Chapter 6 [Evaluasi-Resolusi]

222 7 0
                                    

Pagi harinya, semua berjalan seperti tak ada sesuatu yang terjadi. Anya tetap membangunkan Alea seperti biasa, pun mengajak rekannya itu untuk sarapan bersama. Sedangkan Zoe, laki-laki itu juga bertingkah normal pagi ini, bahkan Zoe cenderung diam. 

"Kaya nya kita harus pindah," ucap Anya memulai obrolan sembari mengolesi roti panggangnya dengan selai kacang.

"Pindah? Kenapa tiba-tiba?" Tanya Alea heran, bisa gagal rencananya jika Anya memaksa untuk pindah hari ini juga.

"Cuma ada kendala kecil kok, nanti jam 9 kita siap-siap. Sementara bawa barang yang diperlukan aja."Jawab Anya santai lalu mulai melahap roti panggang selai kacang miliknya.

Alea yang mendengar jawaban dari Anya mulai panik, ia menoleh ke samping melihat bagaimana kondisi Zoe sekarang. "Tapi apa ga papa? Kamu mau pindahin Zoe ke mana?" Tanya Alea kembali. Anya tidak boleh memindahkan Zoe sebelum anggota BIEP menangkapnya.

"Aku bakal bawa Zoe ke rumah lama paman aku, di sana juga aman kok. Ah iya, tugas kamu cuma sampe sini aja. Setelah ini  biar aku yang urus sendiri." Jawab Anya dengan tegas. Terdapat nada seperti usiran di dalamnya. Meskipun keduanya sama-sama sedang santai, tapi dapat dirasakan aura di dalam ruangan itu yang mulai berbeda. 

"Bukannya aku yang bawa Zoe ke sini, harusnya nanti aku juga yang bawa Zoe pulang, Anya." Ujar Alea bernegosiasi. Jika Anya membawa Zoe ke tempat lain, bisa-bisa akan sangat sulit melacaknya.

"It's ok Al, aku bisa urus itu semua kok. Setelah ini kamu bisa langsung beres-beres buat pulang, tugas kamu udah selesai." Titah Anya dengan santainya. Alea semakin panik dibuatnya. Ia langsung saja mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada June.

[June, tolong lebih cepet ke sini. Anya mau bawa Zoe pergi dan aku ga dibolehin ikut mereka]

[Aku takut kondisi Zoe makin parah June, tolong cepet yaa...]

"Aku bantu kamu beres-beres sebelum pergi. Barusan aku juga udah hubungi supir buat jemput aku." Ucap Alea santai. Ia tak boleh terlihat mencurigakan di sini, sebisa mungkin dirinya harus menahan Anya agar lebih lama tetap di lab.

Anya yang mendengarnya mengangguk saja. Kegiatan sarapan diantara mereka mulai terasa hening.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 08.30 di mana Anya dan Alea sama-sama sibuk memindahkan beberapa barang dan juga membereskan kekacauan yang ada di lab. Kedua wanita itu sibuk dengan urusan masing-masing tanpa menghiraukan kehadiran Zoe yang menatap kedua wanita itu polos. Alea dan Anya yang mondar-mandir adalah tontonan Zoe pagi ini. Biasanya keduanya akan sibuk dengan data-data kini malah sibuk memindahkan barang.

"Supir kamu masih belum dateng Al? Aku udah mau berangkat soalnya." Tanya Anya yang sudah siap untuk pergi. Sedangkan Alea hanya bisa menatap cemas ke arah Zoe yang sibuk dengan dunianya sendiri.

"Kamu bisa temenin aku sebentar lagi ga? Kayanya supir aku kena macet deh, hehe." Jawab Alea canggung. Anya hanya mengangguk singkat setelahnya. Anya sebenarnya tahu betul Alea hanya ingin mengulur waktu hingga anggota BIEP datang dan menggrebek lab miliknya.

"Bentar doang kan? Kalo gitu aku pindahin Zoe dulu ke mobil, kamu di sini aja." Titah Anya lalu menghampiri kandang Zoe. Laki-laki yang masih fokus dengan mainan di tangannya reflek terkejut saat kandangnya ditendang lumayan keras oleh Anya.

Dukk

"Sini, keluar!" Bentak Anya tegas. Kandang yang semula terkunci itu telah dibuka.

Zoe yang dibentak langsung ketakutan dan semakin mundur seolah menghindari Anya. "Sini, Zoe. Jangan sampe kesabaran saya habis buat makhluk kaya kamu ya!" Bentak Anya sekali lagi, namun kali ini tangannya berusaha meraih pergelangan tangan Zoe untuk ia seret.

Alea yang melihatnya hendak menghentikan aksi Anya, tapi saat hendak melangkah Anya langsung menatap ke arahnya seolah memperingati agar tidak mendekat.

"Jangan ikut campur urusanku lagi Al, sudah kubilang aku bisa mengatasi semuanya sendiri sekarang." Ujarnya sungguh arogan. Alea yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam menyaksikan bagaimana Zoe yang ikut menatapnya seolah meminta bantuan.

"Ayo, Zoe. Keluar sendiri atau ku seret?" Tanya Anya sekali lagi. Karena tak mendapat respon apa-apa, wanita itu langsung saja meraih pergelangan tangan Zoe dan mengcengkram erat pergelangan tangan tersebut. Zoe yang diperlakukan seperti itu tentu saja memberontak dan berusaha melepaskan cekalan tangannya. Namun dengan tubuhnya yang sudah mengurus dan tidak diberi makan manusia, tentu membuat tenaganya tak sekuat Anya.

Dengan kasar Anya mulai menyeret Zoe tanpa belas kasih sedikitpun. Tanpa disadari oleh Anya sendiri, sebuah infus stand mengarah pada kepalanya.

Duakhh

Dengan keras ujung atas infus stand itu mengenai kepala bagian belakang Anya hingga menimbulkan suara yang keras. Anya yang menerima serangan tiba-tiba itu langsung merasakan pusing yang teramat sangat hingga tak kuat lagi untuk sekedar menoleh ke belakang. Cengkraman pada pergelangan tangan Zoe pun melemah hingga sepenuhnya terlepas.

Brukh

Anya langsung ambruk dengan darah yang mulai mengalir dari balik rambutnya. Alea yang panik tidak bisa berpikir jernih, ia langsung menarik Zoe dan mencari kunci mobil Anya.

"Kak? Kita mau pergi sekarang? Ga mau nunggu temen kakak?" Tanya Zoe yang akhirnya bersuara.

"Masalah ini makin panjang nanti, kita harus segera pergi dari sini. Kamu ke depan dulu, kakak harus cari penawar itu dulu." Jawab Alea yang panik. Zoe menurut saja pada perintah Alea. Sedangkan Alea sibuk mencari penawar yang dimaksud oleh Anya.

Gotcha!

"Anya, maaf aku harus jadi antagonis juga di sini. Tapi Zoe harus segera diselamatkan. Semoga kamu ga papa." Lirih Alea lalu pergi meninggalkan Lab beserta Anya yang terbujur kaku di dalamnya.

Tak lama anggota dari BIEP datang dan merasa keheranan karena lab yang mereka datangi pintunya sudah terbuka. June yang merasa ada yang janggal langsung memasuki lab dan dibuat terkejut saat menemukan Anya dengan kondisi yang memprihatinkan.

June kemudian memeriksa kondisi Anya, apakah wanita itu masih hidup atau sudah kehilangan nyawa nya. Setelah memeriksa nafas dan nadi nya, dapat June simpulkan bahwa wanita itu masih hidup. Beberapa anggota BIEP juga ikut masuk setelahnya, mereka juga kaget melihat kondisi Anya yang tergeletak di lantai dengan darah yang mengalir dari kepalanya.

"June, dia pelaku nya?" Tanya salah satu anggota.

"Iya, sepertinya terjadi sesuatu barusan. Coba kalian cek sekitar sini ya, kumpulkan barang bukti. Dan kalian berdua bantu buat bawa Anya ke mobil. Kita harus cepet bawa dia ke rumah sakit." Perintah Zoe pada rekan tim nya.

Anggota BIEP yang hari ini menggrebek lab Anya berjumlah 10 orang termasuk June. Mereka semua mulai mengumpulkan beberapa bukti dan membawa Anya untuk diintrogasi nantinya. June juga menemukan beberapa foto serta dokumen yang menjadi barang bukti penting karena hasil eksperimen Anya sendiri hilang entah kemana. June sangat yakin jika Alea sedang bersama makhluk hasil eksperimen Anya sekarang. Tapi, di mana kira-kira Alea membawa makhluk itu?

***

Experimen Gila Milik Anya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang