14 days 2

558 76 10
                                    

5.20 KST

Lex, Wain, Sing dan Zayyan kini sudah berada di bandara. Karena waktu yang sudah menipis mereka berempat terpaksa sarapan di restoran dalam bandara.

.
.

Untuk mempersingkat waktu mereka naik pesawat dari Seoul ke Jeju. Dan karena jadwal syuting yang akan di mulai 2 jam lagi.

Mereka langsung menuju ketempat syuting berada. Satu hari telah mereka lalui dengan sangat lelah.

"Apa kalian melihat handphone ku?"

Wain yang lupa kalau salah satu handphone ios nya tertinggal di tempat syuting seketika panik. Namun kepanikan itu hilang ketika handphone Zayyan tiba-tiba berdering dengan menunjukkan siapa pemanggil yang menelepon dirinya.

Park Seohon
Calling

Dia menunjukkan screen handphone nya kepada mereka bertiga. Setelah menunggu sang nama mengangguk Zayyan langsung mengangkat panggilan itu. Tak lupa ia menyalakan speaker agar yang lain dapat mendengarkan.

"Hallo?"

"Laki-laki" ucap Zayyan memastikan kepada teman-temannya.
"Hallo?" Zayyan.

"Ah, iya hallo? Sebelumnya aku ingin memberitahumu, adikku baru saja menemukan handphone dari toilet umum yang berada di dekat kuil **** . Tadinya aku ingin mengembalikannya sebelum malam. Namun karena pekerjaan aku baru bisa menelepon nya sekarang."

Mereka seketika bernafas dengan lega. Untung saja handphone itu di temukan oleh orang baik yang langsung mengembalikannya. Bagaimana jika handphonenya wain malah berkhir di tangan orang yang salah. Bisa gawat.

Tapi bagaimana orang itu bisa membuka kontak pesannya? padahal handphone nya memiliki pin sandi yang hanya di ketahui oleh Wain sendiri.

"Bilang padanya aku ingin berbicara" pinta Wain pada Zayyan.

"Ah baiklah, tapi teman ku yang memiliki handphone tersebut ingin berbicara dengan mu, jadi ku serahkan panggilan nya ya" Zayyan langsung memberikan handphone nya kepada Wain.

"Hallo? Bisakah kita bertemu sekarang?kau bisa mengirimkan alamatmu, aku dan manager ku akan ketempatmu malam i-" belum kelar Wain berbicara sang penelepon justru menghentikannnya.

"Jangan! Maksudku.., adikku adalah penggemar berat grup mu, terutama dia sangat suka dengan salah satu anggota dari kalian. Kalau tidak salah namanya ja-jayyan! Yah, jayyan. Bisakah aku saja yang langsung memberikan nya? Karena ada hadiah yang ingin dia berikan kepadanya" pintanya.

"Maaf tidak bisa, untuk itu kami harus bicarakan dahulu kepada manager"

"Apa yang dia katakan?" Tanya Lex penasaran.

"Dia bilang saudarinya adalah penggemar berat jayyan, dan dia ingin kemari. Namun aku langsung menolaknya" ucap Wain singkat dan jelas.

"Bagus, aku akan bilang ke manager. Kau suruh saja dia secepatnya untuk memberitahu keberadaan nya atau kau bisa gunakan pelacak nomor handphone IOS mu itu." Saran Lex pada Wain.

.
.

"Jadi gimana Seohon?" Tanya Zayyan setelah Wain datang ke kamarnya untuk mengembalikan handphone nya.

"Dia bilang aku akan menemuinya, tapi kau harus ikut jayyan, saudarinya memintanya kau datang." Terang Wain seketika lesu mengucapkan kalimat tersebut. Pasalnya dia tahu Zayyan pasti sedang sangat lelah karena seharian ini jadwal kita yang sangat padat.

"Oke! Ayo!" Senyum Zayyan cerah, seketika membuat wajah lesu Wain hilang tergantikan senyum lembut itu.

"Apa kau tidak masalah?" Khawatir Wain.

"Untuk apa?" Zayyan.

"Aku mengganggu waktu istirahat mu" Wain.

"Kau dan aku adalah keluarga, kita saudara" Zayyan sambil merangkul bahu Wain yang lebih tinggi darinya.

Wain mendengar itu hatinya seketika merasa terharu, sikap Zayyan yang selama ini ia pikir seperti anak-anak ternyata bisa menjadi hyung yang manis dan perhatian.

.
.

Mereka pergi bertiga, hanya berisi Wain, Zayyan dan salah satu staff manager. Menaiki mobil hitam listrik dengan kecepatan sedang di pertengahan malam yang mulai sunyi.

"Apakah benar disini tempatnya?" Tanya sang manager.

"Ah! Ne, manager-nim" ucap Wain.

"Baiklah aku akan tunggu di dalam mobil, kalian pergilah berdua" perintah manager.

Setelah Wain dan Zayyan keluar, mereka langsung melihat sesosok pria dengan tubuh besar dan tinggi berada di sebuah taman olahraga berdiri sendirian menatap mereka.

Zayyan yang sedikit ketakutan berjalan lebih pelan di belakang Wain.

"Maaf apa aku membuat kalian takut?"

"Ah tidak kami hanya sedikit kaget saja, btw dimana saudarimu?" Tanya Wain sedikit menaruh curiga pada sosok yang ada di depannya ini.

"Ouh.. adikku malu jadi ia tidak ikut, dia bilang mungkin dia akan jatuh pingsan bila dapat melihatnya secara langsung. Jadi ku pikir dia masih belum siap untuk bertemu dengan kalian sekarang. Ah! Kau Wain kan? Ini handphone mu, maaf sebelumnya karena terus ngotot ingin bertemu dengan salah satu temanmu." Matanya sambil melirik Zayyan yang masih berada di belakang Wain.

Wain yang merasa tatapan orang yang berada di depannya ini seperti mengincar orang yang berada di belakangnya buru-buru untuk mengakhiri pembicaraan ini.

"Kalau begitu terimakasih sebelumnya. Maaf telah mengganggu m-" sambil menarik tangan Zayyan untuk kembali ke parkiran, Wain yang tiba-tiba merasa Zayyan hanya terdiam kaku. Dia melihat kebelakang menyadari salah satu tangan temannya sedang di genggam erat oleh orang itu.

"Kumohon! Kumohon jangan pergi dulu!"

"Apa maksudmu?! Lepaskan tangannya sekarang!" Geram Wain, apa sebenarnya yang diinginkan pria besar ini pada Zayyan.

"Wain tenanglah" cicit Zayyan, tapi masih dapat di dengar oleh kedua orang itu.

"Adikku baru saja menyiapkan hadiah untuknya, jadi aku hanya ingin memberitahukan kepadanya."

"Hadiah?" Tanya Zayyan bingung.

"Saudariku adalah penggemar beratmu, dia menitipkan hadiah ini untukmu"

"Ah untukku? Baiklah kuterima, terimakasih sebelumnya" ucap Zayyan sambil menerima bingkisan yang lumayan besar ukurannya.

'lihatlah caranya tersenyum padaku, aku tahu dia pasti akan suka juga padaku'

"Maaf tapi kita harus pergi, ada manager yang masih menunggu kita" ucap Wain sambil menarik lengan Zayyan yang kosong.

Zayyan yang di tarik tiba-tiba membalikkan badannya pada pria misterius untuk membungkuk sedikit, sembari berterima kasih dalam gerakan mulutnya yang di akhiri dengan senyuman.

'ah lihatlah! senyumnya sangat manis, aku benar-benar ingin mengurungnya di dalam kamarku'

Tbc

Maaf kalo aneh dan gaje
Komentarmu sumberdayaku 🥺

(Tuberculosis)

14 days xodiac - Zayyan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang