Chapter 5

300 49 8
                                    

Di kantor agensi Yibo, ketegangan menggantung di udara seperti awan tebal. Foto-foto Yibo dan Xiao Zhan yang bergandengan tangan saat mereka meninggalkan restoran telah menjadi pusat perhatian, memicu perdebatan dan spekulasi yang tak berkesudahan di berbagai forum, berita internet dan media sosial..

Manajer Yibo, Zhang Lei, berdiri di depan layar besar yang menampilkan foto-foto tersebut, alisnya berkerut karena khawatir. Di sampingnya, tim humas agensi berkerumun, wajah mereka muram, mencoba untuk memberikan usulan tentang bagaimana merespon pemberitaan yang sudah mulai beredar. Di satu sisi, hal ini memberikan pengaruh baik bagi popularitas Yibo sebagai seorang artis, tapi mereka juga perlu memberikan klarifikasi atas hubungan ini.

Zhang Lei menoleh ke Yibo. Ia berkata dengan suara tegas. "Yibo, kita perlu membahas situasi ini. Media berspekulasi tentang hubunganmu dengan pria ini. Hal ini bisa mempengaruhi citra yang sudah kita bangun dengan susah payah."

Yibo menyilangkan tangannya, ekspresinya tegas. “Berikan saja pernyataan bahwa itu memang aku tapi jangan sampaikan apa pun tentang identitas Xiao Zhan. Katakan saja kalau itu adalah kehidupan pribadiku.” Ia memang sudah menyampaikan kepada Zhang Lei mengenai kejadian saat Xiao Zhan meminta dirinya menjadi pacar pura-pura pria muda itu.

Zhang Lei menghela nafas, rasa frustrasinya terlihat jelas. "Yibo, kami di sini untuk melindungi karirmu. Kita tidak bisa mengabaikan situasi ini begitu saja."

Tatapan Yibo tetap tegas. "Aku mengerti, tapi aku juga tidak akan mengorbankan seseorang hanya demi menyelamatkan karirku. Siapapun dia. Keputusanku tetap seperti semula."

Ketegangan meningkat saat perdebatan berlanjut. Tim PR menekankan pentingnya mengelola citra publik Yibo, sementara Yibo tetap pada pendiriannya. Dia bersikeras bahwa kehidupan pribadinya tetaplah pribadi, apa pun konsekuensinya.

Setelah diskusi yang berlangsung lama, suara Yibo membelah kekacauan, nadanya tegas namun lelah. "Selama ini aku tidak pernah menyembunyikan siapa diriku. Tapi hal ini tidak berlaku untuk kehidupan pribadiku. Aku tidak akan mengorbankan integritasku demi karir. Aku hanya minta kalian mengerti akan hal ini."

Ruangan menjadi hening, Mereka mengerti jika Yibo sudah bertekad, ia tidak akan mudah untuk digoyahkan, apapun alasannya. 

Zhang Lei menghela nafas, ekspresinya merupakan perpaduan antara kekalahan dan pengertian. "Baiklah, Yibo. Kami akan mengikuti langkahmu. Tapi pahamilah bahwa keputusan ini bisa berdampak pada karirmu."

Yibo mengangguk, tatapannya mantap. "Aku mengerti akan konsekuensinya."

Pada hari-hari berikutnya, ketika rumor tersebut terus bergulir, media sosial Yibo menjadi ajang pertarungan spekulasi dan dukungan. Dia menghadapi reaksi dan kritik, tetapi dia juga menemukan sekutu yang tak terduga di antara para penggemarnya yang menghormati keputusannya untuk melindungi kehidupan pribadinya.

Pada suatu malam, saat Yibo baru saja menyelesaikan proses syuting salah satu filmnya, ia menerima pesan di gawainya. Masih dengan berbalut jubah mandi, pemuda itu membaca pesan sederhana dari Xiao Zhan, sepertinya pria muda itu telah mengetahui tentang rumor yang berkembang mengenai mereka. 

Hei, bagaimana kabarmu? Jangan sampai terpengaruh dengan gosip tidak jelas itu, ya?

Yibo tersenyum, berterima kasih atas pesan itu. Dengan cepat ia membalas pesan Xiao Zhan.

Terima kasih, Zhan Ge. Ini memang kehidupan seorang artis terkenal, aku justru khawatir akan dirimu.

Balasan Xiao Zhan cepat, kata-katanya dibumbui dengan humor.

Mereka tidak mengetahui siapa diriku, lagipula aku pernah menangani klien yang jauh lebih menyebalkan daripada paparazzi dengan rumor murahan.

Yibo terkekeh, kekhawatirannya sejenak terlupakan. Dia menatap ponselnya, menyadari bahwa di tengah kekacauan itu, sesuatu yang istimewa terbentuk di antara mereka. 

Kalau kau merasa bahwa hal ini berlebihan untukmu, sampaikan saja padaku. Aku akan mengatasinya.

Tak berapa lama, Xiao Zhan kembali membalas pesannya.

Wow, Yibo, ksatriaku.

“Yibo, kau sudah siap? Kita harus melakukan adegan rimming lagi,” panggil sutradara.

“Oke, aku butuh waktu sebentar untuk menyiapkan diri,” jawab Yibo. Ia menatap foto profil Xiao Zhan. Semenjak bertemu dengan pria manis itu, Yibo terkadang menggunakan foto Xiao Zhan untuk menyiapkan dirinya agar bisa melakukan adegan seksual dalam syutingnya. Ia bisa merasakan bagaimana penisnya mulai mengeras hanya dengan membayangkan wajah Xiao Zhan. Bagaimana pria muda itu akan berlutut di hadapannya, atau desahan yang akan Xiao Zhan ucapkan ketika mereka bercinta. 

“Ayo kita mulai,” ujar Yibo seraya menyerahkan gawainya ke salah satu asistennya. Ia melepaskan jubah mandinya dan beranjak menuju tempat tidur. Tubuh telanjangnya terlihat mempesona di bawah kilatan lampu sorot di lokasi syuting. Sebuah hari yang biasa bagi seorang bintang film porno.

How To Date A Porn StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang