini ak...