Part 1
Roooaaaaarrr.
Raungan naga Holy Demonic Class terdengar hingga ke telinga Alan yang sedang sekarat setelah dikalahkan Laila.
Dia tak terluka parah, tapi dia tak terlalu peduli atau berencana memulihkan diri dan terus berbaring di lantai mall.
"Fufu fu, aku tak menyangka dia benar benar bisa mendapatkan naga Holy Demonic Class yang dia janjikan... guh!!"
Mulutnya mengeluarkan darah, tapi dia masih bisa tersenyum.
Alan tak tahu siapa dia. Dia tiba tiba datang dan menawarkan bantuan kepada Red Crow untuk mewujudkan keinginan mereka, yaitu membangkitkan Demon King. Tentu itu adalah sebuah harapan yang bisa dibilang kebohongan, namun sosok itu memberikan bukti kalau itu akan terwujud.
Dengan semua yang sosok itu tunjukan, itu telah memberikan harapan pada Alan untuk bertarung meskipun dia hanya menjadi bidak yang segera dibuang.
Itulah tekad dan sekaligus bukti kebenciannya pada dunia ini.
"Ha ha Hahahahahaaaaaaaaaaaa"
Dia tertawa puas.
"Shadow, aku harap kau berhasil mendapatkan benda itu, jika tidak, aku akan mengutukmu hingga ke neraka."
Lalu senyuman Alan langsung menghilang. Dia sekarang menunjukkan ekspresi serius, bahkan lebih serius daripada saat bertarung dengan Laila.
Itu adalah ekspresi seseorang yang bersiap mati. Alan lalu mengambil benda kotak di saku yang tertutupi armornya. Itu bukanlah kotak biasa, itu adalah pemicu bom yang sudah dia pasang di lantai 1 Sirei mall.
Ya. Sejak awal rencana melarikan diri tidak pernah ada. Itulah yang menyebabkan Alan tak ragu memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan lift dan tangga. Selama mereka bisa mengalihkan perhatian Knight dan memanggil naga Holy Demonic Class, maka misi mereka sudah sukses.
"Dengan ini semuanya berakhir."
Dia tersenyum lagi.
Dia akan meledakkan Mana Bomb yang memiliki daya ledak 10 kali lebih kuat dari bom normal. Dia akan mati bersama dengan seluruh Knight di mall dan teman temannya.
Dengan jempolnya, Alan menekan pemicu yang berada di tangannya.
Dia memejamkan matanya sambil tersenyum saat melakukan itu, tapi sebelum jempolnya menekan pemicu, dia mendengar sebuah suara.
Criinnnnnngg!
Itu adalah suara lonceng. Lalu sebuah pedang putih tiba tiba menancap di tangan Alan. Pedang putih itu juga menghancurkan pemicu bom hingga berkeping keping.
"Gaaah!"
Alan berteriak karena rasa sakit yang berasal dari telapak tangannya. Kini tak hanya dadanya yang terluka, tapi juga telapak tangannya.
Tap tap tap tap. Dia mendengar suara langkah kaki yang perlahan mendekatinya.
Langkah kaki itu berasal dari seorang pemuda yang berpakaian seragam sekolah sihir Kuryuu Academy seperti Laila.
Pemuda berambut hitam dan memiliki mata hitam yang tajam bagai dewa kematian.
"Hei paman, apa kau tahu yang kau lakukan itu bisa membuat kita terkubur hidup hidup?"
Kuro berbicara dengan nada santai kepada Alan. Dia juga mengatakan kalau dia sudah tahu apa yang akan Alan lakukan.
"Ha haaha.. aku benar benar tak beruntung kali ini. Aku bertarung dengan seorang putri paladin dan kalah, lalu kau datang dan menghalangi rencanaku, ya ampun .. aku benar benar sial!'"
KAMU SEDANG MEMBACA
Battle War ; Magic, Sword and Dragon.
FantasíaGenre: Fantasy, Romance, Action, Harem, Ecchi, Light Novel Indonesia NB; kurang cocok untuk pembaca di bawah umur 15 thn [Winner Wattys 2018 kategori The Worldbuilders] Thanks atas semua dukungannya. 😀😀😀 Status; Pindah ke Noveltoon Sinopsis; Per...