Chapter 3

344 49 9
                                    

Tak berapa lama kemudian, makan malam pun berakhir dan satu per satu karyawan meninggalkan restoran. Setelah berpamitan dengan beberapa rekan kerja Xiao Zhan, mereka berdua berjalan bersama menuju tempat parkir bersama, Yibo dengan sengaja menyenggol bahu Xiao Zhan. 

"Bagaimana penampilanku, Ge?" 

Xiao Zhan tertawa, rasa lega menyelimuti dirinya. "Kau benar-benar aktor profesional, Yibo. Terima kasih."

"Tidak masalah, Ge."

Keduanya lalu menuju ke tempat mobil Yibo diparkir. Dua orang pria berbadan kekar tampak terlihat di sisi mobil. 

"Ayo, Ge, kuantar kau pulang," ajak Yibo.

"Eh, tapi …."

"Ayolah." Yibo menarik tangan Xiao Zhan dan memaksanya masuk ke dalam mobil. 

Setelah keduanya duduk di dalam mobil, keheningan langsung tercipta. Hanya terdengar raungan lembut mesin mobil yang menyala. Namun, mereka tidak beranjak dari tempat parkir.

“Kenapa kita tetap di tempat parkir?” tanya Xiao Zhan ketika menyadari apa yang terjadi.

“Kau belum memberitahuku alamatmu, Ge. Aku ini bukan cenayang yang bisa membaca pikiranmu,” jawab Yibo sambil tersenyum simpul.

Menyadari kesalahannya, Xiao Zhan segera menyebutkan sebuah alamat rumahnya yang terletak di pinggir kota. Kedua pria kekar yang ternyata adalah supir dan bodyguard Yibo segera melajukan mobil menuju tempat yang disebutkan Xiao Zhan.

Cahaya lampu kota silih berganti menerpa wajah Xiao Zhan, sementara pikirannya terus mengulang akan kejadian yang baru saja terjadi. Pertemuan dengan Yibo dan bagaimana ia tanpa sadar membela sosok pemuda yang baru saja ia kenal.
Setelah beberapa saat, Yibo akhirnya bersuara, “Aku sama sekali tidak menyangka kalau malam ini akan semenarik ini.”

Xiao Zhan menoleh ke arahnya dan sebuah senyuman kecil terulas di wajahnya. “Kau benar. Aku pun sama sekali tidak menduga kalau hal ini akan terjadi.”

Namun, sedetik kemudian senyum itu menghilang dan tergantikan dengan ekspresi raut muka gelisah. Xiao Zhan memilin ujung kemejanya. “Terima kasih untuk malam ini, Yibo,” ujarnya kemudian.

“Tidak perlu berterima kasih, Ge. Aku melakukannya dengan senang hati. Kapan lagi aku bisa menunjukkan teknik aktingku yang mengagumkan,” balas Yibo dengan sebuah seringai di sudut bibirnya. Sorot mata pemuda itu terlihat begitu hangat.

Mereka kembali terdiam sepanjang perjalanan, sebelum akhirnya Xiao Zhan kembali berkata, “Aku sama sekali tidak menyangka bahwa pemuda yang aku minta sebagai pacar pura-pura ternyata seorang bintang film dewasa yang terkenal.” Kali ini perkataannya diikuti oleh suara tertawa gugup. Sesaat sebelum mereka meninggalkan restoran, Ji Li sempat berbisik ke arahnya, “Selamat menikmati malammu dengan Magnum Wang.”

Saat itu, Xiao Zhan baru menyadari siapa sebenarnya Yibo. Ia memang tidak begitu mengikuti perkembangan industri film dewasa, tapi tentu saja ia pernah mendengar tentang nama panggung itu. Salah satu bintang film porno yang menyita banyak perhatian. Tidak hanya karena wajah yang tampan, tubuhnya yang atletis tapi juga karena kemampuan aktingnya yang mempesona. Ia sering mendengar beberapa rekan kerjanya bergosip tentang sosok Magnum Wang, tentu saja biasanya akan seputar ukuran alat vital pemuda tersebut dan segala imajinasi liar mereka.

Yibo menatap ke arah Xiao Zhan, pandangannya tertuju ke arah wajah pria muda tersebut. “Apa profesiku mengganggumu, Ge? Kau tidak suka berteman dengan bintang film porno sepertiku?” tanyanya.

Xiao Zhan menghela napas panjang. Ia menunduk sejenak sebelum akhirnya berkata, “Bukan itu maksudku. Aku hanya takut  kalau apa yang kita lakukan ini diketahui orang lain. Kau membuka wajahmu di tempat umum, berada bersamaku. Bagaimana kalau para penggemarmu mengetahui hal ini? Atau lebih parah lagi, bagaimana kalau ternyata aku malah mengakibatkan gosip tidak jelas dan mempengaruhi karirmu.”

“Zhan Ge, aku sudah lama berada di industri ini. Aku yakin bisa mengatasi segala gosip dan pemberitaan yang akan terjadi. Lagipula,” Yibo kembali menatap Xiao Zhan dengan lembut, “Aku melakukannya demi dirimu dengan senang hati.”

Mendengar jawaban Yibo, debaran jantung Xiao Zhan kembali meningkat. Terdapat sebuah kejujuran dalam pandangan pemuda itu yang tidak dapat ia abaikan.
“Lalu bagaimana kalau penggemarmu mengetahui hal ini?” tanya Xiao Zhan. Raut wajahnya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.

Yibo menyandarkan dirinya. “Penggemar memang penting. Tapi bagiku lebih penting adalah hal yang membuatku bahagia. Lagipula aku bukan tipe yang membiarkan orang lain mengatur hidupku. Aku yang mengambil keputusanku sendiri dan aku yakin bisa menerima konsekuensi dari setiap pilihan hidupku.”

Xiao Zhan menatap ke arah pemuda itu dengan lembut, sebuah rasa kagum mulai merasuk ke dalam hatinya. “Aku tidak menyangka kalau kau begitu mengagumkan, Yibo.”

Pemuda itu tertawa, sepasang netranya memancarkan sorot mata yang terlihat ceria. “Tentu saja, aku, kan, memang mengagumkan.”

“Kau tahu, sejak pertama bertemu denganmu, ada sebuah perasaan bahwa aku pernah melihatmu sebelumnya.”

Yibo menaikkan salah satu alisnya, “Oh ya, memang di mana kita pernah bertemu?” tanyanya. Xiao Zhan tidak menyadari bahwa salah satu tangan Yibo mencengkeram erat pegangan kursinya.

“Entahlah, aku tidak bisa mengingatnya.”

Debaran jantung Yibo meningkat tajam. Pikirannya kembali melayang ke masa kecilnya, ke sebuah kenangan khusus mengenai sosok anak lelaki yang memberinya makanan di tepi sungai. Kenangan yang selama ini ia simpan di sudut hatinya yang terdalam.

“Mungkin aku pernah melihat salah satu berita tentangmu dulu,” Xiao Zhan melanjutkan tanpa menyadari bahwa Yibo tengah mengalami pergolakan emosi di balik raut wajahnya yang tenang.

“Bisa jadi. Kau tidak perlu memaksa untuk mengingatnya, Ge. Ingatan itu bagaikan kepingan teka-teki yang akan terurai begitu waktunya tepat,” ujar Yibo.

“Kau benar,” balas Xiao Zhan. seraya menatap ke arah pemandangan di luar jendela mobil.

Mereka kembali terdiam sepanjang perjalanan. Yibo sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan bertemu sosok yang selama ini ia impikan. Kenangan masa kecilnya adalah sesuatu yang membuatnya bertahan di industri  film dewasa yang keras. Namun, kini ketika sosok tersebut hadir di hadapannya, kenangan tersebut seolah berada di kejauhan, di sisi dunia yang tidak bisa ia raih.Yibo memilih untuk tidak mengutarakannya kepada Xiao Zhan, biarlah itu menjadi rahasia yang ia simpan seorang diri. 

Ketika mobil akhirnya berhenti di depan kompleks apartemen tempat Xiao Zhan tinggal, pemuda itu menoleh ke arah Yibo dengan senyuman hangat. “Terima kasih atas tumpangannya, Yibo,” ujarnya. 

Yibo meraih tangan pemuda itu dan bertanya, “Zhan Ge, aku boleh meminta nomor teleponmu?”

Menyadari bahwa tindakannya mungkin membuat Xiao Zhan terkejut, ia lalu menambahkan, “Tapi aku tidak memaksa kalau kau tidak mau.”

“Tentu saja boleh,” ujar Xiao Zhan. Ia mengambil gawainya dan saling menambahkan pertemanan di aplikasi perpesanan daring. “Sampai ketemu lagi, Yibo,” ujarnya seraya melangkah keluar dari mobil.

Yibo mengangguk dan membalas dengan nada penuh kelembutan, “Sampai nanti, Zhan Ge.”

Ketika akhirnya Xiao Zhan memasuki gedung apartemennya, Yibo kembali menyandarkan dirinya di kursi penumpang. Begitu banyak yang terjadi hari ini, pemuda itu merasa hatinya terasa begitu berat ketika kenangan masa kecilnya kembali menyeruak seiring dengan kecemasan atas apa yang akan terjadi kelak.

“Wang Laoshi, kita kembali sekarang?” tanya Lele, bodyguard yang selalu menemaninya.

Yibo mengangguk. “Kita kembali, Ge.”

How To Date A Porn StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang