24. Kecelakaan

1K 75 2
                                    

Rintikan hujan mulai turun lebat di luar sana, udara malam menjadi sangat dingin ketika hujan turun.

Saat semuanya memilih berada di rumah untuk bersantai sambil menonton televisi, hal itu tidak terjadi di sini.

Prangg!!

"Bodoh! Sudah gue bilang dari awal, jangan lo sebut-sebut lagi soal keluarga dan apa tadi? Lo udah tau semuanya? Keluarga lo? Ck, terus kenapa? Lo mau ninggalin gue yang udah besarin lo selama ini"

"Dasar anak sialan!! Gak tau diri!!"

Plakk!!

Tamparan itu berhasil mengenai pipi kanan bella, setelah sore tadi ia pulang dan langsung ganti baju. Bella yang hendak pergi ke dapur harus kembali di mintai uang oleh ayahnya, padahal udah dua hari ini ia izin gak masuk kerja dengan alasan sakit dan tentu saja uangnya juga sudah habis karena terus-menerus diambil.

Belum lagi ia di panggil kepala sekolah karena belum membayar spp bulanan dan uang untuk ujian kenaikan kelas nanti, sedangkan ia sama sekali tidak memiliki uang lagi saat ini.

"Gue udah pernah bilang, jangan macam-macam sama gue bella!!"

"Kenapa si pa?! Kenapa papa selalu menyembunyikan hal ini dari bella, aku juga mau kenal keluarga aku pa! Jangan egois!!"

"Lo bilang gue egois? Yaa! Otak lo di pakai coba, kalo bukan gue, lo mau tinggal sama siapa? Mau jadi gelandangan di jalan hah!!"

"Aku tau papa yang mengurusku dari kecil, tapi cara papa yang memperlakukan aku seperti ini gak bisa di bilang wajar pa! Bella capek, muak sama tingkah papa yang selalu kasar sama bella! Aku cuman mau hidup tenang pa!"

"Kurang ajar lo ya, dasar gak tau berterimakasih!"

"Papa yang buat aku kayak gini, akibat ulah papa juga aku harus kehilangan sebagian memori aku pa! Aku benci sama papa, bella benci papa!!"

"Gue akan bunuh lo biar hidup lo tenang, anak sialan!!"

Karena emosinya yang memuncak pria tua itu mengambil pisau dapur, bella membelalakkan matanya dan berlari keluar rumah saat pria itu memegang pisau hendak menikamnya.

Bella berlari menjauh hingga keluar dari gerbang rumah, tidak perduli rintikan hujan menyapa dirinya.

"Bella! Kembali sini lo!! Gue bunuh hidup lo supaya tenang! Dasar anak sialan!!"

Di arah lain, 12 lelaki itu berdiri di bawah pohon besar memandang penuh amarah ke pria tua yang sudah mereka cari selama ini.

"Kalian berempat, kejar bella, biar tua Bangka itu kami yang urus" perintah hyunsuk.

"Baik bang" ujar mereka patuh.

"Awas saja bella! Akan gue beri pelajaran lagi lo ya!" Pekiknya.

"Berani banget lo mau kasih pelajaran ke adek kami" pria itu terkejut saat melihat hyunsuk berdiri di belakangnya.

Jihoon, yoshi, junkyu, Asahi, mashiho, jaehyuk dan yedam juga ada di hadapannya. Ia sedikit terkejut karena sudah hampir beberapa tahun lamanya ia kini bisa kembali melihat putranya itu sudah menjadi pria dewasa.

"Kalian"

"Akhirnya kami bisa ketemu lo lagi di sini, papa, ck" jihoon berdecak sinis.

"Ya ampun, akhirnya aku bisa melihat anakku tumbuh setampan ini haha, bagaimana hidup kalian?"

"Gak perlu basa basi, itu membosankan sekali" celetuk jaehyuk.

"Haha baiklah, lalu bagaimana dengan wanita murahan itu? Kalian semua pasti hidup miskin ya kan? Haha"

My Brother • TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang