Misi 13 - Kebaikan Kedua dan Terakhir (END)

2.8K 436 40
                                    

Merasa tubuhnya mulai melemah. Viana bersusah payah menaiki ranjang Victor, membuat Hugo, Victor, dan Vector merasakan perasaan tak nyaman, seolah hal buruk yang tak mereka inginkan akan terjadi.

Bagai diguyur air lemon ketika terluka. Hugo, Victor, dan Vector dibuat tak percaya dengan yang Viana lakukan berikutnya.

Viana mengusap wajah pucat Victor yang matanya tertutupi kain putih. "Nana tidak akan membialkan kakak telluka. Nana akan membelikan mata Nana untuk kakak agal kakak dapat hidup baik tanpa cacat sepelti Nana. Nana tak ingin ada yang menghina kakak sepelti Nana. Kakak jangan takut ya. Nana tidak akan pelgi meninggalkan semua yang tak sempulna."

Roh Victor menggeleng dan berteriak jangan. Victor menolak. Victor ikhlas bila dirinya harus buta. Sungguh!

Raungan Victor hanya Witchy yang mendengarnya. Dan Witchy sendiri sudah berkaca-kaca karena akan mendapati raungan pilu Viana.

Pergantian kornea mata di dunia modern dan jaman kerajaan itu berbeda. Di jaman modern mungkin akan di bius hingga tidak merasakan kesakitan. Tapi berbeda dengan jaman kuno bahkan berbasis sihir. Meskipun tidak secara brutal dengan mencokel mata namun rasa sakitnya tetap seperti itu.

Witchy berharap Viana kuat.

Viana mulai merentangkan tangannya dan meletakkan telapak tangan kecilnya pada kedua mata Victor yang terhalang oleh balutan kasa.

Menghirup nafas dalam. Jantung Viana berdegup kencang karena untuk pertama kalinya akan mencoba menggunakan sihir berdasarkan instruksi Witchy yang telah ditanamkan di otak kecilnya.

Jujur, Viana takut sakit namun demi keluarga dan harapannya, Viana akan berusaha menahan. Seperti kata peri cantiknya yang mengatakan bahwa inilah kebaikan sebagai syarat kedamaian hidup Viana nantinya.

Sebuah cahaya keluar dari telapak tangan Viana. Rasa sakit itu mulai datang menghujam mata Viana. Membuat Viana tak tahan dan menjerit.

"AAAAAAKKHHHHH" pekik Viana kesakitan namun tangannya tetap bersikeras bertahan di kedua mata Victor.

"SAKIIIITT AAAAA" Viana meraung membuat Hugo, Victor, dan Vector semakin kalap dan berusaha agar masuk ke dalam tubuhnya namun sia-sia. Berusaha menyentuh Viana pun tak kunjung berhasil.

Witchy meneteskan air matanya. Dengan sedikit sapuan tangan. Witchy membuka segel suara milik Hugo, Victor, dan Vector.

"AAAA BERHENTTIII NANAAA!!" raung Victor berusaha menghentikan Viana.

Hugo, "Nak, berhenti, ayah mohon!"

"Bangun sialan! Bangun!!!" pekik Vector berusaha membangunkan tubuhnya sendiri agar mampu menghentikan aksi Viana.

Ketiganya bahkan tak sadar suara mereka telah kembali karena fokus mereka kini hanya Viana.

Mata terpejam Viana kini mengalirkan darah, Viana terus terisak menangis namun tetap melanjutkan tekadnya.

"Kemana penjaga? Kenapa mereka tidak mendengar Nana? Siapapun tolong adikku!!" isak Victor yang kini hanya mampu berlutut di tepi ranjangnya sendiri memandangi tubuhnya dan Viana.

Vector kini sudah menjambak rambutnya sendiri karena tidak sanggup melihat jeritan pilu Viana. Vector masih mencoba membangunkan dirinya sendiri tapi tak pernah berhasil.

Hugo menangis dengan tatapan kosong karena merasa tak berguna, "kenapa semua ini terjadi pada putriku? Ku mohon siapapun, tolong sadarkan tubuh kami agar dapat menghentikan Viana. Putriku bisa mati. Ku mohon tolong dia. Selamatkan dia"

BRUK

Tubuh Viana jatuh ke lantai dari ketinggian ranjang itu. Nafasnya begitu berat. Darah terus mengalir dari dada, punggung, dan kini matanya.

Witchy - The Hidden GoddessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang