14 days 3

556 54 11
                                    

Pulau Jeju

Siang itu cuaca sangat panas, mereka berempat kini tengah memanfaatkan waktu istirahat dengan memakan ice cream.

"Sing, mau makan ice cream ku?" Tanya Zayyan, rasa ice cream yang ia makan ternyata kurang sesuai dengan seleranya, makannya dia menawari Sing untuk memakannya.

"Aku tidak suka ice cream jeruk" tolak Sing.

"Wain?" Zayyan.

"Aku baru saja makan 2" Wain

Matanya kini beralih kepada sosok sang leader, Lex. Namun belum juga menawari, sang ketua malah langsung menolaknya terlebih dahulu.

"Aku kurang suka makan-makanan manis" ucapnya, memang benar, Lex memang kurang suka makanan manis, terlebih lagi jika kalian ingat, jatah kue Lex di setiap ulang tahun para membernya ia selalu berikan pada Zayyan. Karena ia tahu Zayyan sangat menyukai makanan manis.

namun karena ice cream stick yang ada di tangannya kini mulai meleleh, membuat tangan kanannya setika lengket. Dirinya kini mulai mencari tisu dan pergi ke kamar mandi.

"Jayyan-jayyan" geleng Sing dan dua lainnya.

.
.

Zayyan berlari terburu-buru ke dalam kamar mandi. Mencuci kedua tangannya yang lengket akibat ice cream nya yang telah mencair.

"Haa.. sayang banget, ku kira ice cream nya bakalan enak, taunya kaya rasa obat demam anak-anak yang dulu pernah aku coba" keluh Zayyan sambil mengelap kedua tangannya dengan handuk yang tergantung.

Tiba-tiba seorang pria dengan badan besar dan jangkung keluar dari salah satu bilik kamar mandi. Orang itu kini berdiri di samping watafel bersebelahan dengan Zayyan yang sedang mencuci kedua tangannya, dan tanpa di sengaja? Mata mereka berpapasan yang membuat keduanya berbicara dengan terkejut.

"Ka-kau?!" Zayyan.
"Kkauu?!"

"Kau jayyan kan? Member yang adikku suka?!" Paniknya.

"Kau pria yang sebelumnya menemukan handphone Seohon kan?!" Tanya berbarengan dengan Zayyan.

"I-iya?" Zayyan
"Iya!"

Jawab mereka berbarengan kembali. Keduanya terdiam sesaat, merasakan atmosfer yang canggung berada di antara mereka.

Sang pria jangkung yang mulai merasakan ke awkward-an di antara mereka mulai membuka percakapan kembali.

"Ah perkenalkan sebelumnya aku Soeham, Park Soe Ham" ucapnya sambil menjulurkan tangan kanannya kepada Zayyan.

"A-aku Zayyan, senang bertemu denganmu.. Soeham-nim" balas Zayyan sambil membalas uluran tangannya.

"Ah sebenarnya aku lebih tua dari mu Zayyan" ucap Soeham kepada Zayyan. Zayyan yang mengetahui itu seketika sedikit panik, pasalnya ia memanggil namanya tanpa sebutan untuk yang lebih tua, seharusnya ia tanya dulu kelahiran berapakah orang yang ada di depannya ini.

'dasar kau ini' Zayyan.

"Maaf! Maafkan aku! Sebelumnya aku masih kurang paham tentang budaya Korea. Jadi tanpa tau kelahiran berapa aku malah langsung menyebut namamu tanpa embel-embel. Maaf jika aku tidak sopan. Tapi kalau boleh tau kamu kelahiran berapa?" Tanya Zayyan sopan.

"Hahaha, tenang saja, aku tidak keberatan kok. Kau boleh panggil aku apa saja, tapi jujur aku lebih suka kau memanggilku dengan sebutan Hyung saja jayyan" Soeham sambil tersenyum menatap ke arah Zayyan.

"Ah!.. baiklah, maafkan aku sekali lagi Soeham hyung" ucap Zayyan sambil menundukkan badannya 90°.

"Jangan! Jangan membungkuk, aku kan jadi tidak enak! Idol seperti mu masa harus menunduk kepada orang biasa seperti ku, dan berhentilah meminta maaf kepadaku terus-menerus" larang Soeham pada Zayyan.

"Tidak apa Soeham hyung, lagi pula idol itu hanya profesi yang ku kerjakan bukan derajat yang aku tegakkan untuk merendahkan orang lain. Memangnya kalau aku idol aku tidak boleh menghormati orang yang lebih tua dari ku?, Dan aku akan berusaha untuk itu, jika aku tidak kebablasan tentunya" senyum Zayyan, yang dimana membuat Soeham kembali tersenyum kepadanya.

'tidak sia-sia aku terus berusaha untuknya. Lihatlah!, bukan hanya tampangnya saja yang seperti malaikat, tapi hatinya juga, jayyan ku yang manis'

"Hatimu sangat cantik jayyan-ah" sambil bergumam Soeham mengucapkan itu di depan Zayyan.

"Kenapa Soeham hyung?" Zayyan memastikan, karena suara Soeham yang terdengar seperti berbisik membuatnya tidak dapat mendengar apapun selain namanya yang di sebut.

"Ah!!  Aku lupa, aku ke sini bersama adikku, maukah kau bertemu dengannya sebentar saja?" Ajak Soeham. Namun melihat wajah Zayyan yang sedikit ragu membuatnya memutuskan untuk tidak jadi mengajaknya.

"Ehm! Sepertinya tidak usah, aku tahu kau pasti sibukkan?" Soeham.

"Maaf hyung, aku mau saja. Hanya.. setelah ini aku harus syuting untuk acara film lagi." Ucap Zayyan tidak enakkan.

"Tidak apa-apa jayyan-ah, aku mengerti kondisi mu kok. Jadi tenang saja, dan jangan tidak enakkan seperti itu terhadapku, aku jadi merasa kalau aku sedang membuat mu merasa bersalah lebih dalam" Soeham.

"Hehe iya Hyu-" Zayyan.

Kriett..

Pintu terbuka menampakkan sosok seorang pria dengan wajah tak asingnya.


































"Jayyan-ah! kenapa kau lama sekal-" Sing, dialah orang yang telah membuka pintu itu.

Sing yang melihat Zayyan tidak sendiri kembali menjaga sikapnya.

"Dia siapa? Jayyan?" Tanya Sing sedikit tidak suka menatap sosok yang berdiri di samping Zayyan-nya.

"Ah!.. aku lupa memperkenalkan, dia Park Soe Ham. Kau bisa memanggilnya Soeham hyung Sing" ucap Zayyan merasa senang telah memperkenalkan teman barunya kepada sahabatnya itu.

"Hyung?" Sing sedikit bingung.

"Dia orang yang telah mengembalikan handphonenya Seohon di hari pertama kita di Jeju." Ucap Zayyan menjelaskan.

"Ah, kalau begitu perkenalkan aku Sing, Mak Cung Sing. Aku lebih tua dari jayyan" ucap Sing memperkenalkan diri. Namun Zayyan yang kaget setelah mendengar penuturan Sing barusan kini mulai sedikit perotes.

"M-mweo?!" Zayyan kaget.

"Weo?" Tanya Sing dewasa. Menatap mata Zayyan seakan berkata 'diamlah, tak usah ikut campur urusan orang dewasa'.

Soeham memperkenalkan dirinya kepada Sing, membalas uluran tangan tersebut.

"Kalau begitu aku dan jayyan akan pergi, karena kami masih harus syuting acara film." Ajak Sing sambil menarik tangan Zayyan keluar dari dalam kamar mandi.

'menarik'

.
.

TBC

🙈

(Tuberculosis)

14 days xodiac - Zayyan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang