02 || Two

8 3 0
                                    

Selamat membaca !

- Love Different Nature -

Di malam hari. Suasana kampus sangat gelap dan sepi. Di kantor Dosen, terdapat sosok gadis yang sedang ketakutan itu mengotak ngatik keyboard.

File: Daftar Mahasiswa Jurusan Seni.

Azalea mengeklik File itu lalu ia scrool ke bawah. Dan, ia menemukan identitas cowo yang ia cari.

'Ini dia. Arvind.' Gumam Azalea.

0881xxxxx

Azalea segera memasukkan nomor whatsapp itu di kontak yang berada di Komputer.

ting!

Suara notifikasi Handphone itu berbunyi ketika Arvind sedang menonton Televisi. Ia langsung membuka Room chat.

Whatsapp

Unknown

P

Tolongin saya

Ada hantu di daerah kampus

Anda

Maaf, ga bisa 🙏🏼

Unknown

saya bayarin RP 1.000.000.

Anda

Saya tutup chat nya. Selamat malam bapak / ibu

Unknown

RP 15.000.000. CASH

Tanpa berfikir dua kali, Arvind langsung menyetujuinya.

Anda

otw

Arvind memasukkan kembali Handphone nya ke dalam saku celana. Arvind mematikan Televisi dan mengambil kunci motor, bergegas menuju kampus. Ia membuka pintu rumah lalu menoleh ke arah kiri, memastikan paman nya sedang tidak menyantai di teras. Cowok itu memakai helm Full face di kepala nya dan langsung menaiki motor Sport hitam nya dan melajukan motornya.

Beberapa saat kemudian, Arvind sampai di depan kampus lalu mamarkirkan Motor nya. Arvind bergegas masuk. Ia merongoh saku untuk mengambil Handphone nya dan membuka Room chat.

Whatsapp

Anda

Dmn

Azalea yang masih di depan komputer langsung mengetik.

Unknown

Siapa? Saya?

Anda

Hantu

Unknown

Owhh. Tadi sih di depan Ruang Lukis.

Setelah pesan itu ceklis dua berwarna biru dan Arvind sudah tidak online, Azalea langsung mematikan komputer dan menggunakan jurus menghilang atau teleportasi ke Depan Ruang Lukis.

Di sisi lain, Arvind melihat pesan yang terkirim, ia memilih untuk tidak membalas pesan terakhir itu lalu memasukkan kembali ke dalam saku celana dan berlari menuju Ruang lukis. Sesampainya, Arvind berhenti dan menunduk untuk mengatur napas. Setelah mendongakkan kepalanya, ia dihampiri hantu cewek, hantu itu seperti patung. Setelah dilihat lihat, hantu itu mirip sekali patung yang berada di ruang lukis. Arvind menoleh ke arah jendela ruang lukis. dan benar, patung itu tidak ada.

BUGH!

Hantu itu menghajar Arvind dari samping. Ujung bibir Arvind langsung berdarah. Pukulan itu sangat keras dan sakit dikarenakan tubuh patung itu terbuat dari besi. Arvind segera melayangkan tendangan di kaki patung itu membuat patung itu terjatuh dan alhasil Arvind juga jatuh meringis kesakitan.

"Gue ga bisa hajar dia dan pukul dia. Yang ada gue yang kesakitan." Gumam Arvind dalam hati.

'L-lo ngak papa?' Azalea datang. Ia berniat membantu Arvind bangun. Tapi ia urungkan niatnya. Karena percuma ia bantu kalau nembus.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Arvind.

'Nanya nya nanti dulu. Sekarang habisi dia.'

Arvind bangkit lalu ia membalikkan badan dan berlari.

Arvind menemukan sebuah Tempat sampah besar dan mengambil itu. Arvind kembali, ia melihat kedua hantu itu berkelahi. Arvind menarik pinggang Azalea lalu ia mengisyaratkan untuk berdiri di belakang punggungnya. Arvind mendorong perut patung bergerak itu menggunakan kakinya. Lalu, Arvind langsung memasukkan patung itu ke tempat sampah.

"Buka pintunya!"

Azalea langsung membuka pintu ruang lukis yang tidak di kunci.

'Ga di kunci toh, pantes ni patung bisa keluar' Gumam Azalea.

Arvind menyeret tempat sampah itu ke dalam ruangan lukis. Arvind menaruh di pojok. Arvind mengeluarkan beberapa meja dan bangku yang ada di dalam ruangan itu dan menutup pintu. Ia mengganjal pintu dengan kursi dan meja agar patung itu tak bisa keluar. Setelah selesai, mereka berlari keluar dari kampus itu.

Mereka pun berhasil keluar. Arvind yang ingin menghampiri motor sport hitam nya, ia berhenti karena ia merasa ada yang mengikutinya. Arvind membalikkan tubuh, di belakangnya terlihat ada Azalea yang sedari tadi mengikuti Arvind.

"Ngapain lo?" Tanya Arvind.

'Em, itu. Makasih' Jawab Azalea dengan gugup.

"Buat?"

'Itu loh tadi'

"Oiya, lo tadi yang ngehubungi gue kan? mana 15 juta nya?"

'Ga ada, hehe' Jawab Azalea terkekeh pelan.

'Tadi tuh gue lagi ketakutan banget. Dia ngikutin gue terus. Makanya gue ngehubungi lo buat bantu gue. Ngerepotin ya? Maaf'

"Iya" Arvind menjawab tanpa ragu-ragu.

Arvind memakai helm full face nya lalu menaiki motor itu dan menancap gas.

'Mau ngapain?'

"Pulang" Ucap Arvind sebari melajukan motornya.

Azalea menatap punggung Arvind yang perlahan menghilang dari pandangannya, 'Kok tadi dia bisa pegang gue? Tapi, tadi gue yang megang malah nembus.' Gumam Azalea.

- Love Different Nature -

Arvind mengendarai motor dengan kecepatan tinggi di jalan pintas yang terkenal sepi. Udara sangat sejuk. Arvind suka merasakan udara segar di wajah nya dan angin bertiup melalui rambut. Walaupun dia sempat di Jumpscare oleh sosok hantu yang sedang bergelantungan di pohon besar, tetapi dia sudah biasa seperti itu..

Tak berselang lama, Arvind pun sampai di daerah kos an. Ia memarkirkan motor itu lalu memasuki rumah nya. Ia butuh istirahat.

"Kamu ngapain jam segini baru pulang?"

Suara itu terdengar di telinga Arvind. Ia menoleh, dan terdapat pamannya yang sedang mengintrogasinya.

"Kamu habis kemana?" Tanya Arez yang sedang melipat tangan di depan dada.

"Emm, habis beli seblak kok tadi" Jawab Arvind berbohong.

"Mana seblak nya?"

"Ga kebeli. Warung nya udah tutup, Hehe"

"Y-yaudah, Arvind masuk ya." Dengan cepat, Arvind menutup pintu dan menguncinya.

"Kamu ga bisa bohongin Paman, Arvind. Jelas jelas kamu habis berantem. Ujung bibirmu aja berdarah." Gumam Arez yang tak terdengar oleh siapa pun.

- Love Different Nature -





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Different Nature [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang