PROLOG

6 4 2
                                    

- Love Different Nature -

PROLOG

Seorang remaja cowok berumur 21 tahun itu berlarian tergesa gesa di lorong kampus yang sangat sepi dan gelap. Sampai-sampai, ia tak tahu mana jalan keluarnya. Kakinya yang gemetaran itu semakin lemas hingga tak mampu lagi berlari. Dadanya terasa sesak hingga membuatnya kesulitan untuk bernapas. Ia tengah dikejar oleh sosok hantu.

Langkah demi langkah yang lebar itu, tiba tiba ia terjatuh. Ia sudah tak kuat berlari.

"Lea.." Lirih Arvind.

Tubuhnya limbun ke lantai yang begitu dingin. Arvind ngos ngosan karena berlari, ia pun mengecek hantu itu masih berada di belakangnya atau tidak.

Ia berdiam diri di atas lantai untuk mengatur napasnya. Tak sampai 1 menit. Hantu itu berbelok kearahnya membuat Arvind harus berlari secepat mungkin.

"T- tolong..."

Takut? Ya, Arvind sangat takut. Apa lagi sosok hantu itu sangat menakutkan. Seolah olah hantu itu ingin Arvind lenyap dari dunia ini. Padahal, tak biasanya ia ketakutan seperti ini.

Arvind berbelok. Ia menuruni tangga. Buliran keringat yang menetes itu membuat kemeja putihnya lusuh dan terlihat basah.

Tiba tiba ada sosok hantu cewek muncul dihadapannya. Arvind kenal dengan hantu itu. Ia langsung berhenti.

"Lo -"

'Ikut gue'

"Ngapain?"

'Mau selamat kan?' Tanya hantu itu.

Arvind menjawab dengan anggukan.

'Ikut'

"Lari?"

'Terbang'

'Lari lah, emang lo bisa terbang?'

"Gue kira jalan"

Arvind pun berlari dibelakang hantu cawek itu.

Lorong demi lorong yang ia lewati, dan akhirnya ia berhasil keluar dari kampus tersebut.

"T-terima kasih" Ucap Arvind yang masih mengatur napasnya. Wajahnya benar-benar pucat akibat kelelahan berlarian.

'Tumbet banget lo takut sama hantu. Biasanya lo ngelawan.'

"Gue ga tau, Tiba-tiba aja gua kayak ngerasa takut gitu."

'Cih gak LAKIK'

- Love Different Nature -

VOTE!

Hanya prolog, jadi sedikit

Love Different Nature [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang